Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
21 pages
1 file
askep
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).
Nama RS : Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma Tanggal MRS : 28 -11 -2005 Jam : 21.28 wib Tanggal pengkajian : 5 -12 -2005 Jam : 11.00 wib PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Tn. S, No. Rekam Medis : 296 82 95, umur 50 tahun, laki-laki, Islam, Betawi, kawin, tidak bekerja, Alamat: Jln. Minangkabau Dalam No. 27 RT 005/14 Menteng Atas Setia Budi Jakarta Selatan Diagnosa masuk : STEMI 2. Riwayat penyakit sekarang Alasan utama MRS : Pasien mengeluh nyeri dada kiri menjalar ke tangan dan dagu terus menerus tidak hilang dengan istirahat. Keringat dingin, sesak napas, orthopnea. Sesak-sesak mulai 3 hari yang lalu sebelum MRS, memberat, mual, muntah, demam. Keluhan utama : Saat MRS, nyeri dada kiri menjalar ke tangan dan dagu terus menerus tidak hilang dengan istirahat. Pada hari perawatan ke 4 tanggal 1-12-2005 terjadi serangan berulang dengan nyeri dan karakteristik yang sama. Saat pengkajian keluhan utama adalah cemas tentang penyakit dan kesembuhannya dengan sering bertanya kepada pengkaji. Upaya yang telah dilakukan :
ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul. B. Etiologi Menurut etiologinya, kista ovarium dibagi menjadi dua, yaitu (Ignativicius, Bayne, 1991) : 1. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, diantaranya adalah : 1. Kista non fungsional Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam kortek. 2. Kista fungsional Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah ovulasi. Kista tuka lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimulasi ovarium.
A. Latar belakang Demensia adalah sebuah sindrome karna penyakit otak, bersifat kronis atau progresif dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi termasuk : memori, berfikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar, kemampuan dan penilaian kesadaran tidak terganggu.
Secara umum mutu pelayanan kesehatan di Indonesia masih relative belum professional. Hal ini bisa di lihat dengan adanya kemampuan professional terbatas, pengaturan tugas yang kurang efektif, dan fasilitas maupun alat. Yang kurang memadai. Kondisi seperti ini akibat relatife masih kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan maupun adanya krisis moral para pelaku pelayan kesehatan akibat krisis di berbagai bidang yang berkepanjangan (suara merdeka 14 november 2002). Di sisi lain, era globalisasi dengan berbagai konsekuensinya seperti tuntutan pelayan rumah sakit yang semakin kompetitif menuntut petugas kesehatan untuk bertindak professional. Situasi ini menuntut para pembaharu di bidang keperawatan untuk mengembangkan suatu metode pemberian asuhan keperawatan untuk dapat diimplementasikan dalam pengorganisasian ruang keperawatan sehingga dapat menjamin dan meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan. Dalam rangka mendayagunakan tenaga keperawatan yang tersedia di rumah sakit, ada beberapa metode yang dapat di implementasikan dengan metode penugasan dalam bentuk metode pemberian asuhan keperawatan. Ada lima metode pemberian asuhan keperawatan yang dikenal, antara lain metode fungsional, tim, keperawatan primer, modular, dan menejemen kasus keperawatan. A. METODE FUNGSIONAL Metode ini diterapkan dalam penguasaan pekerja didunia industri ketika setiap pekerja dipusatkan pada saatu tugas atau aktifitas. Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan menggunakan metode fungsional, setiap perawat mempperoleh suatu tugas (kemungkinan bisa lebih) untuk semua pasien diunit/ruang tempat perawat tersebut bekerja. Disatu unit/ruangan, seorang perawat diberikan tugas mennyuntik maka perawat tersebut bertanggung jawab untuk memberikan program pengobatan melalui suntikan kepada semua pasien di unit/ruangan tersebut. Contoh penugasan yang lain adalah membagi obat per oral, mengganti balut, pendidikan kesehatan pada pasien yang akan pulang, dan sebagainya. Metode fungsional ini efisien, akan tetapi penugasan seperti ini tidak dapat memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat. Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bias dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawatan yang dibeikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai tugas yang dibebankan kepada perawat. Disamping itu asuhan keperawatan yang diberikan tidak professional yang berdasarkan pada masalah pasien. Perawat senior cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas administrasi dan manajerial. Sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada perawat junior. Sekalipun metode fungsional dalam pemberian asuhan keperawatan ini membosankan perawat karena hanya berorientasi pada tugas, tetapi metode ini baik dan berguna untuk situasi di rumah sakit dengan ketenagaan perawat yang kurang. Metode ini juga dapat memberikan kepuasan kepada pasien yang membutuhkan pelayanan secara rutin. 1. Keuntungan dan Kerugian metode fungsional Penerapan metode fungsional dalam pemberiaan asuhan keperawatan kepada pasien memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan dan metode fungsional yaitu:
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.