Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
Dunia niaga (bussiness wold, zakenwereld) dari negara mana pun mempunyai kompleksitas yang bersifat khusus atau khas negara masing-masing. Demikianlah pula dengan indonesia, namun kompleksitasnya itu berlainan dari pada eropa.
Globalisasi mengacu pada pada strategi untuk mengejar peluang di mana pun di dunia yang memungkinkan suatu perusahaan untuk mengoptimalkan fungsi bisnisnya di negara tempatnya beroprasi. Suatu perusahaan dengan penjualan global mungkin memiliki aktivitas mendesain perangkat lunak yang bernilai tinggi di Irllandia, sedangkan perusahaan tersebut mencapai biaya produksi terendah melalui pengalihdayaan kegiatan produksi ke India. Terdapat dua teori utama terkait pengenalan suatu produk secara global yaitu : 1. Standarisasi merupakan penggunaan produk, jasa, dan pesan yang umum di seluruh pasar di dunia untuk menciptakan citra produk yang kuat. Standarisasi berjalan dengan baik pada tahun 1990an, saat produsen merek global mengalami penurunan pangsa pasarnya karena pelanggan merasa lebih cocok dengan produk lokal yang mencerminkan identitas budayanya. Perubahan prilaku pelanggan merupakan awal evolusi strategi internasional. Standarisasi perlahan digantikan oleh sistem adaptasi lokal yang merupakan pencipta produk dan jasa yang dimodifikasi dan pengguna suatu pesan yang diciptakan sendiri guna mencapai permintaan populasi lokal. 2. Adaptasi nilai-nilai setempat (Customization) Kesadaran mengenai peluang strategi yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan global serta ancaman yang di hadapi adalah penting bagi para penyusun rencana dihampir seluruh industri domestik Amerika Serikat. Beberapa perusahaan yang berkantor pusat di AS yang memperoleh lebih dari 50% laba tahunannya dari operasi luar negeri adalah Citicorp, Coca-cola ExxonMobil, Gilette, IBM, Otis Elevator, dan Texas Instruments. Faktanya 100 perusahaan global AS memperoleh rata-rata 37% dari laba operasinya di liuar negeri. Hal yang sangat menarik lainnya adalah perubahan perusahaan-perusahaan global berbasis luar negeri yang beroprasi di AS. " Investasi asing langsung " di As saat ini bernilai lebih dari $90 miliar yang sebagian besar di peroleh dari perusahaan-perusahaan Jepang, Jerman, dan Prancis. PENGEMBANGAN PERUSAHAAN GLOBAL Evolusi dari suatu perusahaaan gobal yang sering kali diikuti oleh kemajuan dari tingkatan strategi yang terlibat : •-Tingkat Pertama : Sering kali diikuti oleh aktivitas ekspor-impor, memiliki dampak minimal terhadap orientasi manajemen saat ini atau terhadap lini produkyang sudah ada.
Substansi perjuangan umat Islam dalam konteks berjihad dalam kurun waktu yang berbeda adalah sama, hanya saja berbeda dalam pola dan ciri-ciri gerakan yang awalnya berbentuk komunal menjadi asosiasional, dari bentuk solidaritas personal menjadi solidaritas organis".
Soal kasus 5.1 Suatu proses produksi menggunakan input L dan input K untuk menghasilkan produk tertentu. Dalam proses produksi tersebut, input L sebagai input variabel dan input K sebagao input tetap pada tingkat 20 unit. Persamaan produksi total yang dihasilkan dari proses produksi tersebut ditunjukkan oleh persamaan: Q = 6L + 20. Berdasarkan informasi tersebut, tentukan jumlah output (Q) yang dihasilkan pada tingkat penggunaan input L sebanyak 10 unit. Jawaban soal kasus 5.1 Q = 6L + 20 L = 10 = 6(10) + 20 = 60 + 20 = 80 unit Produksi total (Q) pada penggunaan input L sebanyak 10 unit adalah 80 unit. Fungsi produksi yang menunjukkan hubungan antara output yang dihasilkan dengan semua input yang digunakan merupakan fungsi produksi total secara teknis (technical production function). Berdasarkan fungsi produksi total ini dapat diuraikan ke dalam beberapa besaran proses produksi yang diperlukan oleh manajer produksi dalam pengambilan keputusan. Besaran-besaran dalam proses produksi tersebut adalah produksi rata-rata (average product) dan produksi marjinal (marginal product). Soal kasus 5.2 Suatu proses produksi yang menggunakan input L dan K untuk menghasilkan produk tertentu. Dalam proses produksi tersebut, input L sebagai input variabel dan input K sebagai input tetap pada tingkat 20 unit. Persamaan produksi total yang dihasilkan dari proses produksi tersebut ditunjukkan oleh persamaan: Q = 6L + 20. Berdasarkan informasi tersebut, tentukan produksi rata-rata L (AP L) pada tingkat penggunaan input L sebanyak 10 unit. Jawaban soal kasus 5.2 APL = Q/L Q = 6L + 20 L = 10 = 6(10) + 20 = 60 + 20 = 80 unit Produksi total (Q) pada penggunaan input L sebanyak 10 unit adalah 80 unit. AP L = Q/L = 80/10 = 8 Produksi rata-rata L (APL) pada penggunaan input L sebanyak 10 unit adalah 8 unit. Soal kasus 5.3 Suatu proses produksi yang menggunakan input L dan input K untuk menghasilkan produk tertentu. Dalam proses produksi tersebut, input L sebagai input variabel dan input K sebagai input tetap pada tingkat 20 unit. Persamaan produksi total yang dihasilkan dari proses produksi tersebut ditunjukkan oleh persamaan: Q = 6L + 20. Berdasarkan informasi tersebut, jika produsen menambah tenaga kerja satu orang, yakni dari 9 orang menjadi 10 orang, tentukan produksi marjinal L (MP L) pada tingkat penggunaan input tenaga kerja (L) sebanyak 10 orang. Jawaban soal kasus 5.3 MPL = ∆Q/∆L = Q2 – Q1/L2 – L1 Q = 6L + 20 L 1 = 9 Q 1 = 6(9) + 20 = 54 + 20 = 74 unit L 2 = 10 Q2 = 6(10) + 20 = 60 + 20 = 80 unit Produksi total (Q) pada penggunaan input L sebanyak 9 adalah 74 dan penggunaan L sebanyak 10 unit adalah 80 unit. Produksi marjinal penggunaan input L sebanyak 10 dapat ditentukan dengan memasukkan besarnya Q dan L ke dalam persamaan, sehingga diperoleh produksi marjinal tenaga kerja (MPL) adalah MPL = 80 – 74/10 – 9 = 6 Produksi marjinal pada penggunaan input L sebanyak 10 unit adalah 6 unit. Soal kasus 5.4 Sebuah perusahaan memproduksi barang Ymenggunakan satu macam input variabel, yaitu X. jumlah barang Y yang dihasilkan ditunjukkan oleh persamaan TP = 240X + 24X 2 – X 3 .
BAB V PERHITUNGAN MIKROBA 5.1 Tujuan Percobaan - Menghitung jumlah koloni mikroorganisme dalam sampel dengan metode cawan sebar. - Menghitung jumlah koloni mikroorganisme dalam sampel dengan metode cawan tuang. - Menghitung jumlah koloni mikroorganisme dalam sampel dengan metode MPN. 5.2 Teori Dasar Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Pada umumnya ada 3 cara pengitungan jumlah mikroba, yakni perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan perhitungan massa sel secara tidak langsung. A. Perhitungan jumlah sel Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering diperlukan dalam berbagai penelaahan mikrobiologi. Pengukuran dasar populasi mikroba dengan perhitungan jumlah sel (untuk mikroba bersel tunggal) dan perhitungan massa sel (untuk mikroba bersel tunggal dan mikroba berfilamen seperti jamur). 1. Hitungan Mikroskopik Langsung Penghitungan mikroba secara lansung dapat untuk menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan, baik yang mati maupun hidup. Cara ini secara keseluruhan menggunahkan counting chamber. Alat atau metode dapat menggunakan colony counter, bacteria colony, dan lain-lainnya. Beberapa cara pengitungan mikrosokopik langsung: a. Metode Petroff-Hausser Hitungan mikroskopik merupakan metode yang cepat dan murah, tetapi mempunyai kelemahan, sebagai berikut: - Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup. Karena itu keduanya terhitung. - Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop, sehingga kalau tidak teliti tidak terhitung. - Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba di dalam bahan yang mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal tersebut akan mengganggu dalam perhitungan sel. [2] b. Metode Breed Metode ini sering digunakan untuk menganalisis susu yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi. Kelebihan metode ini: - Cara ini merupakan suatu cara cepat, yaitu menghitung bakteri langsung dengan menggunakan mikroskop. Kelemahan metode ini: - Tidak dapat dilakukan terhadap susu yang dipasteurisasi karena tidak dapat dibedakan antar sel bakteri yang hidup atau yang telah mati. [2] 2. Metode Cawan Hal yang perlu dikuasai dalam hal ini adalah teknik pengenceran. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop. a. Metode tuang Pada metode tuang sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-agar cair steril yang telah di dinginkan (45-50o) sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung dengan sebagai berikut: Jumlah koloni = jumlahkoloni per cawan × Laporan hasil hitungan dengan cara hitungan cawan menggunakan Standard Plate Counts : - Cawan yang dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300. - Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai koloni. - Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. - Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas petri disk. Koloni tersebut disebut spreader. - Perbandingan jumlah bakteri hasil pengenceran yang berturut-turut antar pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumya. Jika sama atau lebih kecil dari 2 hasilnya di rata-rata. Tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai jumlah mikroba dari hasil pengenceran sebelumnya. b. Metode Sebar - Mengencerkan 3 tabung PCA (Plate Count Agar) dalam air mendidih. - Mendinginkan agar dalam penangas air (50oC) selama 5-10 menit. - Menuangkan agar ke cawan petri dan membiarkan membeku (10-15 menit). Tandai cawan dengan kode dan tingkat pengenceran. - Membuat pengeceran dari sampel, mulai dari kecil sampai besar. - Gunakan alat penyebar untuk meratakan suspensi di atas permukaan lempengan agar. - Cawan petri dibalik dan dimasukkan almari pengeram dengan suhu tertentu selama 24-48 jam. - Menghitung koloni pada cawan yang mempunyai jumlah 30-300 koloni. - Menghitung jumlah mikroba hidup dengan mengalikan faktor pengenceran yang digunakan dikalikan 10 karena hanya 0,1 ml suspensi yang digunakan memperoleh CFU/ml (Colony Forming Units). 3. Metode MPN (Most Probable Number) Metode hitungan cawan dengan menggunakan medium padat, tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni dengan ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu jasad renik yang membentuk gas. Nilai MPN dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: [2] MPN sampel = Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba tertentu yang terdapat diantara campuran mikroba lain. Misalnya jika digunakan medium kaldu laktosa, ditunjukkan dengan terbentuknya gas dalam tabung durham. Cara ini dapat digunakan untuk menentukan MPN kelompok bakteri koliform, termasuk juga bakteri-bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa.
Uraian hasil pembahasan, bahwa melalui tertib administrasi dapat meningkatkan mutu perencanaan dalam melaksanakan pembangunan di desa Aikmel serta rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Dalam pelaksanaan program pembangunan desa tertib administrasi memang benar dapat meningkatkan mutu perencanaan dalam melaksanakan pembangunan di desa, karena pembangunan desa merupakan bagian integral (tidak dapat dipisahkan) dari pembangunan nasional dan tentunya kegiatan
A. Administrasi Sekolah Berbasis Teknologi Informasi di SMP Negeri 19 Banjarmasin. Pada bagian bab ini penulis membatasi dalam pembahasannya yaitu hanya membahas aplikasi administrasi pokok yang paling utama digunakan di SMP Negeri 19 Banjarmasin yaitu Dapodikdas dan SIAP PADAMU NEGERI, hal ini dibutuhkan pembahasan yang lebih detail karena begitu pentingnya aplikasi ini mengingat seluruh pendataan yang ada di aplikasi ini begitu lengkap. Sebelum menjelaskan tentang aplikasi tersebut maka diperlukan kebutuhan perangkat keras (hardware), kebutuhan perangkat lunak (software), tampilan masukan (input), tampilan keluaran (output), dan proses dari hasil program, serta keunggulan dan kelemahan dari sistem informasi ini. Kebutuhan hardware atau perangkat keras yang digunakan penyusun dalam pengoperasian administrasi sekolah berbasis teknologi informasi ini :
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Persepsi Publik Tentang Kepemimpinan Bupati Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, 2015