Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
17 pages
1 file
ABSTRAK Penguasaan bahasa Inggris sebagai media akses informasi dan pengetahuan dari berbagai teks autentik berbahasa Inggris di internet telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi para mahasiswa. Setiap mahasiswa perlu meningkatkan ilmu pengetahuan dan menambah informasi dari berbagai teks autentik berbahasa Inggris di internet. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan mereka dalam memahami isi teks melalui tes penterjemahan (translation). Penelitian ini merupakan bentuk penelitan survey, yang melibatkan para mahasiswa semester satu program studi PKO (Pendidikan dan Kepelatihan Olah Raga) Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Data penelitian berupa 30 lembar hasil tes terjemahan kalimat teks autentik berbahasa Inggris yang diambil secara acak (random). Analisa data difokuskan pada hasil penterjemahan frasa benda (noun phrase), penterjemahan frasa kerja (verb phrase) dan penterjemahan kalimat (sentence). Hasil analisa terjemahan noun phrase menunjukkan bahwa terjemahan tepat (TT) 16%; terjemahan tidak tepat (TTT) 77%; dan tidak diterjemahkan (TD) 7%. Hasil analisa terjemahan verb phrase menunjukkan bahwa terjemahan tepat (TT) 42%; terjemahan tidak tepat (TTT) 32%; dan tidak diterjemahkan (TD) 26%. Sedangkan hasil analisa terjemahan sentence menunjukkan bahwa terjemahan lengkap dan tepat (LT) 7,5%, terjemahan lengkap tapi tidak tepat (LTT) 67,5 dan terjemahan tidak lengkap tidak tepat (TLTT) 25%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penguasaan bahasa Inggris para mahasiswa relative masih sangat rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataan ulang di berbagai aspek; tujuan pembelajaran, materi ajar dan metode pembelajaran sejalan dengan perkembangan kebutuhan era global.
Senegal Declaration in 2000 on Education for All illustrates the high number of illiterate people in the world. In Indonesia this figure is still quite high , there are 12,8 million people. One of them is located in Regency Sukamakmur Bogor, the are 7,327 thousands illiterate people . In 2002 to 2007 has been done literacy activities through functional literacy programs in District Sukamakmur. After Functional literacy program activities has been implemented for 5 years , it is necessary to do a study to see and analyze the results of literacy skill of the District Sukamakmur society . The goal is to determine the condition of respondens functionalization literacy learning outcomes in life , the purpose is to know respondens : 1 ) using oral discourse to express feelings and thoughts that are functional in daily life ? , 2 ) using oral discourse to reveal information in the introductory activities ? , 3 ) could expressed greetings and conversation if meet new people? , 4 ) using oral skilled to tell stories, give advice / feedback ? , 5 ) could wrote a message using writing skill ? , 6 ) Did they perform various types of writing activities to disclose information related to daily life in the form of a short essay ? , 7 ) already able to calculated the sum of basic operations , either orally or functional literacy in daily life? , 8 ) already able to calculated the reduction of the basic operations both orally and in writing functional in daily life?, 9 ) already perform the basic operations of multiplication counting both orally and in writing functional in life daily life ? , 10 ) got Sukma (certificate) after the completion of a functional literacy program? , 11 ) Knowing constraints faced by the learners in the use of literacy skills in daily life , 12 ) knowing of participant expectations about the continuing literacy program.
ARTIKEL PENELITIAN: STUDI KASUS TENTANG PERKEMBANGAN ANAK Oleh ADRI YANTI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LAMBAT BERBICARA DI RA. ASY AYIFAH ABSTRAK Penelitian ini di latar belakangi oleh banyaknya faktor-faktor penyebab anak lambat berbicara. Penyebab tersebut terlihat ketika anak mengujarkan kata-kata terhadap lawan beicaranya (guru/teman sejawat). Tujuan penelitian, Pertama, mendeskripsikan Faktor-faktor apakah penyebab anak lambat bicara. Kedua, mendeskripsikan bagaimana anak yang disebut normal?.Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengertian anak normal, ciri-ciri fisik, dan perkembangan anak normal. Teori yang digunakan yaitu (1) Veskarisyanti (2008:9), Dardjowidjojo dan Simanjuntak (dalam Maksan 1993: 25-26) dan beberapa ahli lainya. Selanjutnya, peneliti mengambil teori faktor-faktor anak lambat berbicara, salah satunya faktor Eutisme. Eutisme terbagi menjadi 3 tingkat yaitu berat, sedang dan ringan. Teori ahli yang digunakan yaitu Sutadi (2002), Sunarti (dalam Azwandi:2005), dan Eisenson dan Ogilvie (dalam Dardjowidjojo, 1991:135). Berdasarkan hasil analisis data dalam dalam vidio yang telah diambil terhadap anak anak mengalami gejala autis ringan umur 4-5;0 tahun di paud atau TK yang saya pimpin. Gangguan berkumunikasi. Namun apabila hal tersebut ditanggulagi dengan baik anak tersebut akan normal nantinya. Jika anak tersebut dibiarkan dengan cara seperti itu anak tersebut nantinya akan mengalami gangguan berbicara atau komunikasi. Anak autis ringan biasanya anak terbatah-batah dan komuniaksi tidak stabil jika sudah umur 4-5 tahun. Namun dalam penulis ini lebih memfokuskan permasalah pada kalimat. Dapat penulis simpulkan bahwa berdasarkan temuan yang ada, anak dapat menggunakan kalimat dalam kesehariannya. Berdasarkan kelengkapan unsurnya, anak umur 4-5; tahun sudah dapat menggunakan kalimat lengkap. Pada kalimat yang diujarkan anak, sudah temukan unsur subjek dan predikatnya.
Penelitian ini berdasarkan pada kurangnya kepedulian masyarakat akan bahan-bahan penyerap suara dikarenakan mahalnya material tersebut, sehingga penelitian ini memberikan alternatif material yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan berguna untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, dengan memanfaatkan limbah padi yaitu jerami yang sangat berlimpah di Indonesia, diharapkan dapat meminimalisir harga produksinya sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Pemilihan jerami sebagai alternatif material dipilih melalui mengobservasi bagian-bagian jerami yang baik sebagai peredam, eksperimentasi bahan perekat agar kuat sekaligus kokoh dan literature-literature terdahulu. Dengan perbandingan bahan perekat yaitu 1:2 ; 1:3 jerami banding semen dan 0.7:2 ; 0.7:4 jerami banding gipsum. Kesimpulan penelitian ini menghasilkan koefisien penurunan 2.8892% dan koefisien serap bunyi sebesar 0.57 dB, di perbandingan 0.7:2 Kg jerami dan gipsum. Memiliki selisih 0.01 pada panel dengan perbandingan 1 jerami : 3 semen dengan nilai koefisien serap bunyi sebesar 0.56 dB. Walaupun masih tergolong rendah namun pengolahan atau cara dapat divariasikan lagi agar menghasilkan daya serap yang maksimal.
PEMALI DALAM MASYARAKAT MAMASA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP NILAI PENDIDIKAN KARAKTER (PENDEKATAN HERMENEUTIKA) (Pemali in Mamasa Community and Its Implications on Character Education Values: Hermeneutics Approach) Iman Toding ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) makna yang terkandung dalam pemali, 2) mendeskripsikan implikasi pemali terhadap nilai pendidikan karakter. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hermeneutika Ricoeur dan Bultmann. Adapun implikasinya terhadap nilai pendidikan karakter, menggunakan teori Thomas Lickona, 2016. Sumber data diperoleh melalui pemangku adat yang disebut parengngek. Data penelitian ini adalah tuturan lisan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemali dalam masyarakat Mamasa yang sarat nilai pendidikan karakter. Makna dan nilai karakter yang ditemukan pada penelitian ini, meliputi: religius, jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, sadar akan hak dan kewajiban orang lain, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, demokratis, peduli dan menghargai keberagaman. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa pemali dalam masyarakat Mamasa relevan dengan konteks kekinian. Hal ini terlihat melalui indikator-indikator yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari, baik hubungan dengan Tuhan, bagi diri sendiri, bagi sesama, bagi lingkungan, dan bagi bangsa dan Negara. Berdasarkan temuan yang telah diperoleh, disarankan agar pembaca dapat lebih arif dalam memahami makna yang terkandung di dalam pemali. Pemali bukan hanya mitos belaka melainkan di dalamnya tersirat nilai-nilai pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam pembelajaran. Kata Kunci : Pemali, Mamasa, Hermeneutika, Nilai Pendidikan Karakter ABSTRACT This study aims at describing 1) the meaning contained in pemali, 2) the implications of pemali on character education values. The type of this study is qualitative research. The approach used in this study was hermeneuitics approach by Ricoeur and Bultmann. The implication on character education values employed Lickona’s 2016 theory. The data sources of the study were obtained through customary stakeholders called parengngek. Data of the study were in verbal form. Data were collected using observation, interviewing, and documentation techniques. The resulth of the study reveals that pemali in Mamasa community is full of character education values. The meaning and character values discovered in this study include: religious, honesty, responsibility, healthy lifestyle, discipline, hard working, self confidence, logical thinking, critical, creative, and innovative, independent, aware of the rights and duties of others, appreciate work and achievements of others, polite, democratic, caring, and respecting diversity. The conclusion based on the results of analysis pemali in Mamasa community is relevant with current context. It can be seen throught indicators which related to daily life whether relationships with God, one self, others, environment, nation and the state. Suggestion based on the results of the study is the leaders should be wiser in understanding the meaning contained in pemali. Pemali is not only a myth but it implies character educations values. The implication on education is this research is expected to be used as a menas of character education which integrated to a lesson. Key Words : Pemali, Mamasa, Hermeneutics, Character Education Values
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa (2006:3) "Setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni: (1) sarana gedung, (2) buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang yang professional.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.