Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
8 pages
1 file
dimohon daran dan masukan
This paper discusses the relationship of philosophy, science and religion.
Ilmu dan kebudayaan keduanya memiliki keterkaitan karena saling mempengaruhi.Keduanya juga memiliki kaitan erat dengan manusia, karena manusia inilah yang membentuk kebudayaan, merumuskan ilmu dan menciptakan teknologi, serta mengembangkannya, karena manusia mempunyai akal dan bahasa. Adapun sumbangan ilmu bagi manusia adalah ilmu sebagai suatu cara berpikir atau pola pikir manusia, sarana menemukan kebenaran dan ilmu digunakan sebagai sistem nilai dan moral. Selain itu ilmu berfungsi sebagai pengetahuan yang membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.Kebudayaan terbentuk dalam masyarakat, artinya manusialah yang membentuk kebudayaan. Bersamaan dengan perkembangan kebudayaan, bersama itu pula berkembang ilmu pengetahuan, karena setiap perkembangan yang ada tidak lepas dari pemahaman yang berkembang.Dan sesuai dengan berjalannya waktu, perkembangan kebudayaan itu juga disertai dengan pemahaman-pemahaman yang ada dan berkembang. A. Pengertian Ilmu Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu, atau bagian dari pengetahuan.Menurut J.S Badudu ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis, contohnya ilmu agama, berarti pengetahuan tentang ajaran agama atau teologi, ilmu bahasa berarti pengetahuan tentang hal ikhwal bahasa atau tata bahasa, linguistik dan lain-lain.Menurut Maufur ilmu adalah sebagian dari pengetahuan yang memiliki dan memenuhi persyaratan tertentu, artinya ilmu tentu saja merupakan pengetahuan, tetapi pengetahuan belum tentu ilmu. 1
Nafara Chairatin Nisa, 2021
Ada tiga hal yang menjadi alat bagi manusia untuk mencari kebenaran, yaitu filsafat, ilmu dan agama. Walaupun tujuan ketiga aspek ini untuk mencari kebenaran, namun ketiganya tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang sama (sinonim). Secara umum, filsafat dianggap sesuatu yang sangat bebas karena ia berpikir tanpa batas. Sedangkan agama, lebih mengedepankan wahyu/ilham dari zat yang dianggap Tuhan. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan, dalam perspektif agama adalah sebuah kebenaran yang tidak dapat ditolak. Sedangkan ilmu adalah sebuah perangkat metode untuk mencari kebenaran. Antara filsafat dan Ilmu, sama-sama tidak memiliki tokoh sentral sebagaimana agama yang mensentralkan Tuhan. Dengan kata lain, dapat dikatakan setiap masalah yang dihadapi manusia, maka mereka akan menggunakan tiga macam alat untuk mencapai penyelesaiannya. Sebagian ahli agama menjadikan filsafat dan ilmu sebagai alat untuk mempertajam pemahaman terhadap agama, sehingga kebenaran terhadap agama semakin kuat.(Kurniawan, 2017
Philosophy, 2017
Sejak zaman “Renaissance” yang memisahkan ilmu dengan pengaruh keagamaan, ilmu bergerak tanpa kendali dan kering dari rambu-rambu normatif. Namun, kecemasan muncul pada abad-20, karena ilmu berkembang pesat. Hasil ilmu yang berupa pengetahuan ilmiah dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menghancurkan umat manusia. Seperti pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki. Aliran penalaran induktif atau empirisme yang hanya mengakui kebenaran ilmiah dapat dibuktikan dengan penalaran indrawi atau faktual. Kelompok ilmuwan ini mulai meragukan penalaran rasionalisme oleh filosof.
Cindy Mutiara Purwanti, 2023
Abstrak: Tulisan ini mencoba mengungkap hubungan antara Islam dan sains dalam perspektif filsafat. Dengan menggunakan pendekatan doktrinal kajian kepustakaan, tulisan ini membahas teori-teori yang digunakan untuk menentukan hakikat kebenaran dalam filsafat, yaitu teori realisme dan teori idealisme. Menurut penulis, perdebatan terhadap kedua teori tersebut tidak berakhir pada apa yang menjadi dasar penentuan kebenaran pengetahuan, tetapi juga pada perdebatan kepada asal pengetahuan itu sendiri. Hal tersebut melahirkan teori empirisme dan rasionalisme. Dalam hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, paling tidak terdapat empat kubu, yakni kubu konflik yang menganggap sains dan agama bertentangan; kubu kontras yang memandang bahwa antara agama dan sains berdiri sendiri; kubukontak atau dialog yang mencoba menjembatani antara kedua bidang ini; dan kubu konfirmasi yang berupaya bahwa sains harus diarahkan untuk kepentingan kemanusiaan. Dalam kajian ini, penulis menemukan bahwa konvergensi ilmu pengetahuan dan agama menjadi satu kesatuan yang terintegrasi. Abstract: The Convergence of Islam and Science in the Perspective of Philosophy.This essay attempts to reveal the relationship between Islam and science in the perspective of philosophy. By utilizing doctrinal literature studies approach, this writing discusses theories that determine the essence of truth in the realm of philosophy, namely realism and idealism theories. According to the author, the debate on such theories would not terminate in what became the basis for determining the truth of knowledge, but also to the issue of the origin of the knowledge itself, which gave birth to the theory of empiricism and rationalism. With regard to the relationship between religion and knowledge, there are at least four mainstreams which include first, conflict that regards religion and science in contradiction; second, contrast that considers both as independent; third, contact or dialoguethat tries to bridge the two; and forth, confirmation which makes an effort to make both for human interest. In this study, the writer found that the convergence of knowledge and religion has turned into one integrated whole.
Terhadap pendapat sangat luas menyatakan bahwa pengetahuan hukum dan filsafat, terutama filsafat hukum, adalah dua daerah terpisah yang asing satu sama lain. Ada masanya bahwa filsafat merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari studi hukum. Masa itu belum begitu lama berlalu. Maka mungkin saja seorang mahasiswa hukum dewasa ini terperanjat bila mendengar bagaimana masih begitu erat berjalinnya pengetahuan hukum dan filsafat pada awal abad 19. Objek pembahasan filsafat hukum bukan hanya tujuan hukum, melainkan masalah hukum yang mendasar sifatnya yang muncul di dalam masyarakat yang memerlukan suatu pemecahan. Filsafat hukum, sebagaimana yang kita lihat, mengambil pandangan hukum yang bersifat teologis yang menyatakan bahwa adanya hukum adalah untuk memenuhi maksud tertentu. Tidak dapat disangkal bahwa setiap hukum diorientasikan
FiTUA: Jurnal Studi Islam, 2020
This article argues that philoshopy and science of Greece was contributed for Islamic civilization as well as known by “The Golden Age” of Muslim world history in midlle age especially, and then played an significant part in delevopment miracle of modern science in the Europe renaissance at the 15th century generally. This article will identify some of transmission related the relationship between Greece’s philoshopy and knowledge with moslems culture is considered as the success acculturation and they received it with tolerance without violence. In adittion, according to the views of scholar or historian that introduction of Muslim civilization with culture of Greece in the early period via several ways are : First, The chalipates of Islam work to expansion Islam power map so meet the central of helenism in Arab world; Second, The translation movement ideas by moslem scholars to translate Greece book philoshopy and knowledge. Third, Forum of religion debate between moslem scholars (theologists) and non Muslim theologist. The basic arguments whose used in this forum is philosophy and logica of Aristoteles. The writer of this article describes analyticcaly and critically explores the opinions of moslem scholars and theirs philoshopers about Greece’s philoshopy and knowledge. They view that it is not contradict with the Islamic values and Islam orders and stimulates his followers to learn knowledges and sciences and analyze anything by using the philoshopy thinking. Think philoshopically and rasionally is orders of Allah and his messenger and it is not prohibited by Qur’an and Hadith according to QS. al- Alaq : 1-5 and QS. al-An’am : 75-79.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Shinta Hibatullah, 2023
Nisbah antara ilmu filsafat dan agama , 2024
Filsafat Ilmu, 2023
Jafar, Fadly, dara, 2023
Denny Abdi Alfatih