Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
2018
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan EM4 dengan kotoran sapi dalam pembuatan kompos sampah organik. Kompos sendiri sangat bermanfaat sebagai pupuk alami. Petani di Indonesia masih banyak menggunakan pupuk kimia dalam perawatan tanaman pertanian mereka. Padahal bahan baku untuk membuat pupuk kompos ada disekitar mereka. Sekiranya perlu peran pemerintah dalam penggunaan bahan yang ramah terhadap lingkungan dan juga terhadap bahan pangan. Bahan pembuatan pupuk organik atau pupuk kompos berupa pemanfaatkan limbah pertanian, seperti jerami, daun-daunan, rumput, pupuk kandang, dan lain-lain. Pengomposan dapat di lakukan dengan mengunakan aktivator EM4 dan kotoran sapi. Hasil penelitian menunjukkan untuk kompos yang menggunakan aktivator EM4 mengandung P sebesar 0,12%, K sebesar 0,47% dengan rasio C/N 25, tidak memenuhi standar kompos SNI 197030-2004, sedangkan pupuk kotoran sapi mengandung P sebesar 0,21%, K sebesar 0,44%, dengan nilai rasio C/N 20, maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan pupuk kompos yang menggunakan kotoran sapi lebih memenuhi standar dibandingkan dengan aktivator EM4.
Kecernaan adalah zat-zat makanan dari konsumsi pakan yang tidak diekskresikan ke dalam feses, selisih antara zat makanan yang dikonsumsi dengan yang dieksresikan dalam feses merupakan jumlah zat makanan yang dapat dicerna. Jadi kecernaan merupakan pencerminan dari kemampuan suatu bahan pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak (Nugraheni, 2013).
2012
Lebih dari 75 % petani Lada di Lampung menggunakan tanaman dadap sebagai tajar (penegak hidup), namun akhir-akhir ini terjadi ledakan hama bisul pada daun tajar dadap sehingga menyebabkan kerugian mencapai milyaran rupiah. Informasi mengenai hama ini masih sangat terbatas, sehingga pengendaliannya belum maksimal. Biologi hama bisul daun dadap yang dikaji dalam penelitian ini adalah taksonomi dan siklus hidup hama yang dominan ditemukan (Quadrastichus erythrinae). Taksonomi dipelajari dengan mencocokkan serangga yang ditemukan dengan buku identifikasi. Siklus hidup hama bisul dadap (Q. erythrinae) dipelajari dengan mengamati perkembangannya mulai dari telur sampai dewasa pada tanaman dadap yang distek di polibag. Analisis dilakukan dengan menghitung ratarata tertimbang (standar deviasi). Hasil identifikasi diperoleh lima jenis serangga yang termasuk ke dalam dua famili yaitu : Famili Eulophidae (Quadrastichus erythrinae, Elasmus sp, dan spesies x), dan Famili Eurytomidae (Eurytoma lithosperma, dan Eurytoma sp.). Dari kelima jenis yang ditemukan, tiga jenis merupakan hama yaitu Q. erythrinae, E. lithosperma, dan Eurytoma sp, dan dua jenis (Elasmus sp dan Takson x) diduga parasitoid larva dari Q. erythrinae. Kisaran siklus hidup Q. erythrinae hasil pemeliharaan di Laboratorium dari telurimago antara 15-22 hari. Stadium telur 5-8 hari, stadium larva, 4-6 hari, stadium prepupa 2-3 hari, stadium pupa 4-5 hari, dan stadium imago 6-8 hari.
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir
The study was conducted in January 2020 at the Indragiri Tembilahan Islamic University experimental garden, aimed to find out the influence of the combination of alluvial soil and peat soil as a planting medium on the growth and production of onions (Allium ascollanicum L), to find out the best combination of alluvial soil and peat soil as a planting medium for the growth and production of onions (Alluium ascalonicum L). The research design used is a non-factorial randomized group (RAK) design, consisting of 7 treatments consisting of and 3 repeats. A0 = Peat Soil, A1 = Alluvial Soil, A2 = Peat Soil + 2 Kg Manure, A3 = Alluvial Soil + 2 Kg Manure, A4 = Peat Soil + Alluvial Soil (1:1) + 2 Kg Manure, A5 = Peat soil + Alluvial Soil (1:2) +2 Kg Manure, A6 = Peat soil + Alluvial Soil (2:1) + 2 Kg Manure. The data obtained is analyzed statistically using diversity fingerprint analysis (test F) and continued with Tukey HSD at the level of 5%. The results showed that Treatment A5 is the bes...
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 2020
Kertas daur ulang dapat dibuat dari campuran kertas bekas dan berbagai jenis serat. Pengembangan berbagai bahan alternatif serat alam yang mengandung serat selulosa perlu dilakukan untuk menghasilkan kertas berkualitas baik. Pengembangan berbagai bahan alternatif seperti ampas tebu dan serabut kelapa dalam pembuatan kertas daur ulang perlu dilakukan. Kertas daur ulang yang diuji dibuat dengan dua variasi campuran bahan baku yaitu campuran antara ampas tebu dan kertas bekas serta campuran antara serabut kelapa dan kertas bekas. Komposisi bahan baku yang digunakan berdasarkan persen berat dengan perbandingan 30:70, 50:50 dan 70:30. Perekat yang digunakan adalah perekat PVAc dengan dua variasi jumlah yang digunakan, yaitu 5% dan 10% berat bahan. Uji kekuatan tarik kertas daur ulang dilakukan berdasarkan standar pengujian ASTM-D638. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah ampas tebu, serabut kelapa dan kertas bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas daur ulang. Nilai kekuatan tarik tertinggi kertas daur ulang pada campuran ampas tebu dan kertas bekas diperoleh sebesar 0,608 N/mm 2 pada perbandingan campuran 50 : 50 sedangkan pada campuran serabut kelapa dan kertas bekas menghasilkan kekuatan tarik tertinggi 0,506 N/mm 2 yang diperoleh pada perbandingan 30:70. Jumlah perekat yang digunakan dalam pembuatan kertas daur ulang sangat mempengaruhi nilai kekuatan tarik kertas daur ulang yang dihasilkan Kata kunci : Ampas tebu ; kekuatan tarik ; kertas daur ulang ; serabut kelapa
PRAXIS, 2018
Rumput merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh dan merupakan vegetasi yang mudah tumbuh disegala kondisi tanah dan segala musim ( musim penghujan dan kemarau). Selain sebagai landcover, rumput merupakan salah satu tanaman yang selain sebagai landcover sekaligus akar rumput dapat berfungsi sangat efektif dalam mengendalikan erosi permukaan tanah terutama di daerah lerengan. Kontribusi kuat tarik akar rumput merupakan salah satu komponen dalam memproteksi tanah dari erosi permukaan. Objek penelitian adalah urmput jenis Kikuyu, merupakan rumput yang mendominasi lokasi Japan Pawiyatan Luhur - Bendan Duwur. Kuat tarik rumput dengan diameter akar 0.8 sampai dengan 1.02 mm menghasilkan tensile strength 1.3647 sampai dengan 1.4576 kg/cm2. Panjang akar maksimum yaitu 17.5 sampai dengan 22 cm menghasilkan tensile strength = 0.8891 sampai dengan 1.4576 kg/cm2.
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat), 2020
Abstrak Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid, yaitu penyakit yang diserbarkan lewat makanan danminuman yang telah tercemar feses atau kotoran manusia dimana penyakit ini disebabkan oleh suatu kuman yangberbentuk basil yaitu Salmonella typhi . Penelitian ini bertujuan demi mengetahui uji efektifitas ekstrak daunsambung nyawa dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap bakteri Salmonella typhi dengankloramfenikol sebagai pembandingnya. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Organik Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera utara dan di Laboratorium Farmasi dan Toksikologi Fakultas FarmasiUniversitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental desain post-test only design,pengambilan sampel dengan metode Purposive sampling. Uji efektivitas daun sambung nyawa terhadap bakterisalmonella typhi dilakukan dengan cara difusi menggunakan kertas cakram, dengan menghitung diameter zonahambat bakteri terhadap kertas cakr...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik , 2023
Buletin Agrohorti, 2013
JFMR-Journal of Fisheries and Marine Research, 2021
Journal Academi Pharmacy Prayoga, 2016
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 2022
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian, 2014
ENOTEK : Jurnal Energi dan Inovasi Teknologi
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Jurnal Teknik Pertanian, 2014
ACADEMIA: Jurnal Inovasi Riset Akademik, 2021
Jurnal Agroekoteknologi, 2018
Indonesian Journal of Agronomy, 2012