Pendahuluan Perjalanan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah mencapai lima puluh dua tahun. Perjalanan yang cukup panjang dalam proses kehidupan. Perjalanan inipun telah menuai banyak pencapaian, setidaknya bisa dilihat dari beberapa hal, pertama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mampu bertahan dibeberapa priode pemerintahan, dari Orde baru sampai dengan era integrasi pasar dan modal. Bertahan ditengah kuatnya arus opportunis yang membelenggu mahasiswa. Di tengah kuatnya pengaruh budaya-budaya yang tidak indigeneous, yang syarat dengan istilah modern dan glamor. Kedua, IMM sebagai underbow Muhammadiyah memperlihatkan kemapananya dalam mengisi struktur pimpinan Muhammadiyah, baik dalam kontek AUM maupun persyarikatan. Bahkan berkembang dan tumbuhnya lembaga-lembaga baru di internal Muhammadiyah diplopori oleh aktivis-aktivis IMM. Ketiga, IMM dianggap paling konsisten perjuanganya, hal ini diungkapkan oleh beberapa tokoh pergerakan Islam, yang melihat perjuangan IMM paling lurus diantara pergerakan lain. IMM dirasa tidak terlalu menerjunkan dirinya dalam politik praktis. Hanya saja, pencapaian-pencapaian ini tetap mendapatkan kritikan-kritikan dari berbagai kalangan. Beberapa kader IMM merasa IMM belum mampu memperlihatkan kapasitas intelektualnya. Gerakan yang memfokuskan diri pada gerakan propethic ternyata tidak mendapatkan sambutan baik dari kader IMM. Mereka malah disibukkan dengan isu-isu internal IMM yang terkesan lebih menarik. Maka hadirlah kader IMM yang kemudian lebih menekankan gerakan perubahan ide dan tajdid dikalangan para kader. Seolah IMM terasa kering dan tidak ada arahan yang jelas. Kedua, dalam ruanglingkup global, IMM belum mampu menangkap atau menggali isu internasional. Kita mengiginkan IMM yang lebih universal. IMM yang mulai mendunia, dan itu rasanya bukan hal mustahil, melihat beberapa kader IMM yang sekolah dan melanjutkan jenjang pendidikanya di luar negeri. IMM yang sadar bahwa Asean Community sudah ada di depan mata, siapa yang tertinggal maka dia akan hilang. 1 Tulisan ini lebih cendrung sebagai opini yang nanti masih bisa dikembangkan dalam tataran diskusi dan aksi di IMM AR-Fakruddin.