Academia.eduAcademia.edu

Budayakerjasyariah

Abstract

Al-Quran dan Hadist sebagai pedoman hidup umat islam sudah mengatur sejak awal bagaimana seharusnya kita memilih dan menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta atau dikejar dan di perebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunaya semata – mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani rakyat. Dalam menjalankan kepemimpinan yang islami, seorang pemimpin harus tegas, paham visi misi dan tujuan oraganisasi, selalu melakukan musyawarah dalam menentukan sebuah keputusan dan bersikap terbuka. Dengan demikian, maka pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberi teladan, memberikan motivasi kepada bawahan, menempatkan bawahan sesuai skillnya dan kemudian memberi reward kepada bawahan. Setelah seseorang mampu memiliki sifat pemimpin yang islami dan memiliki kemampuan yang islami, maka hendaknya seorang pemimpin harus dapat memaknai jabatannya dalam organisasi, bahwa jabatan yang diemban oleh seorang pemimpin seharusnya dijadikan sebagai peluang untuk beribadah kepada Allah SWT, peluang untuk memberikan manfaat yang sebesar – besarnya kepada orang lain, (masyarakat), peluang untuk mensejahterakan kehidupan bersama, dan peluang untuk meningkatkan dakwah islamiyah dalam berbagai bidang kehidupan. Seorang pemimpin juga harus mempunyai etos kerja yang islami, yaitu mempunyai keterkaitan individu terhadap Allah SWT, berusaha dengan cara yang halal, semua elemen harus di pekerjakan secara profesional dan wajar, tidak melakukan pekerjaan yang mendurhakai Allah SWT, dan mempunyai sifat profesionalisme dalam setiap pekerjaan.