Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Telah dilakukan percobaan tentang difraksi. Difraksi merupakan peristiwa pembelokan atau pelenturan cahaya karena melewati sebuah celah yang sempit. Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk memahami pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami pengaruh lebar celah terhadap pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami pengaruh banyak celah terhadap pembentukan pola difraksi, dan menentukan panjang gelombang laser. Nilai panjang gelombang rata-rata kegiatan 1 adalah λ=|0,59 ± 0,04| 10 -3 mm. Untuk kegiatan dua adalah λ=|0,633 ± 0,014| 10 -3 mm. Untuk kegiatan 3 adalah λ=|0,632 ± 0,013| 10 -3 mm. Untuk celah tunggal λ=|0,97 ± 0,29| 10 -3 mm. Untuk kisi adalah λ=|0,5070 ± 0,0070| 10 -3 mm. Sedangkan untuk keseluruhan kegiatan adalah λ=|0,67 ± 0,30| 10 -3 mm. Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa jarak antar celah berpengaruh terhadap pembentukan pola difraksi artinya jika semakin kecil jarak antar celah yang digunakan maka semakin besar jarak pola difraksi yang terbentuk. Sementara itu, lebar celah dan banyak celah tidak berpengaruh terhadap pembentukan pola difraksi. Untuk kisi, semakin besar kisi maka semakin besar pula jarak antar pola difraksi dari terang pusat ke terang berikutnya. Kata kunci : celah, kisi, pola difraksi, jarak RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda ? 2. Bagaimana pengaruh lebar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda ? 3. Bagaimana pengaruh jumlah celah terhadap pembentukan pola difraksi ? 4. Berapa besar nilai panjang gelombang laser, melalui percobaan difraksi pada celah tunggal dan kisi ? TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda. 2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh lebar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda. 3. Mahasiswa dapat memahami pengaruh jumlah celah terhadap pembentukan pola difraksi.
Difraksi dikenal sebagai gejala penyebaran arah yang dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu celah sempit atau tepi tajam sebuah benda.
Penyusunan biostratigrafi berdasarkan fosil mikro, mengandalkan pada ketelitian pengamatan di lapangan. Contoh batuan yang diambil harus masih insitu, kedudukan stratigrafi dan lokasi contoh batuan diketahui dengan pasti dan diplot pada peta eksplorasi. Kedudukan atronomis (garis Lintang dan garis Bujur), serta ketinggian lokasi dapat ditentukan dengan bantuan alat GPS. Bila karena sesuatu hal (misalnya nomor sample terlepas dari kantong contoh, catatan yang berkaitan dengan fosil tersebut hilang) contoh batuan tidak diketahui posisinya, fosil tersebut akan kehilangan nilai ilmiahnya. Anda hanya akan berhadapan dengan sisa kehidupan dan " tidak dapat berbicara apa-apa. MACAM CONTOH BATUAN Penyusunan biostratigrafi dengan fosil mikro (baik untuk jenis Foraminifera atau fosil mikro jenis lainnya, misal Ostracoda, Radiolaria, Diatomea), contoh batuan yang diproses untuk mendapatkan data diperoleh dengan cara: (1). Mengambil contoh batuan di lapangan dari singkapan batuan terpilih. Yakinkan bahwa anda berhadapan dengan batuan sedimen yang potensial mengandung fosil. Untuk itu anda diminta cermat betul dalam membaca singkapan batuan. Pada saat mengambil contoh batuan sebagai bahan untuk menyusun biostratigrafi, jangan sampai ada ikutan kontaminasi/guguran lapisan yang ada " diatasnya ". Jalur pengambilan contoh batuan seperti pada saat anda melakukan stratigrafi terukur di lapangan. Jarak antara sampel yang satu dengan sampel yang lain, disarankan paling jauh 10 feet. Namun demikian, ketentuan ini tidak " mati " , artinya boleh kurang atau lebih, dengan mempertimbangkan jenis lithologi yang mungkin ada fosilnya. Sebagai contoh, pada jarak 10 feet, ternyata didapatkan batupasir kasar, sedang pada 9 feet ditemukan batulempung, maka batulempung yang dipilih meskipun jarak dengan sampel sebelumnya kurang dari 10 feet. o Bagaimana, apabila tiap perlapisan diambil satu contoh ?, sedang batuan sedimen tersebut mempunyai tebal lapisan 20 meter ?. o Bagaimana pula bila tiap perlapisan, sedang ketebalan masing-masing perlapisan hanya 10 cm. Tampaknya, jarak 10 feet ini yang masuk akal, karena panjang batang bor yang paling pendek adalah 10 feet. o Bagaimana pula bila tiap perlapisan, sedang ketebalan masing-masing perlapisan mencapai 50 meter ? o Mungkinkah pada batuan beku akan didapatkan fosil ?. o Mungkinkah pada batuan metamorf, anda akan mendapatkan fosil ?. o Mungkinkah pada batuan jenis breksi, konglomerate, batupasir berbutir kasar akan didapatkan fosil ?
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
lp dhf pely, 2022