Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
17 pages
1 file
ABSTRAK Jembatan Sei. Basirih II berada di atas Sungai Basirih, yang mana tanah di area jembatan tersebut terutama pada konstruksi Pier jembatan berupa lapisan tanah lunak (lempung) hingga kedalaman 31,5 m berdasarkan pemeriksaan lapangan dengan menggunakan N-SPT. Oleh sebab itu pemilihan pondasi untuk Jembatan Sei. Basirih II harus sesuai dengan beban yang dipikul oleh Pier jembatan dan daya dukung tiang setempat, sehingga kerusakan struktur akibat pondasi dapat dihindari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pondasi yang digunakan pada Jembatan Sei. Basirih II mampu/tidak menahan gaya aksial dan lateral yang terjadi sesuai dengan daya dukung setempat. Perhitungan daya dukung tiang terhadap gaya aksial dan lateral dilakukan pada pier jembatan Sei. Basirih II di darat dan di sungai. Untuk analisa pembebanan yang dilakukan pada Jembatan Sei. Basirih II menggunakan SNI 1726:2016 dan untuk standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan menggunakan SNI 2823:2008. Analisa perhitungan daya dukung tiang aksial menggunakan metode pendekatan statis yang terdiri dari data sondir, N-SPT dan laboratorium sedangkan untuk daya dukung tiang lateral menggunakan metode pendekatan Broms. Berdasarkan hasil analisa perhitungan diperoleh bahwa jumlah tiang pancang berdasarkan perhitungan pada pier 5 arah Liang Anggang sama dengan jumlah tiang pancang yang terpasang dilapangan yaitu 18 tiang sedangkan jumlah tiang pancang berdasarkan perhitungan pada pier 7 arah Liang Anggang adalah 20 tiang lebih sedikit 4 tiang dari jumlah tiang pancang yang terpasang dilapangan yaitu 24 tiang. Perbedaan jumlah tiang pancang yang terpancang dilapangan dengan hasil analisa perhitungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti: peraturan pembebanan yang digunakan, standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan, metode perhitungan daya dukung tiang yang digunakan dan penggunaan faktor aman (SF). Kata kunci: Pier Jembatan, Pembebanan dan Daya Dukung Tiang PENDAHULUAN Dalam perencanaan pondasi ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan yaitu besarnya beban yang bekerja pada konstruksi dan daya dukung tanah setempat. Beban yang diperhitungkan pada perencanaan pondasi dibagi dalam dua kategori yaitu beban
Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara, dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah Pondasi merupakan elemen bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur tersebut kedalam tanah, sampai kedalaman tertentu yaitu sampai lapisan tanah keras. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi serta membandingkan kapasitas daya dukung aksial dan lateral pondasi tiang tunggal secara analitis dan numeris. Secara analitis dilakukan dengan menghitung kapasitas daya dukung berdasarkan data-data dari lapangan yang didapat yaitu SPT, Kalendering. Numeris yaitu menghitung dengan menggunakan metode elemen hingga menggunakan program. Hasil studi ini berdasarkan metode analitis diperoleh kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang (Qu) untuk data SPT adalah 281,18 Ton, untuk data kalendering dengan beberapa formula yaitu formula Danish diperoleh kapasitas daya dukung ultimit (Qu) = 492,469 Ton, formula Engineering News Recordv (ENR) = 333,656 Ton, formula WIKA = 356,005 Ton, metode elemen hingga diperoleh kapasitas daya dukung ultimit tiang pancang (Qu) = 449,776 Ton. Hasil kapasitas daya dukung lateral ultimit tiang (Hu) berdasarkan metode analitis adalah 15,723 Ton, dan berdasarkan metode elemen hingga diperoleh 57,978 Ton.
Abstrak Pondasi tiang pancang merupakan jenis pondasi dalam yang digunakan bila daya dukung tanah yang diizinkan berada cukup dalam dari permukaan tanah. Pondasi tiang berfungsi untuk memindahkan beban-beban dari konstruksi di atasnya melalui bentuk penekanan dan meneruskan ke lapisan tanah yang lebih dalam atau pada lapisan tanah keras. Pemakaian pondasi tiang pada suatu bangunan dipergunakan apabila tanah dasar di bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan atau lapisan tanah keras dari lapisan permukaan tanah. Data yang diperlukan untuk menganalisa daya dukung tiang pancang ini adalah data hasil pengukuran di lapangan berupa data sondir.Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu perencanaan pondasi untuk bangunan bertingkat. Penganalisaan penulisan meliputi kapasitas daya dukung dan kemampuan pondasi dalam memikul beban struktur, serta besarnya settlement yang terjadi sebagai pengaruh dari besarnya struktur yang bekerja pada pondasi dengan data yang diambilkan dari proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Sijunjung.
Dalam ruang lingkup nelayan Indonesia, ada berbagai jenis alat tangkap ikan yang digunakan seperti cantrang, jaring lingkar, pukat tarik, pukat hela, penggaruk, jaring angkat, jaring insang, perangkap, pancing, dan masih banyak jenis lainnya. Nelayan di Desa Tadangpalie-Wakka Kabupaten Pinrang mayoritas masyarakatnya menggunakan alat tangkap gill net (jaring insang) untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun wisatanya.
Pulau Weh memiliki ikon wisata yang lumayan banyak dan bagus, mulai dari Tugu KM 0 Sabang, Pantai Iboeh, Taman Laut Pulau Rubiah, Pantai Gapang, Gua Sarang, Danau Aneuk Laot, hingga panaroma Teluk Sabang dan Ujong Seukundo, dll. Sabang yang dikenal dengan sebutan historisnya The Weh, pantas dijuluki the golden island (pulau emas). Meskipun belum seperti diharapkan banyak orang dan masyarakat di Propinsi Aceh sendiri.
Thesis, 2020
ANALYSIS OF COMPETIVENESS AND IMPACT OF CASHEW’S COMMODITY (Case Study: Cashew Commodity Centers ini Karimunjawa District, Jepara Regency) Rus Ulfa Andriyani F0115082 This research aims to analyze the short and long term of the leading regional commodities where this commodity is one of the pillars of growth and development of the welfare of local communities. One that will be traded is cashew commodity in Jepara Regency. With the competitiveness analysis method, agribusiness products are seen as a challenging and dynamic step to show the input-output of this competitive product that will be marketed locally or commercially.The calculation branch of competitiveness analysis for this study uses the PAM (Policy Analysis Matrix) in which this analysis model will show the analysis of Private Profitabillity, Social Profitabillity, Comparative Advantage, Competitive Advantage. It is expected that the results of this study indicate that there are requirements and quality agreed by the local government and the community in cashew producing centers and all Jepara communities in general. Keywords: Competitiveness, Cashew, PAM
ANALISA USAHA PETERNAKAN SAPITUNAS HARAPAN LIMAU MANIS PADANG
Jurnal Agribisnis Indonesia, 2023
Ginger (Zingiber officinale) as a biopharmaceutical plant has been used both as medicine and spice. The export demand for Indonesian ginger can be considered quite high, as just for The Netherlands itself, 40 tons of ginger is needed per month. The study on the analysis of the feasibility and competitiveness of the export ginger post-harvest was carried out as a form of evaluating the competitiveness and feasibility of the post-harvest that had been carried out. The purpose of this study is analyzing production costs in rupiah and USD, income earned in rupiah and USD, local resource costs in rupiah and USD, import resource costs in rupiah and USD, the competitiveness of ginger in the international market and also the postharvest business feasibility of exported ginger in the research area. The cost analysis method is the method used to calculate production costs, income, domestic resource costs, and imported resource costs in this study. Business feasibility analyzed with Break Even Point (BEP) and the competitiveness of exported ginger in the international market analyzed with the domestic resource cost method. The conclusion of the study showed that Simalungun ginger has an ability to be competitive and compete in the international market and provide benefits and feasible to continue.
Jurnal Riset Rekayasa Sipil Vol.4 No.1, 2020
The foundation work is one of the main works in bridge construction. Failure of the foundation will be fatal for the entire bridge construction. Therefore, it is necessary to test the bearing capacity of the pile to determine the installed foundation capacity. The most accurate and most expensive method for determining the bearing capacity of a pile is a static load test, which is a full-scale trial method of giving a load 2 or 3 times greater than the designed load. Another method that is more economical and entirely accurate is using the High Strain Dynamics Pile Test (HSDPT) or often called the Pile Driving Analyzer (PDA) Test. This PDA test took a sample of 18 points of 600 mm diameter pre-stressed concrete piles on the Kaligawe Bridge located on Jalan Kaligawe KM 2+350, Semarang, Central Java. Based on the core drilling results, the soil layer was dominated by clay with an N-SPT value < 30 to a depth of 45 meters. The average bearing capacity of PDA test results is 432.4 tons or 0.4% greater when compared to the empirical approach based on N-SPT value (430.7 tons). The bearing capacity of the CAPWAP analysis is 401.0 tons or 7.3% less when compared to the PDA test, because the PDA test results are further processed using Signal Matching Analysis (SMA). CAPWAP analysis shows that the bearing capacity of piles is dominated by friction resistance by 71.7% and end resistance by 28.3% or by 4.4% difference when compared to the empirical approach, where the friction resistance value is 67.3% and end resistance is 32.7%. In general, it can be said that the PDA test is reliable enough to confirm the bearing capacity of the pile foundation that has been installed in the field.
I Made Yoga Dharma Yuda, 2022
Bundaran Taman Patung Bima Singaraja merupakan salah satu bundaran penting di kota Bandar Singaraj yang melayani arus lalu lintas dari berbagai arah, yaitu arus lalu lintas yang berasal dari Jl. Udaya dan Jl. Sudirman. Tingginya angka mobilitas penduduk menuju kota singaraj maka di perlukannya saran transportasi yang memadai salah satunya Bundaran Taman Patung Bima. Maka Dari itu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan bundaran tersebut melalui perhitungan kapasitas dan drajat kejunahan. Hasil analisas Bundaran Taman Patung Bima yang arus lalu lintas jam puncaknya terjadi di di waktu siang yaitu pukul 09.00 – 10.00. Melihat dari hasil analisis data kondisi simpang saat ini didapat nilai derajat kejenuhan (DS) 0,64 pada bagian jalinan A-B, 0,77 pada bagian jalinan B-C dan 0,74 pada bagian jalinan C-A. Dari nilai drajat kejenuhan tersebut dapat dinyatakan bahwa kondisi arus lalulintas dalam bundaran ini stabil dikarenakan dalam persyaratan MKJI 1997 bahwa nilai DS
Computer science research and its development journal, 2011
Dalam pengiriman paket data pada suatu jaringan, dikenal adanya delay dari mulai paket data itu dikirimkan sampai paket itu sampai ke komputer tujuan. Ada beberapa delay yang terjadi saat pengiriman paket data tersebut, diantaranya delay propagasi, delay transmisi dan delay proses. Penggabungan keseluruhan delay dinamakan delay end to end, yang berarti delay dari mulai paket data yang akan dikirim diproses, sampai paket data itu sampai ke penerima. Pengujian system dilakukan dengan menghubungkan PC1 dan PC2 menggunakan kabel LAN, dengan metode peer to peer dengan panjang kabel bervariasi. Selanjutnya menjalankan program yang telah dirancang. Untuk menghitung delay proses, dapat dilakukan dengan menghitung delay proses rata rata dari keseluruhan pengujian. Maka akan didapatkan hasil delay proses=1691,82 mikrodetik. Delay transmisi dapat dicari dengan membagikan jumlah data yang dikirimkan dibagi dengan kecepatan transfer data. Diketahui data yang dikirimkan sebesar 7688 byte dan kecepatan transfer data adalah 100 Mbps, maka delay trasnmisi = 615,04 mikrodetik. Delay propagasi dapat dicari dengan membagikan panjang kabel yang digunakan dibagi dengan cepat rambat pengiriman sinyal pada media UTP. Diketahui cepat rambat pengiriman 2x108 m/s, maka didapatkan delay propagasi yang berbeda setiap panjang kabel yang berbeda. Dari hasil pengujian aplikasi, didapatkan error yang paling besar terdapat pada delay transmisi, yaitu 28,7 % dan yang terkecil adalah delay proses, yaitu 4,25 %
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
SAVVANA PUTRI, 2020