Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
manajemen pndidikan
Abstrak * Peningkatan kualitas pendidikan adalah pilihan sekaligus orientasi pengembangan peradaban bangsa sebagai investasi masa depan pembangunan bangsa berjangka panjang. Orientasi ini mutlak dilakukan oleh karena pendidikan diyakini sebagai sarana utama pengembangan kualitas sumber daya manusia. Dalam konteks itulah revitalisasi kebijakan pendidikan terus menjadi perhatian pemerintah. Salah satu bentuk revitalisasi itu ialah kebijakan pengelolaan sistem pendidikan dari kebijakan yang semula sentralistik berubah menjadi desentralistik. Sebagai konsekuensi logis dari bentuk desentralisasi pendidikan ialah munculnya kebijakan pengelolaan pendidikan berbasis sekolah (school based management). Dengan sistem pengelolaan pendidikan berbasis sekolah tersebut diasumsikan kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dan juga peran serta masyarakat dan prakarsa lembaga pendidikan di tingkat mikro (sekolah) akan lebih meningkat. Kata Kunci: manajemen berbasis sekolah, kualitas pedidikan Pendahuluan Dewasa ini banyak upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. 1 Seiring dengan era otonomi dengan asas desentralisasi, peningkatan kualitas pendidikan menuntut partisipasi dan pemberdayaan seluruh komponen pendidikan dan penerapan konsep pendidikan sebagai suatu sistem. Pendekatan peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan * Penulis adalah dosen tetap pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Manado, meraih gelar Magister Pendidikan dalam bidang Manajemen Pendidikan pada Pascasarjana Universitas Negeri Manado. 1 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 31.
Manajemen Pendidikan, 2019
Menurut Murkan Sutarto dkk (2014), Istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan terjemahan dari "School Based Management". Pertama kali istilah ini muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Peran masyarakat sangatlah penting dalam membangun sekolah. Pendidikan dianggap berbasis masyarakat jika tanggungjawab perencanaan hingga pelaksanaan berada ditangan masyarakat. Keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pendidikan di Indonesia, bukanlah hal yang baru. Ia telah dilaksanakan oleh yayasan swasta, kelompok sukarelawan, organisasi-organisasi non pemerintah dan bahkan oleh perseorangan. Berdasarkan fakta dilapangan bahwasanya penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) kurang berjalan secara efektif, hal ini Manajemen Berbasis Sekolah The Manajer Review ditandai dengan kurang siapnya sumber daya manusia dalam mengelolanya, sehingga tugas pokok dan fungsi kurang berjalan secara maksimal. Disamping itu juga masyarakat kurang peduli terhadap kemajuan sekolah, masyarakat menganggap tanggungjawab sekolah hanyalah tanggungjawab pemerintah. B.Konsep Manajemen Berbasis Sekolah Menurut hadiyanto(2010) MBS bertujuan untuk menjadikan sekolah lebih mandiri atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan(otonomi);flesibilityas yang lebih besar kepada sekolah dalam mengelola sumber daya dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat meningkatkan mutu pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam peningkatan Pembelajaran Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui metode observasi, dokumentasi, dan wawancara.
The discourse on the progressive law blows up recently. The assumption which declared that "law is for human" strengthened the progressive law position. T his progressive law condition contradicts to the positive law which pretend to be formalistic. The law environment in Indonesia which is coloured with crisis of distrust makes the idea of progressive law accepted enthusiasticly. While the view that "law as a process, law in the making" takes the idea of progressive law as an actual thing. The problem is that the progressive law has not been established a theory yet. It still need to be explored intensively. This passage examines the progressive law in the perspective of philosophy of science, because whatever theory or sosial movement must have had a philosophical ground.
2022
Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sebagai ideologi. Ada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat, sehingga ada yang mengatakan filsafat sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan, karena objek material filsafat sangat umum yaitu seluruh kenyataan. Padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek material yang khusus, hal ini berakibat berpisahnya ilmu dari filsafat. Filsafat manajemen juga mengkaji subtansi manajemen dengan semua unsur keilmuan dalam manajemen, misalnya setiap organisasi harus membuat perencanaan, jadi pertanyaannya, apa hakikat perencanaan? Dan apa. keguanaan perencanaan? Pertanyaan tersebut harus dijawab secara filosofis, sehingga berkaitan dengan tiga pendekatan filsafat, yaitu: a. Ontologi, mempertanyakan dan mengkaji hakikat manajemen atau disebut dengan teori hakikat manajemen; b. Epistimologi, mempertanyakan dan mengkaji teori manajemen dan penerapannya, atau disebut teori pengetahuan manajemen; c. Aksiologi, mempertanyakan dan mengkaji fungsi dan manfaat manajemen, atau disebut teori nilai manajemen. Dengan tiga pendekatan filsafat tersebut, manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang dilahirkan dan dikembangakan oleh filsafat. Oleh karena itu, kajian ilmu manajemen dan ilmu administrasi selalu melibatkan filsafat karena prinsip-prinsip dan fungsi-fungsi manajemen seluruhnya mengandung subtansi filosofis bagi pengembangan sistem organisasi, baik dari segi kepemimpinan maupun aspek administrasinya.
Terdapat banyak alasan untuk mempelajari filsafat pendidikan, khususnya apabila ada pertanyaan rasional yang seyogyanya tidak dapat dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu pendidikan. Pakar dan praktisi pendidikan memandang filsafat yang membahas konsep dan praktik pendidikan secara komprehensif sebagai bagian yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Terlebih lagi, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat, pendidikan harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang jelas. Di sinilah perlunya konstruksi filosofis yang mampu melandasi teori dan praktek pendidikan untuk mencapai keberhasilan substantif.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fakta yang sekarang ini menyatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara lain di dunia. Hal ini mempunyai dampak yang sangat besar bagi majunya kehidupan masyarakat dalam segala aspek bidang kehidupan. Untuk menciptakan masyarakat yang maju maka yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah bagaimana mewujudkan pendidikan yang bermutu yang pada akhirnya mencapai tujuan. Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa MBS merupakan pemikiran kea rah pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengertian dari Manajemen Berbasis Sekolah 2. Bagaimanakah sejarah munculnya Manajemen Berbasis Sekolah 3. Apakah implikasi Manajemen Berbasis Sekolah terhadap pembelajaran? 4. Apa peranan profesionalisme guru dalam Manajemen Berbasis Sekolah? C. TUJUAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Berbasis Sekolah 2. Untuk memahami sejarah munculnya Manajemen Berbasis Sekolah
Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mulai memberlakukan desentralisasi tata kelola sistem pendidikan dasar dan menengah sebagai bagian dari pengalihan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Sekolah-sekolah diberikan otoritas untuk mengelola operasional mereka secara mandiri sesuai dengan kebutuhan siswa dan pihak sekolah diminta untuk melibatkan masyarakat setempat untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
wenni meliana, 2022
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa Kurikulum merupakan hal yang paling pokok dalam proses pembelajaran. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Rumusan masalah pada makalah ini adalah: 1. Bagaimana pandangan Filsafat dan Kurikulum 2. Apa saja Filsafat Umum yang mempengaruhi pendidikan 3. Aliran apa saja dalam Filsafat Pendidikan?
MBS memiliki banyak pengertian, bergantung dari sudut pandang orang yang mengartikannya.
Education and learning have been designed, developed, and implemented on the basis of philosophy, theories, and practices. Parts of these are foundations of education. One of these foundations is the philosophical foundation. Philosophy comprising Methaphysics, Epistemology, and Axiology has been very important for education and learning. This helps educators to consider working on the basis of the different meanings and principles of philosophy including idealism, realism, esentialism, and pragmatism. A. Pendahuluan Landasan-landasan pendidikan dan pembejaran adalah asumsi, atau gagasan, keyakinan, prinsip yang dijadikan titik tolak atau pijakan dalam rangka berpikr atau melakukan praktik pendidikan dan pembelajaran. Landasan-landasan pendidikan meliputi Landasan-Landasan Historis, Filosofis, Politik, Ekonomi, Psikologis, Sosiologis, Antropologis, dan Komparatif. Dalam konteks ini pendidikan dapat dimaknai berbeda-beda sesuai dengan prinsip-prinsip yang dijiwai dari masing-masing landasan-landasan ini. Karya ilmiah ini ditulis sebagai laporan kerja kelompok yang bertujuan untuk mendeskripsikan Landasan Filosofis Pendidikan. Karya ilmiah ini dihasilkan dengan melakukan studi deskriptif atas sumber-sumber yang membahas mengenai Landasan Filosofis Pendidikan. Fokus dari karya ilmiah ini adalah deskripsi mengenai Landasan Filosofis Pendidikan. Pembahasan Landasan Filosofis Pendidikan ini meliputi Makna Filosofi (Filsafat), Cabang-cabang atau terminologi khusus Filosofi (Filsafat), Filosofi (Filasafat) Pendidikan, Teori Pendidikan, Kesimpulan, dan Saran. Diharapkan bahwa pembahasan ini dapat beranfaat bagi para Mahasiswa yang sedang mempelajari Landasan-Landasan Pendidikan.
Otonomi dalam pendidikan perlulah dilaksanakan dalam menjawab tuntutan persaingan global dan dalam menyesuaikan sistem pendidikan dengan perkembangan jaman serta kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah. Otonomi daerah ini merupakan implementasi dari azas desentralisasi yang telah diterapkan. Dengan ditetapkannya kebijakan otonomi daerah ini maka mulai dari wilayah provinsi hingga kota/kabupaten akan mengurusi sendiri urusan daerahnya. Setiap daerah tersebut akan memiliki wewenang, hak, dan tanggung jawab sendiri untuk mengurus rumah tangganya sesuai dengan batasan dan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Otonomi daerah ini diharapkan dapat mengefisienkan pelayanan publik di masyarakat sehingga dalam penerapannya masyarakat menjadi lebih dekat dengan pemerintah. Salah satu bidang yang didesentralisasikan adalah bidang pendidikan, dimana dalam penerapan di sekolah disebut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen Berbasis Sekolah ini merupakan kebijakan dalam sistem penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah yang dilakukan secara mandiri. Sistem ini memberikan peluang bagi sekolah untuk mengatur pengelolaan sekolahnya secara demokratis, professional, dan dinamis. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan pendidikan, mutu sekolah dan peningkatan efisiensi masyarakat.
Manajemen atau pengelolaan dapat berarti bermacam-macam bergantung pada siapa yang membicarakannya. Istilah manajemen sendiri berasal dari kata kerja (bahasa Inggris) “manage” yang padanannya dalam bahasa Indonesia “kelola” yang dapat berarti : menangani, mengendalikan, membuat patuh, mengurus, mengatur, mengubah, atau melaksanakan dengan suatu tujuan.
Ada berbagai aliran filsafat pendidikan, baik filsafat pendidikan barat maupun filsafat pendidikan Asia (India, China, Indonesia). Filsafat pendidikan tersebut antara lain: Filsafat pendidikan idealisme, realisme, neo-skolatisme, pragmatisme, humanisme, esensialisme, rekonstruksivisme, progresivisme, prenialisme, berhaviorisme, naturalisme, komunisme, neo-marxisme, neo-esensialisme, esensialisme, dan postmoderisme. Di Indonesia ada filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantoro, Filsafat Pendidikan R.A. Kartini. Namun dalam kajian dibawah ini hanya akan dibahas lima (5) contoh filsafat saja sebagai landasan filosofis PAK. Berdasarkan lima contoh dibawah ini, selanjutnya dapat dikembangkan aplikasinya filosofisnya sesuai konteks PAK.
Foundation of Muhammad 'Abduh's Philosophy of Islamic Education. This article attempts to elaborate four philosophical concepts used by Muhammad ' Abduh in constructing his thought in Islamic education. These key concepts constitute his views on man, society, knowledge and morale (akhlâq). In his capacity as a reformer, Muhammad 'Abduh did not only explain and emphasize the interrelation of these concepts in education, but also emphasize man's need to maintain his faith in God, as well as build interaction amongst man at social level. The writer argues that this synergic interaction can only be achieved by an effective means through Islamic Instrument. Kata Kunci: konsep manusia, hakikat masyarakat, ilmu pengetahuan, akhlak Pendahuluan Muhammad Abduh (w. 1905) adalah seorang pemikir Muslim yang hasil-hasil pemikirannya selalu dibicarakan dan dirujuk oleh banyak kalangan. Karenanya, masih banyak pemikiran Muhammad Abduh yang hidup sampai sekarang, termasuk dalam bidang pendidikan. Selain sebagai ahli tafsir, Muhammad Abduh dikenal luas sebagai pembaharu, dan salah satu aspek pembaharuannya adalah dalam bidang pendidikan. Menurut Nurcholish Madjid, Abduh memiliki pemikiran modern yang dipengaruhi oleh Ibn Taimiyah dalam berijtihad, dan dipengaruhi oleh paham Wahabi dalam hal pemurnian akidah. Ia juga dipengaruhi oleh pemikiran Mu'tazilah, dipengaruhi oleh filosof rasionalisme Islam dan juga sosiolog Muslim Ibn Khaldûn dalam kajian empirik. Karena wawasan modernnya, membuat Abduh menjadi tokoh yang berpengaruh. 1 Ia juga, lanjut Nurcholish Madjid, mampu menangkap kembali ajaran Islam yang dinamis
AL-TA'LIM, 2012
Target of which wish to be reached in this research is to depict execution of MBS in MTSN Batusangkar and explain its contribution to make-up of quality and quality education of madrasah and also explain supplementary factor and resistor met in its execution. Result of this research of meneggambarkan that execution of MBS in good enough MTSN Batusangkar. its Management system enough succeed to give contribution in improving student achievement and have appearance of good enough organization. As for supplementary factor in execution of MBS in MTSN Batusangkar besides society support and government which is high enough, also leadership which is kharismatik. While its resistor factor is student input which still lower, limitation of facilities and basic facilities learn which not yet adequate and also the source of fund from all less promising student old fellow
2020
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua. Bila kita membicarakan filsafat maka pandangan kita akan tertuju jauh ke masa lampau di zaman Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Dari Yunanilah kata "filsafat" ini berasal, yaitu dari kata "philos" dan "sophia". "Philos" artinya cinta yang sangat mendalam dan "sophia" artinya kebijakan atau kearifan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan masyarakat (masyarakat). Mungkin anda pernah bertemu dengan seseorang dan mengatakan: "filsafat hidup saya adalah hidup seperti oksigen, menghidupi orang lain dan diri saya sendiri". Orang lain lagi mengatakan: "Hidup harus bermanfaat bagi orang lain dan dunia". Hal ini adalah contoh sederhana tentang filsafat seseorang. Selain itu, masyarakat juga mempunyai filsafat yang bersifat kelompok. Oleh karena manusia itu makhluk sosial, maka dalam hidupnya ia akan hidup bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai-nilai hidup yang diyakini bersama. Hal ini yang disebut filsafat atau pandangan hidup. 1 Berpijak pada beberapa definisi tentang filsafat ilmu itu maka kemudian dapat dibuat aplikasi pengertian filsafat ilmu dalam bidang pendidikan, yang dapat disebut dengan istilah filsafat ilmu pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan adalah filsafat, khususnya adalah cabang dari filsafat pengetahuan, aliran-aliran utamnya dan teori utama belajar, yang secara mendalam, spekulatif, dan komprehensif mempelajari tentang hakekat ilmu pendidikan. 2
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.