Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Praktikum Teknologi Benih Acara 1 Mengenal Alat-alat Teknologi Benih dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam pengujian kualitas benih) dan mencoba untuk menggunakannya secara benar. Alat-alat teknologi benih yang dikenalkan dan diidentifikasi, yaitu pinse, scalpel, hand counter, cawan petri, thermohygrometer, petridish, grain analyzer, gelas ukur, gelas beker, mortar dan penumbuknya, timbangan elektrik, moisture tester, seed devider, germinator, scarifier, seed sampler, purity desk, incubator, magnifier, refrigerator, sieves, oven, seed trier type probe, seed trier type nobe, bak perkecambahan plastic dan seng, desikator, grinder, electro conductivity meter, grain counter. Adapun metodologi yang digunakan dalam pengenalan alat-alat teknologi benih ini adalah dengan cara menggambar alat-alat tersebut dan menuliskan spesifikasinya berupa nama, keterangan gambar, sifat, sumber energi, fungsi, prinsip kerja, dan deskripsi dari masing-masing alat tersebut, serta kelebihan dan kekurangannya. Masing-masing alat mempunyai spesifikasi kegunaan tersendiri, yang dapat tergolong kedalam alat untuk pengambilan contoh benih, pengujian daya tumbuh, pengujian kemurnian benih, pengujian kadar air benih, dan alat-alat lain.
Makalah disampaikan dalam "Kegiatan Manajemen dan Pengelolaan Lab Sains" Tanggal 7 Januari 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM IPA
Bahan ajar praktikum kimia dasar
Dibuat oleh : Nama : Rizky Insirawati NIM : 856987649 Kelas : 1C PGSD BI Semester : 1 (satu) Pokjar : Kedaton Kota Bandar Lampung FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA BANDAR LAMPUNG PERCOBAAN 1 A. JUDUL PRAKTIKUM Ekosistem Darat B. TUJUAN PERCOBAAN Membandingkan komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan C. ALAT DAN BAHAN 1. Seperangkat alat tulis 2. Loup/kaca pembesar 3. Barometer 4. Lingkungan sekitar D. LANDASAN TEORI Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional yang menyangkut proses interaksi dari orgenisme dengan lingkungannya meliputi aliran,energi, rantai/jaring makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Suatu ekosistem terdapat komponen biotik, yang terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen (hewan), dan dekomposer (pengurai), serta suatu komponen abiotik yang terdiri dari bahan anorganik, bahan organik, dan kondisi iklim. Dengan demikian setiap ekosistem mempunyai keenam jenis komponen pembentuknya yang saling berinteraksi. Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat dua jenis ekosistem yaitu ekosistem alami misalnya hutan, padang rumput, laut, danau, padang pasir, pantai, dan ekosistem buatan misalnya kolam ikan, sawah, ladang/kebun, akuarium. E. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Tentukan ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat Anda mengajar yang akan kita amati komponen-komponennya. 2. Setalh anda temukan tempatnya, kemudian amatu komponen-komponen abiotiknya meliputi suhu udara, pencahayaan, angin, jenis/warna tanah. 3. Untuk mengetahui suhu udara gunakan barometer, sementara untuk mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah Anda dapat memperkirakannya. 4. Catat semua data pada Tabel 2.1 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini. 5. Setelah mengamati komponen abiotik, Anda perhatikan komponen biotiknya. Catatlah semua makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut. 6. Mulailah mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada. Jika dapat lengkapi dengan nama latinnya. 7. Catat semua jenis hewan sebagai konsumen yang Anda temui di ekosistem tersebut, baik yang tetap maupun yang hanya singgah (hewan terbang) 8. Amati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat di dalam tanah/dekat permukaan, atau pada sela-sela daun/batang. Gunakan kaca pembesar jika perlu. 9. Semua data dicatat pada Tabel 2.2 dalam Lembar Kerja di belakang modul ini. 10. Sebagai pembanding, tentukan suatu ekosistem darat buatan yang ada di sekitar tempat tinggal atau sekolah tempat mengajar Anda. 11. Lakukan semua kegiatan dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 seperti diatas. Kemudian semua data dicatat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 dalam Lembar Kerja di belakang modul. 12. Buat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua tipe ekosistem tersebut. F. HASIL PENGAMATAN Tabel 2.1 Komponen abiotik ekosistem darat alami No. Komponanabiotik Kondisi/keadaan I. KESIMPULAN Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, ada air, tanah dan udaranya. Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak dikendalikan jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun Ekosistem darat alami lebih lengkap dibandingkan ekosistem darat buatan. J. JAWABAN PERTANYAAN Komponen biotic pada ekosistem darat alami lebih banyak dibandingkan dengan ekosistem darat buatan. Karena Ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis makhluk hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia. K. DAFTAR PUSTAKA Rumanta, Maman. 2019. Praktikum IPA di SD. Banten. Universitas Terbuka. FOTO PRAKTIKUM PERCOBAAN 2 JUDUL PERCOBAAN Ekosistem Perairan TUJUAN PERCOBAAN Mengamati komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem perairan. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Tulis 2. Loup/kaca pembesar 3. Barometer 4. Termometer 5. Lingkungan sekitar
: Alifinar Nura Aisa NIM : 836903284 Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu di SD Pokjar : Kab. Magelang (Tempuran) UPB-JJ : Yogyakarta JAWABAN : 1. Kelebihan Pembelajaran terpadu di SD : a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran menggunakan pengambilan tema. Guru dalam memilih tema yang akan dipelajari oleh siswa dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, misalnya untuk anak kelas rendah guru dapat memulai dengan tema diri sendiri. b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran. d. Menyajikan kegiatan yang sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak. Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep. e. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain. f. Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, tenaga dan sarana serta biaya karena beberapa bidang kajian dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan. g. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan materi dari satu konteks ke konteks lainnya. h. Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna. i. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi. 2. Model pembelajaran terpadu yang cocok di Sekolah Dasar Tentu saja dari model-model pembelajaran terpadu seperti yang telah dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs di atas tidak semuanya tepat diterapkan di sekolah dasar di Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang nampaknya paling cocok atau tepat diterapkan di sekolah dasar kita yaitu model jaring laba-laba (webbing), model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated). Di bawah ini diuraikan ketiga model pembelajaran terpadu tersebut beserta kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya. a. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Soal : 1. Jelaskan pengertian adaptasi. 2. Bandingkan teori evolusi Darwin dan lamarck. 3. Tuliskan Bukti-bukti adanya evolusi. 4. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi. Jawab :
Untuk menentukan kondisi fisik secara fisika dan kimia berdasarkan data di lapangan. Parameter-parameter kondisi fisik tersebut meliputi:
Laporan Praktikum Komunikasi Data dan Jaringan Komputer Universitas Negeri Malang
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.