Penyelesaian masalah penelitian pada tahap awal ditentukan paradigma dari peneliti. Paradigma merupakan suatu cara pandang, cara memahami, cara menginterpretasi, suatu kerangka berfikir, dasar keyakinan yang memberikan arahan pada tindakan. Dalam penyelesaian masalah, peneliti diharuskan melihat dari sudut pandang yang mampu dilakukan oleh peneliti tersebut. Penelitian ilmiah merupakan proses sistematis yang dilakukan dengan urutan dan prosedur tertentu yang bersifat tetap dan benar. Peneliti mengumpulkan data dan menganalisa dari awal penemuan permasalahan dan berlanjut kepada tahap-tahap berikutnya misalnya tahap perumusan masalah, telaah teoretis, verifikasi data, dan kesimpulan. Dasar berfikir positivistik dalam upaya mencari kebenaran dilandaskan pada besar kecilnya frekuensi kejadian atau variasi obyek. Suatu penelitian dipandang obyektif, bila siapapun dengan prosedur kerja yang sama menghasilkan kesimpulan penelitian yang sama. Reliabilitas dapat dibedakan menjadi dua: keajegan internal dan stabilitas antar kelompok. Dengan belah dua random atau dengan pengulangan pengukuran antar waktu kita menguji keajegan internal atau consistency; sedangkan dengan memperbandingkan frekeunsi atau variansi antar kelompok kita menguji stabilitas antar kelompok atau stability. Consistency dan stability adalah ragam prosedur untuk menguji reliabilitas. Validitas adalah kebenaran. Kebenaran bagi positivisme diukur berdasar besarnya frekuensi kejadian atau berdasar berartinya (significancy) variansi obyeknya. Dalam penelitian kualitatif kebenaran tidak diukur berdasar frekuensi dan variansi, melainkan dilandaskan pada diketemukan hal yang esensial, hal yang intrinsik benar; Untuk mengejar kebenaran positivisme mengejar lewat populasi yang luas serta sampel yang representatif, sedangkan penelitian kualitatif mengejar kebenaran lewat diketemukan sumber terpercaya sehingga hal yang hakiki, yang intrinsik, yang esensial dapat diketemukan.