Algirdas Julien Greimas lahir pada tahun 1917 di Toula, Rusia dan meninggal pada tahun 1992 di Paris, Perancis, ini merupakan seorang linguis dan ahli semiotik berkebangsaan Lituania. Dalam dunia semiotik, Barthes dan Greimas merupakan dua ahli semiotik Perancis yang paling terkenal. Greimas merupakan ahli semiotik yang mengembangkan analisis formal bagaimana semiotik diproduksi, khususnya dalam cerita yang berjenis naratif. Seperti yang dilansir dalam http://www.signosemio.com/greimas/index.asp, dalam analisis formal semiotiknya, Greimas menawarkan lima konsep dasar. Kelima konsep dasar itu adalah: a) Isotopi; b) Persegi Semiotik; c) Teori Aktansial; d) Program Naratif, dan; e) Semiotik Alam. A. Isotopi Secara etimologis, isotopi berasal dari bahasa Yunani yaitu iso 'sama' dan topos 'tempat'. Secara istilah, isotopi merupakan pengulangan dasar makna sifat atau seme dalam sebuah cerita. Isotopi dapat pula diartikan sebagai sekumpulan petanda yang membentuk sebuah objek tertentu. Banyak dari kita yang salah kaprah dan selalu tertukar antara isotopi dan medan makna. Lantas, bagaimana cara membedakan antara isotopi dan medan makna? Medan makna merupakan bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan, sedangkan isotopi merupakan seperangkat unsur leksikal yang maknanya tidak saling berhubungan, namun dapat memberikan petanda bagi para pengguna bahasa tentang suatu objek yang dibentuk oleh kumpulan unsur leksikal tersebut. Contoh: a) Jas, dasi, helikopter, miliarder, otoriter, menara, the apprentice, presiden, Amerika Serikat, merupakan isotopi dari Donald Trump. b) Jahat, buruk rupa, kotor, berambut panjang, berkuku panjang, bergigi panjang, berlidah panjang, memiliki kekuatan magis, merupakan isotopi dari Rangda (Ratu leak dalam mitologi Bali).