Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Perjalanan Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan tak terasa sudah menginjak 1 abad lebih dalam keikutsertaanya mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini. Tentu dalam perjalanannya organisasi Muhammadiyah akan selalu menemui problematika sosial dan isu-isu kebangsaan yang menunutut Muhammadiyah harus berperan aktif dan memberikan gagasan solutifnya dalam rangka menjawab setiap problem kebangsaan tersebut. Menurut Buya Syafii Maarif (2014), dibandingkan dengan organisasi kebangsaan dan keislaman lainnya, Muhammadiyah memiliki keunggulan yang substantif. Keunggulan itu terlihat pada Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi bisa menempatkan kepentingan berjangka panjang dan programatik dibandingkan kepentingan berjangka pendek dan sesaat. Muhammadiyah tidak mengejar kepentingan politik sesaat, tapi lebih berkhidmat pada pencerdasan dan pencerahan kehidupan umat dan bangsa. Muhammadiyah di masa awal lebih fokus pada schooling (pendidikan), feeding (pelayanan sosial), dan healing (rumah sakit atau kesehatan). Dengan fokus garapan seperti itu, Muhammadiyah bisa bertahan dari gelombang pasang surut yang sering menghempaskan organisasi lain. Selain menjaga jarak dari kepentingan politik praktis, keunggulan Muhammadiyah dibandingkan organisasi sebaya yang sudah tidak ada lagi adalah mengajarkan semangat egalitarianisme dengan sistem keorganisasian yang modern dan tidak bertumpu pada kharisma seseorang. Muhammadiyah menempatkan semangat volunterisme, egalitarianisme, dan pengkaderan yang sejati di atas basis organisasi yang kuat. Berbeda dengan Syarikat Islam (SI) yang bertumpu pada sosok HOS Tjokroaminoto atau Budi Oetomo yang banyak bersandar pada Dr. Soetomo, Muhammadiyah tidak terpaku pada sosok KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan sendiri juga mengkader murid-muridnya untuk menjadi penerus gerakan Muhammadiyah. Eksistensi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah sosial harus selalu menjaga konsistensinya. Ditengah arus perubahan zaman, pergulatan politik dan problem kebangsaan Muhammadiyah harus mempunyai sikap yang sejalan dengan visi-misi organisasi dalam menjawab keadaan tersebut.
Pluralitas & Minoritas: Batas-batas Kebebasan Beragama di Indonesia, 2015
Sebagai negara dengan religiusitas yang majemuk, bangsa Indonesia memperlihatkan juga sosok keragaman agama dan kepercayaan yang sangat kaya dan variatif. Agama-agama besar seperti Islam (dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia), Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu dan Budha sudah lama eksis di Tanah Air ini mempunyai komunitas penganut masing-masing. Selain agama-agama besar tersebut, ada pula kepercayaan-kepercayaan lokal yang banyak jumlahnya di Indonesia. Keberadaan kepercayaan-kepercayaan lokal yang banyak dipeluk oleh suku-suku di Indonesia. Dari segi agama dan kepercayaan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multi agama, atau apa yang disebut Tolkhah (2011) sebagai "plural religiousity'. Keanekaragaman paham-paham atau aliran-aliran kepercayaan, ajaran, amalan keberagamaan mencerminkan keberagaman paham keagamaan di Indonesia. Meskipun secara antropologis, kepercayaan-kepercayaan asli Indonesia atau biasa disebut agama lokal, namun sampai saat ini pemerintah belum memasukkan kepercayaan asli Indonesia tersebut sebagai agama yang diakui sah untuk dipeluk oleh orang yang meyakininya. Hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Indonesia sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP, Akta Kelahiran, pencatatan perkawinan di Kantor Catatan Sipil dan sebagainya. Selain kelompok-kelompok paham keagamaan lokal, religiusitas majemuk di Indonesia juga diwarnai oleh adanya aliran-aliran keagamaan yang berada di bawah agama mainstream atau apa S
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), 2018
August Mellaz, hal. 73 “Personal Vote, Candidate-Centered Politics, dan Pembiayaan Pileg 2014”. Buku ini merupakan bunga rampai pemikiran tentang pembiayaan pemilu di Indonesia
monumen - monumen masa hindu buddha di Indonesia, 2020
PERTEMUAN : Ke -9 DOSEN PEGAMPU : Mardani, MA,Hum TUGAS RESUME : Monumen -monumen Hindu dan Buddha di Indonesia https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-candi-cangkuang Figure 1 Candi Cangkuang
Tugas Semester 1 Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Kurikulum 2013 Awal Kelas XI SMA
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi yang semakin mudah diakses serta gaya hidup modernisasi, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 30 % dari jumlah penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif namun sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja. Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :
ETIKA MANAJEMEN, 2019
Ormas ataupun lembaga Islam yang tumbuh subur di Indonesia sungguh banyak. Peran tiap-tiap lembaga ataupun ormas berbeda-beda tetapi memiliki satu tujuan , yaitu menciptakan suasana kondusip dalam membagun Indonesia menuju perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.Prinsip dasar ormas ataupun lembaga Islam adalah membantu masyarakat ataupun pemerintah agar kehidupan masyarakat senantiasa mengalami perubahan pada sesuatu yang lebih baik. Selain itu, ormas ataupun lembaga Islam dapat memberikan advokasi pada kebutuhan hak-hak kemanusiaan yang diinginkan oleh masyarakat. Dengan demikian, ormmas ataupun lembaga-lembaga Islam mengemban tanggung jawab penuh pada masyarakat agar mereka dapat menikmati hak-haknya dan melaksanakan kewajibannya dengan baik dan benar. Pengenalan terhadap ormas ataupun lembaga Islam menjadi sangat penting kerena tidak semua masyarakat mengetahui sepek terjang lembaga atau ormas Islam yang selama ini ada di sekitar kita. Untuk itu, pengenalan terhadap lembaga atau ormas Islam pada buku ini, sebatas contoh yang mewakili ormas atau lembaga yang ada.Misalnya, lembaga palitik yang berasaskan Islam,yaitupartai Keadilan Sejahtra (PKS) dan ada partai yang "dilahirka " dari rahim ormas Islam, tetapi tidak berasaskan Islam, seperti partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan sebagainya. Semua contoh tersebut dapat dianalisis dan diteliti agar kita mengenal lebih dalam, baik secara konsep maupun praktis, baik berkaitan dengan lembaga maupun ormas Islam yang ada di Indonesia.Bagaimana mereka mengatur manajemenkeorganisasiannya, apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan keinginan lembaga ataupun ormas tersebut, serta bagaimana model ETIKA MANAJEM EN KEORGANI SASIAN DALAM Bagian Keenam
Pada mulanya adalah kemiskinan.Lalu pengangguran.Kemudian kekerasan dan kejahatan [crime]. Martin Luther King [1960] mengingatkan, "you are as strong as the weakestof the people." Kita tidak akan menjadi bangsa yang besar kalau mayoritas masyarakatnya masih miskin dan lemah. Maka untuk menjadi bangsa yang besar mayoritas masyarakatnya tidak boleh hidup dalam kemiskinan dan lemah. Sesungguhnya kemiskinan bukanlah persoalan baru di negeri ini.Sekitar seabad sebelum kemerdekaan Pemerintah Kolonial Belanda mulai resah atas kemiskinan yang terjadi di Indonesia [Pulau Jawa].Pada saat itu indikator kemiskinan hanya dilihat dari pertambahan penduduk yang pesat [Soejadmoko, 1980].
Abstrack: Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia yang telah mengambil peran sebagai oraganisasi Islam yang berkemajuan, dengan gerakan tajdid (purifikasi dan modernisasi) yang dilakukannya, Muhammadiyah telah banyak mengadakan pembaharuan dalam segala aspek kehidupan. baik itu kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Pada aspek kehidupan beragama, Muhammadiyah sejak awal kelahirannya telah meluruskan arah kiblat sholat umat Islam, kemudian pada aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, kiprah Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi. Muhammadiyah adalah oraganisasi Islam yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan. telah ikut serta dalam melawaan penjajah dan juga ikut serta dalam merumuskan pancasila sebagai dasar Negara ini, Maka tidaklah heran jika Muhammadiyah dewasa ini dikatakan sebagai Organiasasi Pembaharuan, yang telah memberikan pencerahan melalui pemikiran dan bukti nyata baktinya kepada Agama, Nusa dan Bangsa.
Husnay Wulan Safitri, 2023
Indonesia is a multicultural country that has a lot of diversity. Indonesia is an archipelagic country with more than thousands of islands inhabited by people of different ethnicities, races, religions and ethnicities. This is what causes Indonesia to have cultural diversity. Communities must be able to live side by side with one another. This gift should be grateful because it can become a strength and pride for the people of Indonesia. However, this diversity can also lead to conflicts that become threats, challenges and distractions for the Indonesian nation. Therefore, peace in Indonesia must be maintained so that various kinds of conflicts and divisions do not occur so that living in harmony and peace is maintained.
Kepemimpinan pasca Soekarno di Indonesia diwarnai dominasi militer khususnya Angkatan Darat yang beraliansi dengan teknokrat untuk merealisir pseudo – idiologi rezim orde baru yaitu pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam stabilitas nasional. Lembaga presiden merupakan unsur yang paling menentukan kehidupan negara, keberhasilan orde baru dalam melaksanakan pembangunan dan penyelesaian secara cepat atas persoalan politik merupakan legitimasi yang sangat penting bagi rezim Soeharto. Dalam regimentasi sosial politik penyebab kekuatan birokrasi dan militer mempunyai kesempatan yang besar sekali untuk menopang kekuasaan Presiden dan memungkinkan melahirkan pemimpin nasional yang lain. Untuk suksesi ke depan perlukah dipersiapkan atau berproses secara alamiah dan teratur dengan sidang-sidang MPR. Yang jelas para pemimpin di Indonesia selalu takut dengan cara-cara pemaksaan atau kekerasan, oleh karena itu “mempersiapkan suksesi” adalah salah satu jalan yang rupanya diinginkan oleh para pemimpin negara untuk melahirkan pemimpin baru.
This thesis is aimed to describe the role of Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) in changing the religious behavior of the students of Perguruan Tinggi Muhammadiyah Palopo, in which its problem is described in three sub-problems, as follows: to find out the role of Darul Arqam Dasar, Darul Arqam Madya, and Islamic studies toward the change of the students' religious behavior at Perguruan Tinggi Muhammadiyah Palopo, to find out the supporting factors and the obstacles of the change of the students' religious behavior at Perguruan Tinggi Muhammadiyah Palopo, to find out the solution to cope with the obstacles of the change of the students' religious behavior at Perguruan Tinggi Muhammadiyah Palopo.
This study discusses Islamic renewal undertaken by Muhammadiyah since 1966Muhammadiyah since until 1996. This study not only describes what and when it happened, but also identifies the problem of how and what factors caused the fact happened. The research is based on qualitative research pattern presented descriptively analytical with attention to the principles of sequence or chronology. Then it's got the result, that the role of the Muhammadiyah movement and renewal covers many areas of life such as religious, social, and education. The role of the religious field to align the worship practices of the community, especially in Sukoharjo is based on Qur'an and Sunnah (clearing and establish monotheism). For public role is to free people from ignorance, alienation, and poverty. And the last and most prominent role is in education by maintaining religious traditions. Implementation through the development of educational institutions started from (Early Childhood Education) to the university.
Indonesia sudah ditakdirkan menjadi bangsa yang majemuk. Ibarat sebuah kain, negeri ini merupakan sebuah mozaik yang dirajut oleh aneka tenun kebangsaan yang terdiri atas lebih dari 500 sukubangsa (etnic) yang dipersatukan oleh sistem nasional dalam wadah sebuah negara kesatuan Indonesia. Jika corak masyarakat majemuk Indonesia yang ditandai penekanannya pada kesukubangsaan dan kelompok-kelompok sukubangsa yang beranekaragam kebudayaannya ini tidak dikelola secara tepat, maka akan mudah melahirkan potensi-potensi destruktif. Ibarat dua sisi mata uang, masyarakat majemuk, selain meerupakan kazanah dan kekayaan, juga berpotensi menghasilkan gesekan dan stereotipe antar etnik. Jika tidak dikelola secara harmonis atau dibiarkan tanpa arah, bangunan ke-Indonesia-an yang jelas, bisa memicu munculnya stigma sosial dan konflik terbuka. Tulisan ini mencoba menegaskan tiadanya pendekatan tunggal yang seragam dalam menangani kemajemukan. Sebaliknya diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif dengan mencoba merajut kembali semangat multikulturalisme di tengah masyarakat Indonesia.
Kata madrasah berasal dari bahasa Arab yang merupakan isim makan dari darasa-yadrisu. Secara harfiah, kata ini berarti atau setara maknanya dengan kata Indonesia, "sekolah". Madrasah mengandung arti tempat, wahana anak mengenyam proses pembelajaran. Maksudnya, di madrasah itulah anak menjalani proses belajar secara terarah, terpimpin, dan terkendali. Dengan demikian, secara teknis madarasah menggambarkan proses pembelajaran secara formal yang tidak berbeda dengan sekolah. Hanya dalam lingkup kultural, madrasah memiliki konotasi spesifik. Di lembaga ini anak memperoleh hal-ihwal atau seluk beluk agama dan keagamaan. Sehingga dalam pemakaiannya kata madrasah lebih dikenal sebagai sekolah agama Kata madrasah, yang secara harfiah identik dengan sekolah agama, setelah mengarungi perjalanan peradaban bangsa diakui telah mengalami perubahan-perubahan walaupun tidak melepaskan diri dari makna asal sesuai dengan ikatan budaya Islam Pendidikan madrasah untuk saat ini sudah banyak mengalami kemajuan, sehingga terbentuk seperti sekolah-sekolah modern adapun bentuk-bentuk atau tingkatan-tigkatanya adalah madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan Aliyah, dan dengan penbagian-pembagian tingkatan tersebut di yakini mampu mempermudah santri atau pelajar-pelajar yang belajar dimadrasah.
PENDAHULUAN Pembangunan nasional merupakan cita-cita dan tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pajak berperan dan bertujuan untuk pembangunan nasional, dan sebaiknya pajak tidak disalahgunakan kepentingannya melainkan hanya untuk kepentingan pelayanan publik. Pajak merupakan salah satu alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan negara untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat, guna membiayai pengeluaran rutin serta pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintah sebagai pengelola pajak harus bekerja keras agar pengelolaan pajak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Sektor pajak memegang peranan penting dalam perkembangan kesejahteraan bangsa yaitu dalam mengamankan anggaran negara. Pertimbangan dalam pemungutan suatu pajak didasarkan pada prinsip keadilan dan keabsahan dalam pelaksanaanya, guna mengatasi isu-isu keadilan yang sering dipersepsikan tidak baik. Meskipun asas atau prinsip menyatakan bahwa jumlah pajak yang dipungut hendaklah memadai untuk menjalankan roda pemerintahan. Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, peranan penerimaan pajak sangat penting dan mempunyai kedudukan yang strategis. Tidak mungkin pemerintah dapat mengerakkan roda pemerintahan dan pembangunan nasional tanpa adanya dukungan dana, terutama yang bersumber dari penerimaan pajak. Oleh sebab itu setiap tahun penerimaan pajak senantiasa diupayakan untuk terus meningkat. Ada tiga unsur yang menentukan penerimaan pajak, yakni undang-undang perpajakan yang tepat, kepatuhan serta kesadaran dari Wajib Pajak dan aparat perpajakan yang cakap dan bersih. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sulitnya negara melakukan pemungutan pajak karena banyaknya wajib pajak yang tidak patuh dalam membayar pajak dan hal tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri. Berdasarkan uraian ini, penulis tertarik mengambil judul " Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak " sebagai judul makalah ini.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.