Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
ABSTRAK Abstrak: Perkembangan Pers di Indonesia tidak pernah bisa lepas pada masa penjajahan negara Belanda dan Jepang. Berikut ini merupakan ulasan tentang pers Indonesia di zaman pendudukan Negara Belanda dan Jepang. Pers Indonesia di zaman Belanda juga dikelola oleh para pemimpin gerakan kebangsaan dan keagamaan di Indonesia yang sekaligus merangkap menjadi pemimpin redaksi atau pembantu dari majalah atau surat kabar Metode yang digunakan adalah metode histories dan dokumenter, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik kepustakaan, dokumentasi, dan wawancara.Kemudian teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif maksud dari teknik ini adalah teknik yang memaparkan dan menggambarkan data yang telah dianalisis. Penggunaan pers dimasa sekarang sudah semakin modern dan infromasi tidak hanya melalui surat kabar tapi sudah merambah ke gawai (gadget) yang semakin mudah dengan tersedianya konektivitas internet sehinga berita dan siaran bisa dilihat oleh khalayak ramai tapi perss tidak diatur dengan ketat akan menimbulkan berita palsu (HOAX) atau merugikan negara kasus ini hampir sama tahun 1950-1959 dengan adanya pembredelan kantor berita Suara Merdeka,Keng Po, Lembaga dan hal ini dilanjut pada masa demokrasi terpimpin, orde baru yang sejatinya perss hanya sebagai terompet penguasa sejatinya perss bisa independen dan teguh pada prisnip sesuai dengan kode etik perss. Kata Kunci: Sejarah Perss, Perss Modern, Agent of control 1. PENDAHULUAN
Pers dapat tumbuh di Indonesia sejak abad ke-17 pada masa Kolonial Belanda di mana pada saat itu kemerdekaan masih belum Indonesia miliki, hingga pers menjadi salah satu yang sangat penting bagi Negara Indonesia sendiri seperti sekarang ini .
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, 2018
Sejarah pers di Indonesia diawali dengan munculnya berbagai media pers yang dipelopori oleh Bangsa Eropa khususnya Belanda. Selain itu, ada juga media pers yang diterbitkan oleh kaum Indo Belanda. Dalam sejarah Indonesia media pers ini dikenal sebagai Pers kolonial. Selain menggunakan Bahasa Belanda pers kolonial juga menggunakan Bahasa Melayu dan bahkan ada yang menggunakan bahasa daerah. Selain membawa kepentingan pemerintah kolonial Pers Kolonial juga ada yang membawa kepentingan agama Kristen (misionaris).
Negara Indonesia adalah negara demokrasi, dimana kedalautanya berada pada tangan rakyat. dianutnya asas kedalautan rakyat itu mengandung konsekuensi bahwa rakyat itu harus memiliki kebebasan berserikat, berkumpul dan mengluarkan pendapat. Negara Indonesia menjawab konsekuensi itu dalam Pasal 28 UUD 1945 sebagai bukti jaminan atas hak tersebut. Jadi bukan suatu hal yang mengherankan jika perusahan-perusahan pers tumbuh liar disebuah negara demokrasi Indonesia ini. Di Indonesia pers dijadikan sebagai bagian dari pilar ke-4 demokrasi setelah, badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Dalam posisi ini, pers berfungsi sebagai alat kontrol agar sebuah negara demokrasi tersebut berjalan seimbang. Namun seiring dengan berjalannya waktu perjalan pers sebagai media kontrol ini selalu dihantui oleh berbagai problematika-problematika yang membuat pers ini tidak lagi berjalan sesuai fungsinya.
Ettisal : journal of communication, 2023
The absence of a map of the history of Indonesian Press makes it difficult for communication researchers to understand the scope of this field. The purpose of this study is to provide an up-to-date description of the historical research of newspapers in Indonesia. The literature study method is used to select, sort, and map various research literature on the history of newspapers in Indonesia. The result of this study is a mapping diagram of newspaper history that divides press history research into 5 genres, namely: local press, media organizations, ideology and propaganda, media history in general, and press bans. The implication is that this diagram can be used as a basis for press history researchers to gain insight into the themes and timeframes that have been researched by the researchers and at the same time open up opportunities for which themes and timeframes still need further investigation.
ABSTRAK Pada masa sekarang, kita mengenal dua strategi dalam mencapai reformasi, yaitu dengan cara radikal dan moderat. Radikal diartikan dengan genjatan senjata sedangkan moderat dengan cara lunak atau dengan organisasi. Pada masa moderat ini mulai tumbuh organisasi pergerakan. Organisasi tersebut tidak akan tersebar luas jika tidak ada yang menyebarkannya. Di sinilah pers berfungsi untuk menyebarkannya. Pada awalnya pers hanya sebagai media massa semata, seiring waktu pers berubah menjadi sebagai tombak pergerakan dan mencapai kemerdekaan Indonesia bahkan munculnya reformasi. Penelitian ini bertujuan untuk:
Langkah dadakan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan menghapus keberadaan Departemen Penerangan dalam jajaran Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpinnya, pada Oktober 1999, seolah-olah menjadi klimaks mengejutkan dalam proses keterbukaan dan demokratisasi kehidupan pers di Indonesia.
Pengertian Pers Secara Umum adalah media massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik dalam bentuk tulisan, suara, dan gambar serta data dan grafik dengan menggunakan media elektronik dan media cetak dan dll. Pers dalam etimologi, kata pers (Belanda), presse (prancis), Press (inggris), sedangkan kata pers dalam bahas latin adalah pressare dari kata premere artinya "tekan" atau "cetak". definisi pers secara terminologisnya adalah media massa cetak atau media cetak. Istilah pers dikenal sebagai salah satu jenis media massa atau media komunikasi massa yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan tidak hanya itu istilah pers juga lazim dikaitkan dengan surat kabar (newspaper) atau majalah (magazine). Pengertian Pers menurut Oemar Seno Adji pakar komunikasi membagi pengertian pers dalam arti sempit dan pengertian pers dalam arti luas, pengertian pers dalam arti sempit adalah penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan kata bertulis, sedangkan pengertian pers dalam arti luas adalah memasukkan didalamnya sebuah media mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan orang baik dengan kata yang tertulis maupun dengan lisan. Pengertian pers menurut UUD No. 40 Tahun 1999 yang berbunyi bahwa pengertian pers adalah lembaga sosial atau wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak atau media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara
The development of science always walk on the roal with the media used. This also give color the history of tafsir in Indonesia. Marshall McLuhan said there are at least four divisions of media development in general, the tribal age, the age of literacy, the print age, and the electronic age. Based on the classifications of the McLuhan media era, it can be seen how the history of tafsir in Indonesia developed according to the media used, first, the era of oral tafsir which coincided with the islamization process where the application of Al-Qur’an values was conveyed through speaking. Secondary, the era of written tafsir which began to use paper as the medium and us handwriting. Third, the era of printed tafsir which uses a printing press as its main characteristic, such as books, magazines, and others. Fourth, the era of electronic tafsir which began to use electronic media such as tv and radio. Fifth, the era of online tafsir which is the development of the era of electronic tafsir...
Jejak-jejak awal mula pers Islam di Indonesia
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal ilmu Komunikasi, 2008
dalam Jurnal Penelitian …, 2009
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, 2019