Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Pandangan dan pemahaman Ignaz Goldziher tentang kritik dan pemahaman hadis
2015
Speaking of a scholar can not be detached from his/her contribution(s) to the dicipline he/she deals with. In modern ḥadîth criticism, Ignaz Goldziher is regarded as one of the most prominent scholar with a wide range of influence. Through his provokative writings, he inspires the rise of many responses which lively signs the development of the discipline among Muslims and Orientalists. Goldziher's interests, however, do not only cover ḥadîth, but also extended to other Arabo-Islamic sciences, more particularly literature criticism with the focus on ancient Arabic poetry. In regard with the ancient Arabic poetry, he too has his great influence by which he deserves to be regarded as a prominent critic of literature.<br> Keen studies on Arabo-Islamic sciences that Goldziher conducted allows him for always being reffered to by scholars. And so his carefull writings are considerred still relevant. On any account, what makes it possible for him to pose such reputations is becau...
JOURNAL OF QUR'AN AND HADITH STUDIES, 2018
Moslem concider Hadith and Sunnah are the main sources of Islamic teachings which serve as explanations for the verses of the Qur’an. But Orientalists such as Ignaz Goldziher has different oppinion, distinguishing between hadith and sunnah. According to him the sunnah is seen as a revision of the customs that occurred even though it did not strengthen the overall meaning. While the hadith according to him is the result of the development of Islam in the fields of religion, politics, and sociology in the period of two centuries, namely the first and second centuries. Hadith is not an Islamic document in the early days of its growth but it is the product of letter generations, after the die Prophet Muhammad SAW. In addition, the hadith is also one product generated from the effects of Islamic power that occurred at its glory.
Ulul Albab, 2015
Hadith and sunnah become the main reference of Islamic teachings which serve as explanatory for the verses of the al Quran. Yet, some orientalists such as Ignaz Goldziher judge and make a statement by distinguishing between hadith and sunnah. He thinks that the sunnah is viewed as a revision of the existing customs although it does not strengthen the custom as a whole. While the hadith according to him is a result of the development of Islam in the fields of religion, politics, and social in the span of two centuries, namely the first and second centuries. The hadith is not Islamic documents in the early days of its growth, but rather is a product of the Prophet Muhammad, then something new can be fabricated and can not be used as a source of Islamic law. Additionally, hadith is also one of the effects of muslim rule that occurs at the time of his victory. Hadits dan sunnah menjadi sumber pokok ajaran Islam yang berfungsi sebagai penjelas terhadap ayat-ayat al Quran. Namun sebagian orientalis yakni Ignaz Goldziher menilai dan membuat sebuah pernyataan dengan membedakan antara hadits dan sunnah. Menurutnya sunnah dipandang sebagai sebuah revisi terhadap adat istiadat yang terjadi saat itu sekalipun tidak menguatkan dalam arti keseluruhan. Sedangkan hadits menurutnya merupakan hasil perkembangan Islam dalam bidang agama, politik, dan sosial pada kurun waktu dua abad, yaitu abad pertama dan kedua. Hadits bukanlah merupakan dokumen Islam pada masa-masa awal pertumbuhannya melainkan merupakan produk Nabi Muhammad SAW yang baru, maka sesuatu yang baru bisa tertolak dan tidak dapat digunakan sebagai sumber hukum Islam. Selain itu, hadits juga merupakan salah satu efek dari kekuasaan Islam yang terjadi pada saat kejayaannya.
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 2021
Makalah ini akan membahas mengenai keraguan Ignaz Goldziher atas keotentikan hadits Nabi. Dengan metodologi kritik historis dia meragukan keotentikan hadits. Pandangan ini tentunya membuat kegelisahan bagi sarjana Muslim, karena sudah menjadi kesepakatan bahwa hadits adalah sumber hukum Islam kedua. Untuk menjawab keraguan tersebut Musthafa Azami melakukan kritik terhadap pemikirannya. Oleh karenanya penulis akan membahas tentang kritik Musthafa Azami terhadap pemikiran Ignaz Goldziher terkait keotentikan hadits. Artikel ini berjenis studi pustaka (library research). Dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif-analisis kritis dapat disimpulkan beberapa hal penting: Pertama, pernyataan Goldziher bahwa kodifikasi hadits baru dilakukan setelah beberapa abad wafatnya Nabi itu tidak benar, karena sudah ada beberapa sahabat yang mencatat hadits Nabi meskipun sedikit; Kedua , hadits hanyalah refleksi doktrinal dari perkembangan politik itu tidak tepat, karena tidak ditemukannya data...
abstraknya seperti tajuknya, self explanatory. Ini bukan tulisan saya, tapi salinan tulisan Engku Ibrahim Engku Ismail dalam jurnal Universiti Malaya, Islamika.
Orientalisme -sebagai sebuah gerakan intelektual yang berkembang di Barat-acapkali mendapat sambutan yang negatif dari kalangan Muslim, diklaim sebagai bentuk soft imperialism, bahkan dianggap sebagai usaha menghancurkan Timur, khususnya Islam. Sehingga banyak karya tokoh-tokoh orientalis -yang sebenarnya menambah khazanah keilmuan Islam-ditolak mentah-mentah. Hal ini, hemat penulis, dikarenakan pemikiran sementara kalangan Muslim masih bersifat eksklusif, tidak mau membuka diri terhadap apapun yang berasal dari non-Muslim. Hal ini tidak terlepas dari keberadaannya yang memang problematis.
Al-Qur'an dengan berbagai pluralitas makna yang terkandung di dalamnya, memberikan daya tarik (interest side) tersendiri bagi setiap kalangan. Secara praktis, orang awam akan merasakan keindahan Al-Qur'an dari setiap ketukan nada akhir dari beberapa ayat. Contohnya saja,
Islamika Inside: Jurnal Keislaman dan Humaniora
Among the Orientalists, who have different ideas, are Ignaz Goldziher and Nabia Abbott. In his study, Goldziher always show a sharp criticism of the scientific construction of ḥadīth and his views on ḥadīth have been always dissimilar with scholars of ḥadīth. He also alleges that the existence of ḥadīth is no longer original. Abbott’s thought of ḥadīth, in contrast, tends to be moderate. Broadly speaking, Abbott’s views seem to reinforce the thought of ‘ulamā’ al-ḥadīth. Abbott even acknowledges that the compilation of ḥadīth has existed since the Prophet Muhammad’s lifetime. In this context, it is interesting to note that Goldziher and Abbott are equally orientalists who employ the Western paradigm in examining ḥadīth. The question is whether there is a relationship of thought between the two. Using descriptive and analytical methods this article specifically traces and explores the relationship of Abbott and Goldziher’s thoughts. The study aims to determine the extent to which the...
2015
Penentuan penilaian ulama terhadap para periwayat amat ditentukan oleh pribadi sang periwayat. Ulama hadis telah menentukan ketentuan periwayatan hadis secara baku. Ketentuan itu mengikat setiap periwayatan yang ada dan menyangkut keotentikan sanad dan matan hadis. Jika keduanya terpenuhi, tidak alasan riwayat itu tertolak. Term sekte kalamiyah dalam tradisi ilmu hadis seringkali dimasukkan ke dalam kelompok pelaku bid’ah. Perbuatan bid’ah dimaksud lebih cenderung kepada masalah akidah dan ibadah . Syi’ah salah satu kelompok yang dinilai telah menyimpang dari pemahaman keagamaan yang sebenarnya. Realitas yang ada, keberadaan periwayat Syi’ah termuat dalam kitab-kitab hadis. Perilaku bid’ah yang melekat pada diri periwayat berpengaruh terhadap penilaian ulama kritik hadis manakala telah dinilai kafir. Selain itu, propagandis yang mengarahkan riwayatnya ke madzhab yang diikuti juga berdampak negatif pada kritikus hadis. Sementara para simpatisan dan pengikut yang bukan propagandis ter...
Alquran merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. yang menjadi panduan bagi umat Islam sejak dulu hingga sekarang. Berbagai aspek dalam Alquran telah dikaji dan dipelajari oleh umat Islam untuk menemukan hikmah dan kesempurnaan dari Alquran itu sendiri. Dalam perkembangannya, pengkajian terhadap Alquran kemudian didukung dengan munculnya berbagai ilmu-ilmu tentang Alquran yang lazim disebut dengan "ulumul quran.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
ISLAM TRANSFORMATIF : Journal of Islamic Studies, 2018
Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies
ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 2015
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits
muhammad wafa'ur rizqi
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin