Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
47 pages
1 file
wkwkwkk
Perjalanan alami dari Infark Miokard Akut (IMA) sukar ditentukan dengan beberapa alasan : kejadian infark tanpa keluhan yang umum terjadi, angka kematian karena penyakit koroner akut diluar rumah sakit, dan bervariasinya metode yang digunakan dalam mendiagnosis penyakit ini. Penelitian pada beberapa kelompok masyarakat menunjukkan secara konsisten bahwa fatalitas dari serangan jantung akut pada bulan pertama sebesar kira-kira 50% dan setengah dari kematian yang ada terjadi kira-kira pada 2 jam pertama. Mortalitas yang tinggi ini tampaknya sedikit berubah selama 30 tahun terakhir. Kebalikan dengan angka mortalitas di masyarakat, terdapat penurunan yang nyata pada angka kematian penderita yang dirawat di rumah sakit. Seiring pengenalan adanya unit rawat jantung di tahun 1960, mortalitas di rumah sakit berkisar antara 25-30%. Penelitian lanjutan tentang mortalitas pada era pre-trombolitik pertengahan tahun 1980 menunjukkan kematian rata-rata 18%. Angka mortalitas pada bulan pertama telah dapat diturunkan, akan tetapi tetap tinggi meskipun obat trombolitik dan aspirin digunakan secara luas. Maka, pada penelitian MONICA ( monitoring trends and determinants in cardiovascular disease ) akhir-akhir ini di 5 kota, kematian pada hari ke-28 adalah 13-27%. Penelitian lain melaporkan angka kematian dalam 1 bulan sebesar 10-20% .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, 2016
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu secara global. Salah satu penyakit kardiovaskuler adalah acute coronary syndrome (acs)). salah satu faktor risiko acs adalah perubahan dari kadar lipid yaitu kolesterol total, LDL, HDL dan Trigliserida yang dikaitkan dengan pembentukan plak aterosklerosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan klasifikasi sindrome koroner akut dengan nilai lipid profile di RSUDZA Banda Aceh. Jenis penelitian deskriptif dengan desain retrospectif study dengan teknik pengumpulan data purpose sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 11 sampai dengan 12 Agustus 2016 terhadap 90 pasien yang memiliki nilai lipid profile di ruang perawatan bedah jantung dan cath lab dan ruang Geulima 2 RSUDZA. Alat ukur yang digunakan adalah lembar isian dengan teknik observasi dan menggunakan analisis ANOVA untuk mengetahui perbedaan. Hasil penelitian klasifikasi acute cornary syndrome dengan kolesterol total menunjukkan p value 0,007 berarti ada perbedaan yang signifikan, hasil penelitian klasifikasi acute coronary syndrome dengan nilai LDL menunjukkan p value 0,328 berarti tidak ada perbedaan, hasil penelitian klasifikasi acute coronary syndrome dengan nilai HDL menunjukkan p value 0,312 berarti tidak ada perbedaan, hasil penelitian klasifikasi acute coronary syndrome dengan nilai trigliserida menunjukkan p value 0,743 berarti tidak ada perbedaan. Disarankan kepada perawat bahwa nilai lipid profile tidak berdampak pada kejadian dari acute coronary syndrome dikarena onset serangan berbeda dan riwayat penggunaan obat-obatan sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat.
Penyakit Jantung adalah setiap kondisi yang menyebabkan gangguan terhadap jantung. Diantaranya adalah penyakit jantung koroner, aritmia dan penyakit jantung bawaan (Mayo Clinic, 2014). Sedangkan istilah penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular) adalah setiap kondisi yang disebabkan karena adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada atau stroke. Kondisi lainnya dapat berupa gangguan otot jantung, katub jantung, irama jantung atau gangguan di pembuluh darah perifer (Mayo Clinic, 2014). Penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskular terbanyak yang menyebabkan kematian di dunia, yaitu 7.2 juta orang per tahun atau 41% dari kasus penyakit kardiovaskular (World Heart Federation, 2010). Penyakit jantung koroner inilah yang dapat berkembang menjadi Acute Coronary Syndrome. Tulisan ini membahas mengenai manajemen ACS dari perspektif perawat sebagai salah satu tim untuk penanganan kasus ACS
Pendahuluan Penyakit Jantung koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang sering ditemukan dan menjadi penyebab kematian utama di negara-negara Indonesia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 16,7 juta penduduk seluruh dunia per tahun meninggal saat ini karena penyakit kardiovaskular, penyakit ini merupakan penyebab 30% dari seluruh kematian di dunia tiap tahunnya. Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu sindrom klinis yang disebabkan sumbatan akut arteri koroner jantung akibat rupturnya plak aterosklerosis. Di Indonesia angka kematian karena penyakit kardiovaskular makin meningkat, berdasarkan SKRT tahun 1980 menduduki urutan ketiga (9,9%), tahun 1986 urutan kedua (9,7%), dan tahun 1992 telah menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian bagi penduduk usia lebih dari 45 tahun yaitu sebanyak 16,4%. 3 Pada SKRT tahun 1995 penyakit sistem kardiovaskular sebanyak 24,5% lebih tinggi dari penyakit infeksi sebesar 22,5%; dibanding SKRT tahun 1992, proporsi penyakit sistem sirkulasi ini meningkat cukup pesat, bahkan diperkirakan pada tahun 2009 penyakit pembuluh darah ini tetap menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. World Health Organization meramalkan akan menjadi penyebab kematian utama di kawasan Asia pada tahun 2010 nanti. Strategi Penatalaksanaan Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah menegakkan diagnosis secara cepat dan tepat dan melakukan penanganan umum yang optimal. Pedoman tatalaksana SKA ini bertujuan memberikan arahan dan petunjuk bagi dokter sejawat petugas medis lainnya untuk menegakkan diagnosis dan tatalaksana pasien SKA elevasi ST dalam praktik klinis. Definisi Sindrom koroner akut (SKA) adalah sindrom klinis yang biasanya disebabkan oklusi total atau sebagian dari yang mendadak pada arteri koroner akibat ruptur plak aterosklerosis. Patofisiologi SKA merupakan suatu nekrosis miokard yang disebabkan oleh karena robekan sampai sumbatan mendadak aliran darah koroner. Hal ini sebagian besar disebabkan ruptur plak aterom yang kemudian dilanjutkan dengan proses vasokonstriksi, reaksi inflamasi, trombosis dan embolisasi. Luasnya nekrosis miokard tergantung pada; lokasi dan lamanya waktu sumbatan berlangsung, luasnya area miokard yang diperdarahi pembuluh darah tersebut dan ada tidaknya pembuluh kolateral. Pada SKA tanpa elevasi segmen ST terjadi perubahan segmen ST dan atau gelombang T berupa depresi segmen ST atau gelombang T yang inverted sedangkan elevasi segmen ST biasanya terdapat oklusi total pada arteri koroner. Diagnosis dan Stratifikasi Risiko Diagnosis SKA ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran EKG (elektrokardiografi) dan pemeriksaan enzim jantung. Gejala klinisnya adalah nyeri dada yang khas atau tipikal yaitu nyeri dada atau rasa tidak enak yang bersifat substernal, menetap yaitu lamanya berlangsung > 20 menit, nyeri tidak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat, nyeri dapat menjalar ke rahang, lengan atau punggung, dan disertai gejala penyerta seperti keringat dingin, mual dan muntah. Nyeri dada yang tipikal bersifat substernal, berlokasi di tengah atau kiri dada seperti diremas, ditusuk, terbakar. Kadang-kadang nyeri dapat dirasakan didaerah epigastrium dan terjadi salah diagnosis sebagai dispepsia. Gejala penyerta yang juga dapat timbul adalah pusing seperti melayang, sinkop, dan sesak napas. Pada pasien dengan DM dan usia lanjut gejala nyeri dada dapat bersifat tidak khas. Dianjurkan melakukan pemeriksaan EKG 12 sadapan. Gambaran EKG yang bermakna adalah adanya gambaran depresi segmen ST dan gelombang T yang inversi atau elevasi segmen ST > 1 mm pada 2 atau lebih sadapan prekordial atau ekstremitas yangberhubungan. Ditemukannya gambaran Left Bundle Branch Block (LBBB) yang baru atau dianggap baru bila tidak ada data EKG sebelumnya. Berdasarkan perubahan segmen ST dan gelombang T maka SKA dibagi atas : SKA tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI ACS) dan SKA dengan elevasi segmen ST (STEMI ACS)
Pendahuluan Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan,dan ventrikel kiri. 1 Kor pulmonal menurut WHO adalah perubahan pada struktur dan fungsi ventrikel kanan. Terdapatnya edema dan gagal napas juga diajukan untuk menetapkan adanya kor pulmonal secara klinis. Walaupun prevalensi PPOK di Amerika Serikat adalah kira-kira 15 juta, prevalensi pasti dari kor pulmonal sulit untuk ditentukan, karena ia tidak muncul pada semua kasus PPOK, serta karena kurang sensitifnya pemeriksaan fisik dan uji rutin untuk deteksi hipertensi pulmonal. Kor pulmonal diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 % dari semua jenis penyakit jantung dewasa di AS, dengan PPOK akibat bronkhitis kronik atau emfisema sebagai faktor kausatif pada lebih dari 50% kasus. 2 Secara global, insiden kor pulmonal bervariasi antar negara, tergantung pada prevalensi merokok, polusi udara, dan faktor risiko lain terkait penyakit paru-paru. Kor pulmonal dapat disebabkan adanya hipertensi pulmonal yang diakibatkan oleh penyakit yang menyerang paru atau vaskularisasinya. Hipertensi pulmonal menghasilkan pembesaran ventrikel kanan (hipetrofi atau dilatasi) dan berlanjut menjadi gagal jantung kanan. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyebab utama insufisiensi respirasi kronik, kira-kira 80-90% kasus. 2 Sebagian besar kondisi yang menyebabkan kor pulmonal bersifal kronik dan progresif lambat, namun pasien bisa datang dengan gejala akut dan membahayakan jiwa. Dekompensasi mendadak tersebut muncul ketika ventrikel kanan tidak mampu mengkompensasi pada pemaksaan kebutuhan tambahan yang tiba-tiba, yang diakibatkan oleh progresifitas dari penyakit dasar atau proses akut yang makin berat. Tingginya angka kematian yang dapat terjadi akibat penyakit ini maka penegakkan
The role of nurses in the early identification and treatment on Acute Coronary
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
NurseLine Journal, 2017
Nursing Information Journal, 2022
Journal of Applied Nursing (Jurnal Keperawatan Terapan)
E Jurnal Medika Udayana, 2013