Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam organisasi.Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi di buat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan pelaksanaan misinya di kelola dan di urus manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi. Selanjutnya berarti MSDM mengatur SDM berdasarkan visi organisasi agar tujuan organisasi tercapai secara optimum. Peran strategis SDM juga dapat di elaborasikan dari segi teori sumber daya manusia dimana fungsi perusahaan adalah mengarahkan memotivasi karyawanyya untuk lebih baik lagi dalam manjalankan tugasnya. Perubahan-perubahan fundamental dalam lingkungan bisnis telah mengakibatkan perubahan dramatis pada sifat-sifat penting sistem sumberdaya manusia (SDM) dan menunjukkan makin pentingnya SDM bagi bisnis. Pesatnya perkembangan teknologi, pergeseran demografi, fluktuasi ekonomi, dan kondisi dinamis menyebabkan lingkungan bisnis menjadi penuh ketidakpastian, semakin kompleks, dan cepat berubah. Menghadapi kondisi tersebut, setiap organisasi dituntut untuk segera berubah dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang makin kompetitif melalui transformasi organisasi. Manajer juga harus pandai dalam mengatur posisi karyawannnya mempertimbangkan karakteristik dari stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas-tugasnya sesuai kemampuannya untuk menggapai tujuan organisasi secara lebih maksimal. Untuk menunjang kesuksesan perusahaan diperlukan pengintegrasian fungsi SDM melalui praktek-praktek SDM dalam strategi bisnis perusahaan. Pemilihan dan penerapan strategi bisnis yang tepat akan sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang berperan penting dalam kegiatan operasional perusahaan, merencanakan dan melaksanakan strategi bisnis yang ditetapkan. Pengintegrasian fungsi SDM dalam perencanaan strategi bisnis ini dimaksudkan untuk memberdayakan SDM yang dimiliki dalam pengelolaan berbagai unit kerja dalam organisasi agar proses pengelolaan sumber-sumber daya tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Sumber Daya Manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, Karena itu keberadaanya dalam organisasi atau perusahaan tidak bisa di gantikan oleh sumber daya lainya. Betapapun modern teknologi yang di gunakan atau seberapa banyak dana yang di
phaerudin
Tugas Pembahasan Organisasi Papua Merdeka dan dampak dari Hoax Rasialisme.
Introduction: The importance of reflective practice is recognized by the adoption of a reflective learning model in continuing medical education (CME), but little is known about how to evaluate reflective learning in CME. Reflective learning seldom is defined in terms of specific cognitive processes or observable performances. Competencybased evaluation rarely is used for evaluating CME effects. To bridge this gap, reflective learning was defined operationally in a reflective learning framework (RLF). The operationalization supports observations, documentation, and evaluation of reflective learning performances in CME, and in clinical practice. In this study, the RLF was refined and validated as physician performance was evaluated in a CME e-learning activity. Methods: Qualitative multiple-case study wherein 473 practicing family physicians commented on research-based synopses after reading and rating them as an on-line CME learning activity. These comments formed 2029 cases from which cognitive tasks were extracted as defined by the RLF with the use of a thematic analysis. Frequencies of cognitive tasks were compared in a cross-case analysis. Results: Four RLF cognitive processes and 12 tasks were supported. Reflective learning was defined as 4 interrelated cognitive processes: Interpretation, Validation, Generalization, and Change, which were specified by 3 observable cognitive tasks, respectively. These 12 tasks and related characteristics were described in an RLF codebook for future use. Discussion: Reflective learning performances of family physicians were evaluated. The RLF and its codebook can be used for integrating reflective learning into CME curricula and for developing competency-based assessment. Future research on potential uses of the RLF should involve participation of CME stakeholders.
Al-Qur an merupakan kitab suci yang diwahyukan oleh Allah kepada " Rasul-Nya yaitu Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk sekaligus penyelamat umat manusia. Oleh karena itu al-Qur'an senantiasa kaya akan makna. Sehingga dalam memahami al-Qur'an juga diperlukan ilmu-ilmu perantara, seperti yang dibahas dalam "Ulumu al-Qur'an." Sehingga dalam menafsirkan Al-Qur an, kita harus dapat mengetahui " kaedah-kaedahnya. Apalagi untuk menetapkan suatu hukum. Dalam ilmu ushul fiqh, pemaknaan lafal Al-Qur'an yang digunakan untuk menentukan suatu hukum ada empat, yaitu mutlaq, muqayyad, mantuq, dan mafhum. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang "Muthlaq dan Muqayyad."
1. Apa yang menjadi kajian dari matakuliah ISBD? a. Pengantar ISBD b. Manusia sebagai makhluk budaya c. Manusia dan peradaban d. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial e. Manusia, keragaman, dan kesederajatan f. Nilai, norma, moralitas dan hukum g. Manusia, sains, teknologi dan seni h. Manusia dan lingkungan 2. Sebutkan dan jelaskan misi dari matakuliah ISBD? Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu, makhluk sosial yang beradab, bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya. 3. Apakah yang dimaksud dengan masalah sosial? Jelaskan! Masalah sosial merupakan kondisi atau sitiusi sosial yang dinilai orang sebagai kondisi yang tidak enak dan mengganggu. Suatu kondisi disebut masalah sosial atau tidak tergantung pada orang atau pihak yang memberikan penilaian dan alasan penilaiannya. 4. Apakah perbedaan antara Pengetahuan Budaya dengan Ilmu Budaya Dasar? Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalahmasalah manusia dan budaya. 5. Kompetensi dasar apakah yang ingin dicapai setelah mempelajari ISBD? Menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman, kesederajatan, dan kebermanfaatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam berkehidupan bermasyarakat. Memahami dan menghormati estetika, etika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi ketentuan dan kesejahteraan hidup dalam menata kehidupan bersama di dalam masyarakat. 6. Mengapa ISBD wajib diberikan kepada mahasiswa yang memiliki latar belakang Ilmu Alam? Hal ini dimaksudkan agar pendekatan social dan budaya senantiasa dipertimbangkan dan melandasi setiap upaya mencari solusi atas pemecahan dari masalah alam yang mereka hadapi. dengan demikian manusia sebagai calon ilmuwan dan professional harapan bangsa mampu bertindak secara arif dan bijaksana.
Skripsi hubungan pengetahuan remaja tentang dampak rokok bagi kesehatan dengan sikap siswa terhadap rokok di SMKN 1 Makassar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang, walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang menyatakan bahayanya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan bangga menghisap rokok di tempat-tempat umum, kantor, rumah, jalan-jalan, dan sebagainya. Di tempat-tempat yang telah diberi tanda "dilarang merokok" sebagian orang ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok (Soetjiningsih,2004). Data dari hasil laporan Word Health Organitation (WHO) tahun 2008 dengan statistik jumlah perokok 1.35 miliar orang. Di Indonesia Perokok dari kalangan anak-anak dan remaja adalah sebagai berikut : anak/remaja pria (24.1 %), anak/remaja wanita (4.0 %) atau anak/remaja
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban Setiap permasalahan yang diteliti memiliki karakteristik yang berbeda-beda oleh karena itu dibutuhkan pula metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Ada berbagai metode penelitian yang dapat dilakukan untuk menyelediki masalah dan mendapatkan pemecahannya, salah satunya adalah dengan metode studi kasus (case study).
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan telinga kirinya keluar cairan berwarna putih kental dan bau yang kemungkinan diawali oleh adanya infeksi yang biasanya virus, tapi juga bisa alergi dan kondisi inflamasi yang mengikut sertakan tuba eustacius dalam perjalanannya. Terutama pada kasus ini kemungkinan adalah akibat alergi debu sehingga timbul gejala rhinitis alergika yang merupakan faktor resiko terjadinya otitis media akut, akibatnya terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius. Tuba Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada telinga tengah, dengan kata lain, hal ini menyebabkan produksi berlebih atau efusi dan gangguan pembersihan mukus. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan stasis, refluks dan aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba Eustachius. Mukosa telinga tengah bergantung pada tuba Eustachius untuk mengatur proses ventilasi yang berkelanjutan dari nasofaring. Jika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengaktivasi proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi cairan ke dalam telinga tengah. Ini merupakan faktor pencetus terjadinya OMA. Bila tuba Eustachius tersumbat, drainase telinga tengah terganggu, mengalami infeksi serta terjadi akumulasi sekret ditelinga tengah, kemudian terjadi proliferasi mikroba patogen pada sekret. Akibat dari infeksi virus saluran pernapasan atas, sitokin dan mediator-mediator inflamasi yang dilepaskan akan menyebabkan disfungsi tuba Eustachius. Virus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi dan adhesi bakteri, sehingga menganggu pertahanan imum pasien terhadap infeksi bakteri. Produksi mukus berlebih akibat adanya perasan karena terciptanya tekanan negatif pada telinga tengah, ditambah dengan akumulasi debris mukus akibat adanya proses inflamasi, maka timbullah gejala berupa keluarnya cairan putih kental (otorea) dan bau. Diketahui sebelumnya pasien demam tinggi disertai nyeri pada telinga kirinya, rewel dan sukar tidur. Demam tinggi kemungkinan dikarenakan adanya reaksi sistemik akibat infeksi pada telinga tengah, yang kemudian diikuti dengan nyeri pada telinga kiri pasien akibat adanya proses inflamasi sehingga menyebabkan pasien rewel dan sukar tidur.
Yayasan Pencinta Danau Toba (Lake Toba Heritage Foundation), 2014