Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
Konsep Alam Semesta dalam PespektifFalsafah Pendidikan Islam
Di antara kalangan para filsuf Muslim, alam menjadi salah satu pembahasan filsafat yang paling penting. 1 Para filsuf beranggapan bahwa alam tidak bermula. Alam ada sejak Tuhan ada. Tuhan ada maka alam ada. Yang akhirnya membawa pada pandangan bahwa alam ini bersifat qadīm. Jika dikatakan bahwa Tuhan ada, dan alam tidak ada, maka 'ketiadaan' hadir sebelum adanya alam. Ini mustahil, kata para filsuf. Sebab, jika alam dari 'tiada' kemudian berubah menjadi 'ada', maka pasti ada faktor (murajjih) yang menyebabkan perbuahan dari ketiadaan menjadi ada. Arti Alam dalam bahasa yaitu, suatu hal yang mengetahui sesuatu, karenanya terbentuknya atas pengetahuan Allah dari asma-Nya dan sifat-Nya. 2 Dalam al-Qur'an konsep alam semesta dapat di gambarkan dengan kata "langit dan bumi serta isinya" seperti penjelasan dalam QS. Al-Rum (30) ayat 8, (Awalam yatafakkarū fī anfusihim, mā khalaqa-allahu as-samāwāti wa-l-ardha wa mā baynahumā illā bi-khaqqi wa ajali musammā, wa inna katsīran mina an-nāsi biliqāi rabbihim lakāfirūna). "Tidakkah mereka meikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesngguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya,." Ada juga penjelasan tentang alam semesta di dalam QS al-Zumar (39) ayat 5, (khalaqa as-samāwāti wa-l-ardha bi-l-khaqqi, yukawwiru allayla 'ala an-nahāri wa yukawwiru an-nahāra 'ala al-layli, wa sakhara as-syamsa wa al-qamara, kullu yajrī liajalii musammā, alā huwa al-'azīzu al-ghaffāru). "dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atasa malam dan menundukkan 1 Lihat Ahmad Fuad al-Ahwani, Al-Falsafah al-Islāmiyyah, (Kairo: al-Maktabah al-Tsaqāfiyyah, 1962), 132. Dalam bahasa Inggris "alam" dikenal dengan cosmos yang berarti segala sesuatu yang ada. Sedangkan dalam bahasa Latin disebut dengan universum yang bermakna seluruhnya. Dengan demikian, alam dapat diartikan mencakup bumi dan langit beserta seluruh isinya. 2 ىلع، بو حمهد بو عيل للجرجاين اتلعريفات كتاب (، ن دينة: للرتاث، ايلان دار 747 ص. ه)، 888
A. ALAM SEMESTA 1. Pengertian Alam Semesta Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan mrnjadi beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik karene alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh indera. Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam zarrah (mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan penulisnya. KESIMPULAN 1. Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam semesta adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system yang unik dan misterius dan dapat dicapai oleh indera manusia yang merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. 2. Teori Big bang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semesta. 3. Al Qur'an menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A'raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa. 4. Karakteristik integral alam ada 5, yaitu terbatas, berubah, tergantung, ditentukan, dan relative. 5. Tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah. 6. Mekanisme Alam (Sunnatullah) adalah ketentuan-ketentuan Allah sebagai hukum yang mengatur alam semesta ini beserta isinya. Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi dengan hukum-hukum (sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur dan tempat kembali seluruh alam.
Para ahli astronomi telah lama berusaha merumuskan berbagai teori yang dapat menjelaskan tentang kejadian alam semesta. Salah satu teorinya disebut teori dentuman dahsyat (big bang). Teori ini pertama kali dikemukakan oleh kosmolog Abbe Lemaitre pada tahun 1920-an. Menurutnya alam semesta ini bermula dari gumpalan super-atom raksasa yang isinya tidak bisa kita bayangkan tetapi kira-kira seperti bola api raksasa yang suhunya antara 10 milyar sampai 1 trilyun derajat celcius (air mendidih suhunya hanya 100 o C). Gumpalan super-atom tersebut meledak sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Hasil sisa dentuman dahsyat tersebut menyebar menjadi debu dan awan hidrogen. Setelah berumur ratusan juta tahun, debu dan awan hidrogen tersebut membentuk bintang-bintang dalam ukuran yang berbeda-beda. Seiring dengan terbentunya bintang-bintang, di antara bintang-bintang tersebut berpusat membentuk kelompoknya masing-masing yang kemudian kita sebut galaksi. Teori big bang merupakan teori mutakhir tentang penciptaan alam semesta. Sebelumnya telah berlaku berbagai teori kejadian alam semesta dengan sejumlah pendukung dan penentangnya. Seperti Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory) yang diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge (Tjasyono, 2006; 51). Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Dalam teori keadaan tetap tidak ada asumsi bola api kosmik yang besar dan pernah meledak. Alam semesta akan datang silih berganti berbentuk atom-atom hidrogen dalam ruang angkasa, membentuk galaksi baru dan menggantikan galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. Teori lainnya yang cukup akomodatif dari kedua teori di atas adalah teori osilasi. Keyakinan tentang kejadian alam semesta sama dengan Teori Keadaan Tetap yaitu bahwa alam semesta tidak awal dan tidak akan berakhir. Tetapi model osilasi mengakui adanya dentuman besar dan nanti pada suatu saat gravitasi menyedot kembali efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mengempis (collapse) yang pada akhirnya akan menggumpal kembali dalam kepadatan yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan akan terjadi dentuman besar kembali. Setelah big-bang kedua kali terjadi, dimulai kembali ekspansi kedua dan suatu saat akan mengempis kembali dan meledak untuk ketiga kalinya dan seterusnya.
karya tulis dibuat dalam bentuk resume
Pendahuluan: Resume ini mengungkap tentang Konsep Alam Semesta Dalam Persefektif Falsafah Pendidikan Islami. Dalam persefektif Islam yakni alam semesta ini adalah segala sesuatu selain Allah Swt. Oleh sebab itu bukan hanya langit dan bumi yang dimaksud dengan alam semesta tetapi juga mencakup dan meliputi segala sesuatu yang ada dan berada di antara keduanya. Bukan hanya itu, dalam persefektif Islam, alam semesta juga bukan hanya sekedar mencakup hal hal konkrit atau dapat diamati melalui pengindraan manusia, tetapi juga mencakup segala sesuatu yang tidak dapat diamati oleh pengindraan manusia. Dalam Islam, segala sesuatu yang selain Allah Swt, yang dapat diamati atau didekati melalui pengindraan manusia disebut dengan 'alam syahadah. Ia merupakan fenomena. Sementara, yang segala sesuatunya selain Allah Swt yang tidak dapat diamati dan didekati melalui pengindraan manusia yaitu disebut dengan 'alam ghaib. Karenannya ia adalah noumena. Terminology Alam Semesta Dalam Islam, yang disebut dengan 'alam syahadah ialah segala sesuatunya yang selain Allah yang dapat diamati dan didekati dengan pengindraan manusia, karena ia merupakan fenomena. Sementara, yang segala sesuatunya selain Allah Swt yang tidak dapat diamati dan didekati melalui pengindraan manusia yaitu disebut dengan 'alam ghaib. Karenannya ia adalah noumena. Dalam al-Qur'an kata 'alam hanya dijumpai dalam bentuk plural yakni 'alamin. Kata ini terulang sebanyak 73 kali dan tersebar pada 30 surat. Penggunaan bentuk plural
Teori ini berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksigalaksi, karena pengembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah (stady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta diseluruh alam semesta. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena materi diperbarui secara terus menerus di satu tempat sementara di tempat lain dihancurkan.
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana semua energi dan materi berkumpul. Massa dan energi yang berada di alam semesta
Pendahuluan: Resume ini mengungkap tentang Konsep Alam Semesta Dalam Persefektif Falsafah Pendidikan Islami. Dalam persefektif Islam yakni alam semesta ini adalah segala sesuatu selain Allah Swt. Oleh sebab itu bukan hanya langit dan bumi yang dimaksud dengan alam semesta tetapi juga mencakup dan meliputi segala sesuatu yang ada dan berada di antara keduanya. Bukan hanya itu, dalam persefektif Islam, alam semesta juga bukan hanya sekedar mencakup hal hal konkrit atau dapat diamati melalui pengindraan manusia, tetapi juga mencakup segala sesuatu yang tidak dapat diamati oleh pengindraan manusia. Dalam Islam, segala sesuatu yang selain Allah Swt, yang dapat diamati atau didekati melalui pengindraan manusia disebut dengan 'alam syahadah. Ia merupakan fenomena. Sementara, yang segala sesuatunya selain Allah Swt yang tidak dapat diamati dan didekati melalui pengindraan manusia yaitu disebut dengan 'alam ghaib. Karenannya ia adalah noumena. Terminology Alam Semesta Dalam Islam, yang disebut dengan 'alam syahadah ialah segala sesuatunya yang selain Allah yang dapat diamati dan didekati dengan pengindraan manusia, karena ia merupakan fenomena. Sementara, yang segala sesuatunya selain Allah Swt yang tidak dapat diamati dan didekati melalui pengindraan manusia yaitu disebut dengan 'alam ghaib. Karenannya ia adalah noumena. Dalam al-Qur'an kata 'alam hanya dijumpai dalam bentuk plural yakni 'alamin. Kata ini terulang sebanyak 73 kali dan tersebar pada 30 surat. Penggunaan bentuk plural
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.