Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
1. PENDAHULUAN Tubuh manusia sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi di sekitar lingkungannya sehingga tubuh akan berusaha untuk melakukan adaptasi. Tubuh diperlengkapi dengan sistem saraf otonom yang mampu melakukan penyesuaian untuk mencapai keseimbangan dengan keadaan di dalam tubuh maupun luar tubuh. Secara garis besar sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SST memiliki 2 divisi yaitu sistem saraf sensoris dan saraf motorik, selanjutnya saraf sensoris dibagi menjadi saraf somatik sensoris dan saraf viseral sensorik sedangkan saraf motorik dibagi menjadi saraf motorik somatik dan saraf motorik otonom. Berikut ini adalah ilustrasi organisasi sistem saraf.
Otot adalah salah satu dari empat jaringan tubuh dasar. Terdapat tiga jenis otot, yaitu terdiri dari sel-sel kontraktil khusus. Suatau otot rangka mengandung sejumlah besar serat otot. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks serta berhubungan yang terdiri dari jaringan saraf.
MILA ADENIA IBRAHIM, 2018
Manusia memiliki sistem saraf yang bekerja pada tubuhnya, Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sitem saraf perifer. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang tidak dapat dikendalikan oleh kemauan kita melalui otok. Fungsi saraf otonom mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ visceral dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom dibawa oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar , kadang- kadang disebut juga susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya system saraf otonom dibagi dalam dua bagian, yaitu system simpatis yang terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. System saraf parasimpatis yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral Obat-obat yang menghasilkan efek terapeutik utamanya dengan cara menyerupai atau mengubah fungsi system saraf otonom disebut obat-obat otonom. mengobat-obat otonom ini bekerja dengan cara merangsang bagian system saraf otonom atau menghambat kerja system saraf ini. Dalam dunia farmasi, sangat penting mempelajari sistem saraf otonom karena dengan mempelajari sistem saraf otonom maka kita kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat yang akan mempengaruhi sistem saraf otonom tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang farmasis kita sangat perlu pengetahuan tentang sistem saraf otonom. Agar kita dapat mengatahui efek farmakodinamik sistem saraf otonom dari obat sistem saraf otonom yang akan diberikan.
Makin tinggi suatu makhluk hidup berkembang, makin besar pula tingkat kebutuhannya, dalam hal ini termasuk kebutuhan akan sistem penghantaran informasi, sistem koordinasi, dan sistem pengaturan, di samping kebutuhan akan organ pemasok dan organ sekresi.
2018
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan kesemua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut. Alat penerima rangsangan (reseptor) meliputi :
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.
: XI/2 Materi Pokok : Sistem Saraf Alokasi waktu : 2 x 40 Menit A. Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode, sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.