Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Dalam pembahasan kali ini kita akan bicara salah satu bagian dalam ekonomi yaitu produksi berdasarkan perspektif Islam. dalam hal ini akan disampaikan salah satu pegangan umat Islam yaitu Hadis, dimana kita akan mencari tau hadis-hadis mengenai produksi, yang berkaitan dengan aturan apa saja yang ada dalam proses produksi berdasarkan perspektif Islam yang bersumber dari Hadis Nabi.
Feminist exegesis (tafsir) is a unique genre emerges in contemporary era when gender issue become a global concern. The paradigm of this tafsir started from the asumpsion that the Qur " anic principle of male-female relationship should be based on justice (al-" adalah), equality (al-musawah), appropriateness (al-ma " ruf), and conssensus (syura). Thus, any exegesis produced in classical period which violate all those principles are considered unacceptable, especially in relation to the current situation which differ from that of previous time. Feminist tafsir employs gender analisys as a tool to differentiate between God given condition that is unchangeable to gender as social construction that is changeable. In addition, hermeneutics is considered an appropriate approach chosen in feminist tafsir along with thematic method to interprete verses about gender relation in the Qur " an. With this methodology, its aim is to produce tafsir with more intersubjective and critical insight related to gender relation. Abstrak Tafsir feminis adalah sebuah genre tersendiri yang muncul di era kontemporer ketika isu gender menjadi isu global. Paradigma tafsir ini berangkat dari asumsi, bahwa prinsip dasar al-Qur " an dalam relasi laki-laki dan perempuan adalah keadilan (al-'adalah), kesetaraan (al-musawah), al-ma'ruf (kepantasan), syura (musyawarah). Sehingga produk-produk penafsiran klasik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut akan dinilai tidak tepat, terutama ketika diterapkan untuk konteks kekininian, sebab situasi dan kondisinya jelas berbeda sama sekali dengan zaman dulu. Model analisis yang dipakai dalam paradigma tafsir feminis adalah analisis gender,yang secara tegas membedakan antara kodrat sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah, dengan gender sebagai konstruksi sosial yang bisa berubah. Wajar jika kemudian pendekatan hermeneutik dengan metode tafsir tematik akhirya menjadi pilihan dalam mengkaji ayat-ayat tentang relasi gender. Sebab dengan metodologi seperti itu, diharapkan produk tafsir akan lebih intersubyektif dan kritis melihat problem relasi gender. Kata Kunci: Sejarah; tafsir feminis; validitas tafsir feminis.
Tafsir al Manâr merupakan salah satu kitab tafsir populer dikalangan peminat studi alQur'ân, majalah al Manâr, yang memuat tafsir ini secara berkala pada awal abad ke XX tesebar luas ke seluruh penjuru dunia Islam, dan mempunyai peranan yang tidak kecil dalam pencerahan pemikiran serta penyuluhan agama. Itu semua tidak terlepas dari pengaruh Syekh Muhammad Abduh, lebih-lebih sang murid Sayyid Muhammad Rasyîd Ridhâ pemimpin dan pemilik majalah tersebut serta penulis tasir al Manâr, yang pemikiran keagamaanya sangat terkenal di Indonesia.
Kurban berasal dari bahasa arab yang disebut udhiyah yang berarti menyembelih hewan pada pagi hari. Sedangkan menurut istilah kurban ialah beribadah kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu pada hari Raya Idul Adha dan hari Tasyrik (tanggal 11,12,dan 13 Dzulhijah).
Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini juga telah menarik perhatian manusia secara tidak langsung untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya, di antaranya yaitu ayat-ayat yang berhubungan dengan kejadian manusia, unsure-unsur yang terdapat di bumi, dan lain-lain. Salah satu unsur yang ada di bumi adalah Besi, besi merupakan unsur terpenting di bumi. Sejak dahulu kala, manusia telah mengenali dan memanfaatkannya dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tidak lepas dari banyaknya kelebihan pada logam besi yang tidak dimiliki logam-logam lain. Mengingat kekhususan besi dari logam-logam lain, saya pun teringat pada sebuah surah yang dinamakan “besi”, yaitu surah Al-Hadid. Dalam surah ini disebutkan lafal وانزلنا الحديد , yang artinya : “Dan Kami turunkan besi”.
Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab sehingga mayoritas orang Arab mengerti makna dari ayat-ayat al-Qur'an. Sehingga banyak diantara mereka yang masuk Islam setelah mendengar bacaan al-Qur'an dan mengetahui kebenarannya. Akan tetapi tidak semua sahabat mengetahui makna yang terkandung dalam al-Qur'an, antara satu dengan yang lainnya sangat variatif dalam memahami isi dan kandungan al-Qur'an. Juga hadits Anas yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim Rasulullah bersabda tentang Al-Kautsar adalah sungai yang Allah janjikan kepadaku (nanti) di surga. Tafsir Pada Zaman Shohabat. Adapun metode sahabat dalam menafsirkan al-Qur'an adalah; Menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an, menafsirkan Al-Qur'an dengan sunnah Rasulullah, atau dengan kemampuan bahasa, adat apa yang mereka dengar dari Ahli kitab (Yahudi dan Nasroni) yang masuk Islam dan telah bagus keislamannya.Diantara tokoh mufassir pada masa ini adalah: Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali), Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas'ud, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Aisyah. Namun yang paling banyak menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi Tholib, Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin Abbas yang mendapatkan do'a dari Rasulullah. Penafsiran shahabat yang didapatkan dari Rasulullah kedudukannya sama dengan hadist marfu'. Atau paling
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Moh. Syifa' Akmaluddin Bukhori , 2023