Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
24 pages
1 file
Selain yang diisi oleh Petugas (bagian yang diarsir), diisi oleh Wajib Pajak Beri tanda silang pada kolom yang sesuai.
1 , [email protected] 2 ABSTRAK Meningkatkan tahap pengekalan pelajar merupakan isu kritikal dalam kejayaan pelaksanaan Massive Open Online Course (MOOC). Kajian ini bertujuan untuk membina kluster pelajar yang boleh menggambarkan tahap penglibatan pelajar dalam MOOC Kesepaduan dan Hubungan Etnik (KKHE). Kajian ini merupakan kajian kuantitatif yang menggunakan model penggalian data Cross Industry Standard Process -Data mining (CRISP-DM). Sebanyak enam fasa di dalam proses penggalian data menggunakan model CRISP-DM iaitu memahami matlamat kajian, memahami data, penyediaan data, pembinaan model analisis, penilaian model dan laporan hasil dapatan. Sampel kajian terdiri daripada 11,175 pelajar kohort keempat MOOC KKHE pada semester 2 sesi pembelajaran 2015 / 2016. Data telah dianalisis menggunaan model analisis kluster bagi menentukan tahap penglibatan pelajar. Dapatan kajian menunjukkan 58.07% pelajar berada dalam kluster tahap penglibatan Cuba Uji, 30.81% dalam kluster Cicir, 2.28% dalam kluster Audit dan 8.84% dalam kluster Lengkap. Kajian ini memberi input penting kepada pensyarah dan pembangun MOOC di institusi pengajian tinggi di Malaysia bagi merekabentuk dan melaksanakan MOOC yang dapat meningkatkan tahap penglibatan pelajar dan seterusnya memastikan kejayaan pelaksanaan MOOC selaras dengan Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia -Pengajian Tinggi 2015 -2025. Sebagai kesinambungan, adalah dicadangkan satu kajian tentang pembangunan MOOC yang beridentitikan Malaysia dan memenuhi keperluan pendidikan secara global. PENDAHULUAN Teknologi maklumat dan komunikasi (ICT) banyak mempengaruhi transformasi pendidikan global melalui kaedah penyampaian pengajaran terutamanya dengan tersedianya infrastruktur capaian internet berkelajuan tinggi, malah telah membuka konsep dan model pendidikan yang lebih terbuka melalui kursus dalam talian terbuka secara besar-besaran
di Gedung PIKA 2 Bogor pada tahun 2009. Begitu antusias beliau berkisah tentang Cagar Alam Nusa Gede Panjalu, karir terakhirnya sebagai Kepala Bidang Wilayah Ciamis BBKSDA Jawa Barat, dan seseorang bernama Koorders. Pada saat itu Tim Pemolaan tengah berrefleksi dan mencoba mendefinisikan kembali organisasinya. Ada 522 unit kawasan seluas 2,7 juta ha yang masing-masing memiliki potensi dan persoalan, kondisi penyangga, kesehatan organisasi, partner potensial kolaborasi karakter, dan profilnya sendiri-sendiri. Penyederhanaan dengan mengelompokkan pada TN-non TN, sudah memiliki RP, zonasi/blok atau belum, memisahkan berdasarkan capaian pengukuhan, atau kategorisasi tipe ekosistem, lantas menyebut pengelompokkan itu sebagai tipologi, sudah tidak memadai lagi. Terlalu simplistis. Tim harus memberanikan diri masuk ke wilayah yang lebih rumit yang selama ini dihadapi sendirian oleh UPT. Memetakan kembali konstelasi itu dan mengidentifikasi dimana 1 Pemolaan adalah nama Sub Direktorat pada Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung (KKBHL) Ditjen PHKA Kementerian Kehutanan. 2 Pusat Informasi Konservasi Alam, gedung di jalan Pajajaran yang sekarang menjadi kantor Subdirektorat Bina Daerah Penyangga (BDP). PENGANTAR DARI PENYUNTING Sang PeloPor -Peranan Dr. SH. Koorders dalam Sejarah Perlindungan Alam di Indonesia vi seharusnya Tim berposisi. Persoalan kawasan ternyata tak lantas selesai oleh NSPK 3 dan surat-menyurat. Salah satu yang kami temukan dan relevan untuk ditulis dalam pengantar ini-bahwa setiap perubahan sekecil apapun selalu didampingi kehadiran literatur. Kebetulan PHKA bukanlah institusi yang bertugas sebagai penghasil kayu lapis, perakit produk otomotif. Corebusiness institusi ini adalah pengetahuan. Investasi dari tahun ke tahun hanya diarahkan untuk mampu mendapatkan pengetahuan: seberapa dalam potensi berhasil diketahui, sampai dimana usaha pemecahan masalah, seberapa mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Dalam melakukan itu semua, dari praktek yang konkret, berhasil atau gagal, lahir banyak sekali pengetahuan. Agar tidak mubadzir atau hanya milik pribadi, pengetahuan harus diwariskan dan literatur meng-eksplisit-kannya. Kami memulai dari yang kami bisa: menghimpun dokumen kawasan. Ini literatur penting. Adalah Pak Sumarlan dan Pak Ahmad Hilal yang faham kisah dokumen pengukuhan kawasan konservasi. Dari tahun 1980-an hingga 2010-an duo ini punya kisah dibalik hampir semua SK dan peta. Mereka membuat katalog, membuat file spreadsheet, mengetikkan satu persatu, men-scan, menata folder penyimpanan, menilpon UPT meminta bantuan kiriman file atau sekedar konfirmasi luas angka. Bila ada peta berukuran diatas A4, mereka men-scan separuh-separuh dan menyatukannya lagi dengan aplikasi pengolah gambar. Mereka senang hati melakukannya lebih dari sekedar pekerjaan. Akhirnya kami memiliki dokumen pengukuhan kawasan yang relatif jauh lebih lengkap mulai dari masa Hindia Belanda hingga sekarang. 3 NSPK: Norma Standar Prosedur Kriteria Sang PeloPor -Peranan Dr. SH. Koorders dalam Sejarah Perlindungan Alam di Indonesia vii Hal lain yang kami lakukan dalam adalah mengapresiasi mereka yang bekerja di lapangan dengan cara mencetak karyanya kedalam buku. Beberapa yang berhasil diterbitkan adalah Birds of Baluran National Park karya Swiss Winnasis, Sutadi, Achmad Toha, Mengalir Tanpa Batas karya Suhariyanto, Saatnya Kami "Berdaulat" SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM Sang PeloPor -Peranan Dr. SH. Koorders dalam Sejarah Perlindungan Alam di Indonesia xvi ekonomi, dan kultural pada jamannya. Kebenaran sejarah bersifat sementara, apabila ditemukan data baru, sebaiknya dilakukan koreksi dan interpretasi baru. Semakin banyak data dan bahan, semakin objektif dan konvergen. Saya melihat, buku ini dapat memberikan wawasan kepada kita, bahwa dari sosok seseorang yang telah berjasa dalam merintis keberadaan perlindungan alam di Indonesia pada jamannya, menjadi dasar pengelolaan kawasan sekarang ini. Buku cetakan kedua 'Sang Pelopor' ini oleh penulis digali dari berbagai sumber terutama dari arsip dan dokumentasi peninggalan para pejabat, ahli kehutanan, dan para ahli botani dari tahun 1909 sampai dengan 1921. Tonggak-tonggak sejarah perlindungan alam ini dikumpulkan dari berbagai sumber dokumentasi yang tersebar diberbagai majalah seperti Tectona, De Tropische Natuur, Bulletin du Jardin Botanique te Buitenzorg dan majalah lainnya yang sangat membantu dalam menelusuri pustaka sampai terwujudnya buku ini. Semuanya itu memberikan informasi yang lengkap bagi pembaca. Pada akhirnya saya menyambut baik penulisan dan penerbitan buku ini, dan ucapan terima kasih serta penghargaan kepada penulis yang telah memberikan sumbangan tulisannya yang sangat berharga dan bermanfaat bagi perkembangan perlindungan hutan dan konservasi alam di Indonesia. Semoga buku ini bermanfaat dan memberikan wawasan serta pembelajaran khususnya bagi para Kepala Unit Pelaksana Teknis Ditjen PHKA di pusat dan di daerah, juga para pekerja konservasi, peneliti, lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa, tokoh masyarakat, dan masyarakat luas. Ir. Sonny Partono,M.M DDD xvii Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, akhirnya buku ini dapat diterbitkan kembali setelah mengalami perjalanan panjang dalam penyusunannya sejak dua tahun yang lalu. Penulis sangat berhutang budi kepada banyak. Pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dorongan, informasi, inspirasi dan kritikan yang semua memiliki saham penting terhadap penulisan hasil akhir buku ini. Pertama, saya memberikan penghargaan yang setulustulusnya kepada Ir. Wiratno, M.Sc, Nurman Hakim, S.Hut, Bisro Sya'bani, S.Hut, M.Eng, Ir. Nurhadi Utomo dan Dadang Yunus yang memberikan kontribusi sangat besar dalam memberikan dan mengemas data dan informasi serta pandangan-pandangannya terhadap pengkayaan dan aliran-aliran substansinya. Kedua, secara khusus saya berterima kasih kepada Ir. Hartono, M.Sc, selaku Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung, dan Ir. Rudijanta Tjahya Nugraha, S.Hut, M.Sc, atas dukungan pendanaannya untuk pencetakan ulang buku Sang Pelopor cetakan kedua ini. Ketiga, terima kasih saya haturkan kepada Ibu Yuliana
LAPORAN LAB 6, 2019
LAPORAN LAB 6 SEMESTER 2, JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI D4 TEKNIK LISTRIK. POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG (PNUP)
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.