Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Era milenial adalah era digital dan on line. Di era milenial dimana teknologi digital dapat diakses oleh hampir semua kalangan, informasi berkembang dengan pesat dan penyebarannya semakin cepat 1 . Era millenial sering dikaitkan dengan era disrupsi (disruption era). Era disrupsi yaitu terjadinya perubahan yang sangat radikal menembus tantangan dan hambatan. Hal paling parah dari era ini adalah terjadinya penjungkir balikan sistem dan tatanan yang dianggap mapan dan sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya, berganti dengan sistem baru yang dilakukan oleh anak-anak muda.
ABSTRAK Islam adalah agama yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi setiap muslim di seluruh dunia, dengan berbagai background alamiah, tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek alqur'an dan hadis. Persentuhan Islam dengan dinamika kehidupan masyarakat dalam berbagai lapisan dan dinamikanya serta gerak progresif perubahan zaman telah membawa Islam untuk dan dipaksa terlibat dengan berbagai isu kontemporer dinamika kehidupan, yang sangat boleh jadi, tidak terjadi dan karenanya tidak dikenal pada masyarakat sebelumnya. Studi Islam di era disrupsi dan millennium harus memperhatikan perkembangan dunia mutakhir ini. Ada beberapa agenda yang perlu diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, supaya Islam mampu bersaing dengan dunia modern dan tampil sebagai alternatif bagi dekadensi peradaban Barat. Studi Islam hendaknya dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu munculnya peradaban Islam. Kata Kunci: Studi Islam Interdisipliner, Era Disrupsi, Era Milenial. Pendahuluan Al-qur'an sebagai sumber dasar dan as-sunah merupakan sumber operasionalnya. sedangkan al-ijtihad, pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah-masalah kehidupan sosial budaya umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat serta zaman tertentu. Dengan ijtihad tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan peradaban umat Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem ijtihad tersebut merupakan sumber dinamika dari ajaran Islam. Dengan berdasarkan ketiga sumber tersebut, yakni Al-qur'an sebagai sumber dasarnya, as-sunah/al-hadist sebagai sumber operasionalnya, dan al-ijtihad sebagai sumber dinamikanya, maka ajaran Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang sejarahnya, sehingga mewujudkan dan membentuk suatu sistem kebudayaan dan peradaban yang lengkap dan sempurna secara dinamis, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam naungan sistem dan lingkungan budaya serta peradaban Islam yang demikian itulah maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang demikian itulah maka manusia akan
Islam saat ini ialah agama yang mendapat sorotan tajam dunia sejak peristiwa WTC pada 11 September 2001. Sejak peristiwa tersebut banyak peneliti Barat yang tertarik untuk mempelajari Islam dengan berbagai pendekatan yang mereka miliki. Di mata dunia khususnya Barat, Islam identik sebagai kelompok teroris, kekerasan, dan radikalisme. Di era millennial ini seiring dengan munculnya gerakan-gerakan radikal baik yang berskala internasional seperti ISIS, maupun yang berskala lokal dalam suatu negara, semakin mengikis citra Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Gerakan radikal dalam Islam merupakan bentuk ekstrim dari pemikiran kelompok-kelompok Islam yang mengedepankan semangat dekonstruksi pemikiran Islam yang telah mapan di tengah laju modernitas dan pengaruh paham Barat. Pemikiran radikalisme Islam atau dalam konteks ini penulis menyamakannya dengan istilah pemikiran fundamentalisme Islam, menurut Hashemi (2011:49) kebangkitannya didorong oleh suatu kondisi sosial. Proses modernisasi yang sedemikian cepat dalam masyarakat tradisional terkadang menghasilkan penafsiran radikal tentang agama sebagai respon terhadap dislokasi sosial dan ketidakpastian politik. Fundamentalisme Islam adalah sebuah fenomena sosial yang jauh lebih kompleks daripada yang selama ini dianggap dan dalam jangka panjangnya mungkin memiliki keuntungan laten bagi pembangunan demokrasi liberal di dunia Islam (Hashemi, 2011:49). Demokrasi memiliki beragam varian makna. Namun dalam dunia modern demokrasi memiliki makna bahwa kekuasaan tertinggi dalam urusan-urusan politik ada di tangan rakyat. Sebagaimana yang dikemukakan Abraham Lincoln dalam Masdar (1999:29) bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat (government of the people, by the people, for the people). Secara umum
ABSTRAK Islam adalah agama yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi setiap muslim di seluruh dunia, dengan berbagai background alamiah, tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek alqur'an dan hadis. Persentuhan Islam dengan dinamika kehidupan masyarakat dalam berbagai lapisan dan dinamikanya serta gerak progresif perubahan zaman telah membawa Islam untuk dan dipaksa terlibat dengan berbagai isu kontemporer dinamika kehidupan, yang sangat boleh jadi, tidak terjadi dan karenanya tidak dikenal pada masyarakat sebelumnya. Studi Islam di era disrupsi dan millennium harus memperhatikan perkembangan dunia mutakhir ini. Ada beberapa agenda yang perlu diselesaikan kaum Muslimin pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, supaya Islam mampu bersaing dengan dunia modern dan tampil sebagai alternatif bagi dekadensi peradaban Barat. Studi Islam hendaknya dilakukan dengan jangkauan yang luas, yaitu munculnya peradaban Islam. Kata Kunci: Studi Islam Interdisipliner, Era Disrupsi, Era Milenial. Pendahuluan Al-qur'an sebagai sumber dasar dan as-sunah merupakan sumber operasionalnya. sedangkan al-ijtihad, pada dasarnya adalah penggunaan segenap daya dan kemampuan akal dan intelektual manusia untuk memahami, mengambil kebijaksanaan, serta menetapkan hukum terhadap masalah-masalah kehidupan sosial budaya umat manusia yang timbul dalam lingkungan dan tempat serta zaman tertentu. Dengan ijtihad tersebut menjadikan ajaran Islam berkembang secara terpadu dengan perkembangan budaya dan peradaban umat Islam. Dapat pula dikatakan bahwa sistem ijtihad tersebut merupakan sumber dinamika dari ajaran Islam. Dengan berdasarkan ketiga sumber tersebut, yakni Al-qur'an sebagai sumber dasarnya, as-sunah/al-hadist sebagai sumber operasionalnya, dan al-ijtihad sebagai sumber dinamikanya, maka ajaran Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang sejarahnya, sehingga mewujudkan dan membentuk suatu sistem kebudayaan dan peradaban yang lengkap dan sempurna secara dinamis, yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam naungan sistem dan lingkungan budaya serta peradaban Islam yang demikian itulah maka manusia akan mendapatkan kehidupan yang demikian itulah maka manusia akan
Islam sebagai Rahmatan lil 'alamin mempunyai berbagai makna, islam yang menjunjung tinggi hak dan martabat manusia, serta islam yang memberikan kasih sayang dan manfaat bagi seluruh umat manusia. Dari sini, Islam menggariskan bahwa semua pengetahuan bersifat universal dan berperikemanusiaan. Umat Islam, mulai dari kalangan skripturalisfundamentalis sampai kontekstualis-liberal hingga kini masih satu pandangan dan keyakinan bahwa al-Quran merupakan kitab utama yang berkedudukan tertinggi. Diturunkannya al-Quran ke muka bumi diimani sebagai panduan umat manusia (huda al-linnas) dalam menjalani kehidupan di dunia. Karena itu pula al-Quran dipercaya sebagai sumber nilai obyektif, universal dan abadi. Ajaran al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan (as-Syumul). Juga mencakup seluruh ruang lingkup kehidupan, mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, Negara dan bahkan global (internasional). Dalam Sardar (2000: 48) disebutkan bahwa Pengetahuan Islam juga harus dibuat dalam bentuk norma agar dapat diterima secara universal. Karena semua epistemologis berasal dari konsep yang universal, maka mengandung nilai yang berlaku selamanya, dan menyangkut seluruh umat manusia.
Era milenial adalah era digital dan on line. Di era milenial dimana teknologi digital dapat diakses oleh hampir semua kalangan, informasi berkembang dengan pesat dan penyebarannya semakin cepat 1 . Era millenial sering dikaitkan dengan era disrupsi (disruption era). Era disrupsi yaitu terjadinya perubahan yang sangat radikal menembus tantangan dan hambatan. Hal paling parah dari era ini adalah terjadinya penjungkir balikan sistem dan tatanan yang dianggap mapan dan sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya, berganti dengan sistem baru yang dilakukan oleh anak-anak muda.
Islam adalah agama yang menjadi acuan dan pedoman hidup bagi setiap muslim di seluruh dunia, dengan berbagai background alamiah, tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek alqur'an dan hadis.
Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
Era disrupsi yang sarat dengan serba teknologi dan digitalisasi telah mengubah kehidupan manusia, teknologi dan digitalisasi menjadi elemen yang tak terpisahkan dari tren sosial, ekonomi, politik, pendidikan, agama sampai tata aturan nilai hidup. Situasi ini mengancam sikap mental dan karakter setiap elemen masyarakat, menjauhkan nilai dan hubungan silaturahmi yang hakiki dalam pertemuan tatap muka. Merubah mental perjuangan menjadi instan tanpa proses upaya pelik yang membutuhkan usaha yang keras. Kondisi tersebut merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia.Dalam kondisi seperti ini, pendidikan karakter islami menjadi sangat penting perannya dalam kehidupan masyarakat. Karena pendidikan karekter islami mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyiapkan generasi yang unggul dan bermoral di era yang penuh dengan tantangan dan keterbukaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data diambil dari berbagai dokumen dengan teknik pengumpulan da...
Kata studi Islam merupakan gabungan dari dua kata, yaitu studi dan Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu keterampilan. Sementara Muhammad Hatta mengartikan studi sebagai mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan, mencari pengetahuan tentang sesuatunya di dalaam hubungan sebab dan akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dan dengan metode tertentu pula. 1 Istilah "Islamic Studies" atau Studi Islam kini telah diperguna kan dalam jumal-jurnal profesional, departemen akademik, dan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang mencakup bidang pengkajian dan penelitian yang luas, yakni seluruh yang memiliki di mensi "Islam" dan keterkaitan dengannya. Rujukan pada Islam, apakah dalam pengertian kebudayaan, peradaban, atau tradisi keagamaan, telah sernakin sering dipakai dengan munculnya sejumlah besar literatur dalarn berbagai bahasa Eropa atau Barat pada umumnya yang berkenaan dengan paham Islam politik, atan Islamisme. Literatur-literatur tersebut berbicara tentang perbankan Islam, ekonomi Islam, tatanan politik Islam, demokrasi Islam, hak-hak asasi manusia Islam, dan sebagainya. Sejumlah buku-buku terlaris sejak tahun 1980 berhuhungan dengan juduljudul "Islam" dan hal-hal yang berkaitan dengan kata sifat "Islami", yang menunjukkan betapa semua itu telah diisti1ahkan dengan sebutan "Islamic Studies" di dunia akademik. Bertolak dari pengertian pendidikan menurut pandangan Islam diatas, dan mengingat betapa luas dan kompleksitasnya Risalah Islamiah, maka dapat disimpulkan pendidikan Islam adalah :"Segala usaha untuk memeliahara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan 1 M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam,(Semarang: Pustaka Nuun, 2010), hlm., 29. 2 ajaran-ajaran Islam menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam." 2 Kita dapat mengemukakan dua pendekatan mengenai Islamic Studies, yaitu definisi Sempit dan definisi yang lebih luas pendekatan pertama melihat Islamic Studies sebagai suatu disiplin dengan metodologi, materi dan teksteks kuncinya sendiri, bidang studi ini dapat didefinisikan sebagai studi tentang tradisi teks-teks keagamaan klasik dan ilmu-ilmu keagamaan klasik dan memperluas ruang lingkupnya berarti akan mengurangj kualitas kajiannya. Di samping itu, Islamic Studies berbeda dengan ilmu-ilmu humaniora dan ilmu-ilmu sosial dan akan diperlemah bila pendidikan berbasis kepercayaan tentang Islam dan studi tentang Islam lintas disiplin berdasarkan kepada dua disiplin tersebut. Mesti ada perbedaan nyata antara antropologi dan ilmu-ilrnu sosial lainnya, dan islamic Studies hanya sebagai distingsi yang dibuat dalam hubungannya dengan disiplin disiplin lainnya seperti Christian Studies. Menurut definisi ini, Islamic Studies mengimplikasikan: Pertarna, studi tentang disiplin dan tradisi intelektual keagamaan klasik menjadi inti dari Islamic Studies, karena ada di jantung kebudayaan yang dipelajari dalam peradaban Islam dan agama Islam, dan karena banyak Muslim terpelaiar masih memandangnya sebagai persoalan penting. Pengertian Islamic Studies sebagai studi tentang teks-teks Arab pramodern utamanya karena itu mesti dipertahankan. Keterampilan utama yang dibutuhkan adalah bahasa Arab. Kedua, Islamic Studies adalah suatu bidang yang sempit. Upaya-upaya untuk memperluas bidang kajiannya dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas kajian. Namun demikian, bidang ini terus menghadapi tekanan komersial untuk memperluas ruang lingkupnya dengan memasukkan misalnya, studi tentang pengohatan dan keuangan Islam. Namun, imperative utarnanya adalah mempertahankan kualitas hasilnya. Penelitian dan pengajaran dalam wilayah-wilayah yang berada di luar definisi Islamic Studies yang sempit 2 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm., 26-31. 3 mesti diupayakan secara kolaboratif dengan kalangan spesialis luar yang berkualitas. Ketiga, pendidikan berbasis keimanan bagi Muslim mengenai Islam, dan studi lintas disiplin tentang Islam yang bersandar kepada ilmu-ilmu humaniora dan ilmu-ilmti sosial, keduanya memberikan tujuan yang berrnanfaat. Namun, Islamic Studies bagaimanapun berheda dngan keduanya dan jangan dipertipis garis batasnya. Yang diharapkan ialah upaya memperkaya dua bidang lainnya. Minat ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial terhadap Islam memang dapat dibenarkan, namun jangan dipaksa untuk diistilahkan sebagai Islamic Studies. 3
Maria Nurul Qoyyimah, 2018
2021
The development of technology that have an impact on life lead to various problems. In this case, religion is expected to be a solution to the problems of human life. However, the stagnation in the Islamic world that is felt by some Muslim scientists requires a way out, so that Islam can answer all the challenges of life at all times. This is where the urgency of an interdisciplinary Islamic studies. A progressive-comprehensive study of Islam. A Comprehensive study in which there is no fragmentation which results in literal-textual thinking. A progressive study in which Islam is a religion that is sholih li kulli zaman wal makan so that it is able to answer currents problems even in the future.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan, 2019
2019
BUAF Committee, 2019
Jurnal Teknologi dan Bisnis
Profetika: Jurnal Studi Islam
Tribun Jogja, 2020
DAR EL-ILMI : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora, 2020
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2019
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 2020