Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Pesantren 40 adalah konsep pesantren yang dapat dikolaborasikan dan diintegrasikan dengan sistem pesantren yang sudah ada. Pesantren 40 berorientasi pada out put akhlak/perilaku. Didasarkan pada inspirasi hadis yang menjamin bahwa 40 hari berturut-turut sholat berjamaah tanpa cacat rukun, maka akan dibebaskan dari sifat munafik.
Perbincangan dan perbahasan tentang genre kesusasteraan Melayu tradisional telahpun bermula sejak sekian lama dengan diawali oleh pembahagian genre kesusasteraan Melayu tradisional oleh Winstedt (1969), Hooykaas (1947), Liaw Yock Fang (1971) dan beberapa peneliti sastera lainnya. Apakah yang dimaksudkan dengan genre? Siti Hawa Haji Salleh (2006) menyatakan bahawa semua genre tercipta sebagai 'hasil kesusasteraan'. Menurut beliau lagi, suatu hal yang membezakan suatu genre daripada yang lain ialah pokok persoalan dasarnya, iaitu sama ada genre itu sastera keagamaan, sastera undang-undang, sastera ketatanegaraan, sastera sejarah, sastera hikayat dan sebagainya. Dalam bukunya Kesusasteraan Melayu Abad Kesembilan Belas (2002), Siti Hawa Haji Salleh menjelaskan bahawa istilah genre sering dipakai apabila membincangkan tentang pembahagian atau penetapan jenis, kumpulan atau kelompok dalam kesusasteraan, baik untuk kesusasteraan Melayu tradisional mahupun sastera Melayu moden. Keputusan meletakkan sesebuah karya sastera ke dalam sesuatu golongan dibuat berdasarkan beberapa perkara termasuk bentuk, teknik dan kadang-kadang pokok persoalan yang dikemukakan dalam karya tersebut. Justeru, istilah genre sama maknanya dengan jenis, kumpulan, kelompok dan kadang-kadang merujuk kepada bentuk dan sifat. Perkembangan yang berlaku dalam dunia kesusasteraan Melayu tradisional di Malaysia telah memunculkan satu usaha untuk menilai kembali pembahagian genre yang telah dilakukan oleh sarjana-sarjana Barat. Sarjana sastera Melayu tempatan berpendapat bahawa apa yang telah dilakukan oleh sarjana Barat itu
ABSTRAK Lahirnya revolusi industri 4.0 berkelindan dengan revolusi peradaban 5.0. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupaya mengenalkan sejak dini akan lahirnya era disrupsi teknologi ini kepada masyarakat.Selanjutnya, masyarakat diberikan pelatihan pembuatan website. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah warga masyarakat Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan pendekatan asset based community development (ABCD) dengan model appreciative inquiry (AI). Kegiatan ini telah terlaksana dengan baik dan terbukti efektif dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait society 5.0 dan teknik membuat dan mengelola website. Indikator lain pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah hasil umpan balik dari para subjek dampingan, dimana sebagian besar menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, sesuai kebutuhan dan juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat dampingan. ABSTRACT The emergence of the industrial revolution 4.0 interconnected with the revolution of civilization 5.0. This becomes a challenge as well as an opportunity for the community. Community service activities are trying to introduce early on the birth of this era of technological disruption to the community. Furthermore, the community is given training in making websites. The targets of the community service activities are residents of Wates Village, Slahung District, Ponorogo Regency. This community service uses the asset based community development (ABCD) approach with an appreciative inquiry (AI) model. This activity has been carried out well and proved effective in providing enlightenment to the public related to society 5.0 and techniques for creating and managing websites. Another indicator of the implementation of
Resin komposit adalah suatu jenis bahan yang merupakan hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun sifat fisiknya dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut. Sedangkan resin komposit dalam bidang restorasi gigi merupakan bahan matriks yang didalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloid). 2. Klasifikasi Resin Komposit Resin komposit dapat diklasifikasikan atas dua bagian yaitu menurut ukuran filler dan menurut cara aktivasi.
Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset penting dan terbesar dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan, untuk mendukung dan mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, maka kapasitas tenaga kesehatan perlu terus ditingkatkan. Langkah-langkah strategi, taktis, dan aplikatif diperlukan agar tenaga kesehatan yang berkonstribusi dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit dapat berperan dan siap bersaing di tatanan dunia kesehatan regional, nasional, dan global. Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akontabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis. Dalam pelayanan kebidanan, standar sangat membantu bidan untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga bidan harus berpikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplemetasikan standar sangat tergantung pada individu perawat atau bidan itu sendiri, usaha bersama dari semua staf dalam suatu organisasi , disamping partisipasi dari seluruh anggota profesi. Berdasarkan hasil riset tahap I bulan Oktober 2000-Maret 2001 yang dilaksanakan oleh Tim Konsultan WHO Temuan permasalahan diperoleh melalui penelitian di DKI Jakarta, Sumut, Sulut dan Kaltim tahun 2001 oleh WHO dan Direktorat Keperawatan Depkes salah satu hasilnya adalah belum dikembangkannya secara optimal kelengkapan standar dan SPO untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.
Proses didefinisikan sebagai program yang sedang dieksekusi. Menurut Silberschatz proses tidak hanya sekedar suatu kode program (text section), melainkan meliputi beberapa aktivitas yang bersangkutan seperti program counter dan stack. Sebuah proses juga melibatkan stack yang berisi data sementara (parameter fungsi/metode, return address, dan variabel lokal) dan data section yang menyimpan variabel-variabel global. Tanenbaum juga berpendapat bahwa proses adalah sebuah program yang dieksekusi yang mencakup program counter, register, dan variabel di dalamnya. Tanenbaum memberikan sebuah analogi untuk membantu membedakan antara program dan proses. Misalkan seorang tukang kue ingin membuat kue ulang tahun untuk anaknya. Tentunya tukang kue tersebut memiliki resep untuk membuat kue tersebut beserta daftar bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kue ulang tahun seperti tepung, gula, bubuk vanilla, dan bahan-bahan lainnya. Dalam analogi ini, resep kue ulang tahun tadi adalah sebuah program, tukang kue ini adalah CPU (prosesor), dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kue adalah data input. Sedangkan proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh si tukang kue mulai dari membaca resep, mengolah bahan, dan memanggang kue hingga akhirnya selesai.
ABSTRAK Pembelajaran mudah alih (m-pembelajaran) adalah satu trend penyelidikan baru yang menarik minat para penyelidik untuk meneroka teknologi ini dengan mengkaji kesan-kesannya kepada pelajar dan pendidik. Pembangunan infrastruktur juga dilakukan untuk memartabatkan lagi penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Tujuan penulisan kertas konsep ini adalah untuk membincangkan tentang kelebihan m-pembelajaran
IBADAT PERINGATAN ARWAH HARI KE-40 Pembuka P : Saudara-saudari terkasih, Hari ini kita bersama-sama berdoa bersama untuk mendoakan arwah dari Ibu/mama/dan saudari tercinta kita yang pada 40 hari yang lalu di panggil Bapa. Kita percaya bahwa segala doa yang kita panjatkan untuk mereka yang sudah meninggal sangat bermanfaat demi terwujudnya harapan iman mereka untuk berdiam di rumah Tuhan selamalamanya. Masyarakat di berbagai tempat di Indonesia mengenal kebiasaan memperingati arwah berdasarkan rangkaian hari/tahun, seperti peringatan hari ke-7, 40, 100, 1 tahun, 2 tahun, dan 1000 hari. Gereja Katolik menghargai budaya setempat dan menganjurkan agar adat istiadat umat beriman diintegrasikan dalam liturgi Gereja. Masingmasing masa liturgi itu menghadirkan seluruh misteri Kristus dan sekaligus juga menekankan aspek-aspek tertentu dari misteri itu. Begitu pula halnya dengan pengintegrasian budaya setempat berupa peringatan arwah pada hari ke-7, 40, 100, 1 dan 2 tahun, serta 1000 hari. Masing-masing hari itu merayakan satu tindakan Allah yang menyelamatkan orang yang sudah meninggal itu melalui Kristus dalam Roh Kudus dan sekaligus juga aspek-aspek tertentu dari misteri penyelamatan tersebut.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.