Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
ABSTRAK Pada masa sekarang, kita mengenal dua strategi dalam mencapai reformasi, yaitu dengan cara radikal dan moderat. Radikal diartikan dengan genjatan senjata sedangkan moderat dengan cara lunak atau dengan organisasi. Pada masa moderat ini mulai tumbuh organisasi pergerakan. Organisasi tersebut tidak akan tersebar luas jika tidak ada yang menyebarkannya. Di sinilah pers berfungsi untuk menyebarkannya. Pada awalnya pers hanya sebagai media massa semata, seiring waktu pers berubah menjadi sebagai tombak pergerakan dan mencapai kemerdekaan Indonesia bahkan munculnya reformasi. Penelitian ini bertujuan untuk:
merupakan suatu zaman yang paling cemerlang dalam sejarah Indonesia, hak-hak Indonesia akan kemerdekaan ditunjukkan oleh pengorbanan-pengorbanan yang luar biasa oleh bangsa Indonesia. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan suatu kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan suatu unsur yang kuat di dalam persepsi bangsa Indonesia itu sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk suatu tatanan sosial yang lebih adil akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia segala sesuatu yang serba paksaan yang berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba-tiba. Tradisi nasional yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia berjuang bahu-membahu selama revolusi hanya merupakan sedikit dasar sejarah. 1 Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II (1939-1945) membawa pengaruh bagi perkembangan sosial-politik di Indonesia. Tentara pendudukannya yang otoriter dan represif tidak lagi berdaya di Indonesia. Pada pertengahan bulan Agustus 1945 keadaan yang terjadi sedemikian rupa sehingga mengarah ke dislokasi sosial. Kekuatan-kekuatan bersifat revolusioner dari masyarakatyang selama ini dibungkam oleh rezim militermencuat ke permukaan dan mengalir laksana air bah yang dahsyat. Arus revolusi, dengan demikian, telah dimulai dan sepertinya sulit untuk dikendalikan. 2 Dalam suasana yang seperti itulah pers republik bermunculan. Kehadirannya dimaksudkan selain untuk memberikan penerangan dan koordinasi bagi hasrat besar masyarakat yang ingin bebas-merdeka, juga 1 Yahwa, Revolusi Fisik, dalam http://yahwa-ki.blogspot.co.id/2014/02/revolusi-fisik.html, di akses pada tanggal 18 September 2015 pukul 13.45 WIB. Dalam tulisan aslinya tahun 1945-1950 kemudian oleh pemakalah diganti menjadi tahun 1945-1949, karena pada umumnya periode Revolusi Fisik adalah tahun 1945-1949.
Pers dapat tumbuh di Indonesia sejak abad ke-17 pada masa Kolonial Belanda di mana pada saat itu kemerdekaan masih belum Indonesia miliki, hingga pers menjadi salah satu yang sangat penting bagi Negara Indonesia sendiri seperti sekarang ini .
Langkah dadakan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dengan menghapus keberadaan Departemen Penerangan dalam jajaran Kabinet Persatuan Nasional yang dipimpinnya, pada Oktober 1999, seolah-olah menjadi klimaks mengejutkan dalam proses keterbukaan dan demokratisasi kehidupan pers di Indonesia.
freedom of the press", kadangala melampaui batas-batas kesompanan. Malahan mendekati caracara yang biasanya dilakukan oleh pers di negara-negara liberal seperti Amerika Serikat. 5 Para Wartawana kita dalam masa Liberal ini banyak yang dihinggapi oleh jiwa liberalistis dan penyakit sinisme. Presiden Sukarn sendiri menkonstatir di masa ini timbulnya lima macam krisis dalam masyarakat kita, yaitu krisis kewibawaan, krisis politik, krisis pandangan dalam Angkatang Bersenjata dan krisis moril 6 . Pada masa Demokasi Liberal ini Koran-koran sangat banyak bermunculan mulai dari surat kabar Belanda , seperti Java Bode, de Locomotief, Algemeen Indisch Dagblad de Preanger Bode, Nieuwgier dan Nieuwe Courant. Koran-koran Belanda tersebut diberikan kebebasan untuk mengeluarkan segala macam pendapat, seperti dalam masalah Irian Barat banyak surat kabar Belanda, mendukung kebijaksanaan Pemerintah Belanda.
ABSTRAK Abstrak: Perkembangan Pers di Indonesia tidak pernah bisa lepas pada masa penjajahan negara Belanda dan Jepang. Berikut ini merupakan ulasan tentang pers Indonesia di zaman pendudukan Negara Belanda dan Jepang. Pers Indonesia di zaman Belanda juga dikelola oleh para pemimpin gerakan kebangsaan dan keagamaan di Indonesia yang sekaligus merangkap menjadi pemimpin redaksi atau pembantu dari majalah atau surat kabar Metode yang digunakan adalah metode histories dan dokumenter, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik kepustakaan, dokumentasi, dan wawancara.Kemudian teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif maksud dari teknik ini adalah teknik yang memaparkan dan menggambarkan data yang telah dianalisis. Penggunaan pers dimasa sekarang sudah semakin modern dan infromasi tidak hanya melalui surat kabar tapi sudah merambah ke gawai (gadget) yang semakin mudah dengan tersedianya konektivitas internet sehinga berita dan siaran bisa dilihat oleh khalayak ramai tapi perss tidak diatur dengan ketat akan menimbulkan berita palsu (HOAX) atau merugikan negara kasus ini hampir sama tahun 1950-1959 dengan adanya pembredelan kantor berita Suara Merdeka,Keng Po, Lembaga dan hal ini dilanjut pada masa demokrasi terpimpin, orde baru yang sejatinya perss hanya sebagai terompet penguasa sejatinya perss bisa independen dan teguh pada prisnip sesuai dengan kode etik perss. Kata Kunci: Sejarah Perss, Perss Modern, Agent of control 1. PENDAHULUAN
merupakan suatu zaman yang paling cemerlang dalam sejarah Indonesia, hak-hak Indonesia akan kemerdekaan ditunjukkan oleh pengorbanan-pengorbanan yang luar biasa oleh bangsa Indonesia. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan suatu kisah sentral dalam sejarah Indonesia melainkan merupakan suatu unsur yang kuat di dalam persepsi bangsa Indonesia itu sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing, dan untuk suatu tatanan sosial yang lebih adil akhirnya membuahkan hasil pada masa-masa sesudah perang dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia segala sesuatu yang serba paksaan yang berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba-tiba. Tradisi nasional yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia berjuang bahu-membahu selama revolusi hanya merupakan sedikit dasar sejarah. 1 Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II (1939-1945) membawa pengaruh bagi perkembangan sosial-politik di Indonesia. Tentara pendudukannya yang otoriter dan represif tidak lagi berdaya di Indonesia. Pada pertengahan bulan Agustus 1945 keadaan yang terjadi sedemikian rupa sehingga mengarah ke dislokasi sosial. Kekuatan-kekuatan bersifat revolusioner dari masyarakat -yang selama ini dibungkam oleh rezim militermencuat ke permukaan dan mengalir laksana air bah yang dahsyat. Arus revolusi, dengan demikian, telah dimulai dan sepertinya sulit untuk dikendalikan. 2 Dalam suasana yang seperti itulah pers republik bermunculan. Kehadirannya dimaksudkan selain untuk memberikan penerangan dan koordinasi bagi hasrat besar masyarakat yang ingin bebas-1 Yahwa, Revolusi Fisik, dalam http://yahwa-ki.blogspot.co.id/2014/02/revolusi-fisik.html, di akses pada tanggal 18 September 2015 pukul 13.45 WIB. Dalam tulisan aslinya tahun 1945-1950 kemudian oleh pemakalah diganti menjadi tahun 1945-1949, karena pada umumnya periode Revolusi Fisik adalah tahun 1945-1949.
Negara Indonesia adalah negara demokrasi, dimana kedalautanya berada pada tangan rakyat. dianutnya asas kedalautan rakyat itu mengandung konsekuensi bahwa rakyat itu harus memiliki kebebasan berserikat, berkumpul dan mengluarkan pendapat. Negara Indonesia menjawab konsekuensi itu dalam Pasal 28 UUD 1945 sebagai bukti jaminan atas hak tersebut. Jadi bukan suatu hal yang mengherankan jika perusahan-perusahan pers tumbuh liar disebuah negara demokrasi Indonesia ini. Di Indonesia pers dijadikan sebagai bagian dari pilar ke-4 demokrasi setelah, badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Dalam posisi ini, pers berfungsi sebagai alat kontrol agar sebuah negara demokrasi tersebut berjalan seimbang. Namun seiring dengan berjalannya waktu perjalan pers sebagai media kontrol ini selalu dihantui oleh berbagai problematika-problematika yang membuat pers ini tidak lagi berjalan sesuai fungsinya.
After the government ratifies law number 40 year 1999 Indonesia has applied the social responsibility theory of press. In the theory, press freedom has responsibility to public. Different from law number 11 year 1966 juncto law number 21 year 1982 that gave the authority to the government to control the press system, law number 40 year 1999 gives the authority to public. In facts in the context of freedom and commercialization,Indonesia's press system has established media pluralism. It is the continuity of the New World Information and Communication Order. In the NWICO, it does not reflect media efforts to build public sphere since the last half of 1980 as the part of social responsibility in which ittrullyestablishes public freedom against the shackle of political and economic power. However, the Indonesian press industry has been in the domination of media conglomeration. Whether conscious or not, globally it is the part of penetration and expansion of capitalism and political power. Abstraksi : Di Indonesia, sejak pemerintah mengundangkan UU no 40 tahun 1999, secara normatif, pers Indonesia telah menganut teori pers tanggungjawab sosial (kebebasan pers yang bertanggung jawab pada masyara-kat/kepentingan umum). Berbeda dengan UU no 11 tahun 1966 juncto UU no 21 tahun 1982 yang memberi kewenangan pada pemerintah untuk mengontrol sistem pers, UU no 40 tahun 1999 memberi kewenangan kontrol kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya, sistem pers Indonesia dewasa ini berada dalam kontek kebebasan dan komer-sialisasi yang telah menciptakan pluralisme media, yang pada hakekatnya merupakan kelanjutan Tata Komu-nikasi Dan Informasi Dunia Baru-dimana sejak paruh tahun 1980-an tidak lagi mencerminkan upaya media untuk membangun public sphere (sebagai bagian tanggung jawab sosial) yang benar-benar membebaskan masyarakat dari cengkraman kekuasaan: politik maupun ekonomi. Sistem pers yang ada dalam ranah media di Indonesia telah didominasi segelintir pemilik modal dalam industri pers Indonesia yang disadari atau tidak-juga merupakan bagian dari penetrasi dan ekspansi kapi-talisme dan kekuatan politik secara global. Kata kunci: sistem pers tanggung jawab sosial, pluralisme media, dominasi pemilik modal, ekspansi kapitalisme.
2002
Roumeen Islam ndustri media, baik yang publik maupun yang swasta, memainkan peran penting dalam ekonomi-ekonomi apa pun. Media bisa memobilisasi dukungan untuk, atau menggalang oposisi terhadap, penguasa; menyoroti, atau tidak menyoroti, pandangan danlatau dosa-dosa industri; menyuarakan atau tidak menyuarakan suara rakyat. Atau, media sekadar menyebarkan informasi. Kelangsungan hidup industri media tergantung pada negara yang mengaturnya, pada belanja iklan yang dikeluarkan para pemasang iklan, dan pada konsumen yang dilayaninya. Menyeimbangkan tiga kelompok berbeda
2007
The research wants to describe the condition of press stifling in the New Orde. Then, it tries make a philosophical reflection about the condition of arangement and practical standart of jurnalism in Indonesia post New Orde. The research uses the "philosophical-hermeneutics" method. At the second stage, data are analyzed by philosophical reflection about the stifling of press in the New Orde. The data are collected by library inquiry. The result of this research are: at the end of New Orde regime, the stifling of press and the controling of press are still done. Threfore, there is no space for the press freedom at the time. The press freedom is the symbol of democration. The probelm of democration is really the only press freedom. It will be an agenda of probelm when we require the democratization in large scale. However, without some press freedom there is no ooportunity to get dome democration. It is the significant meaning of press freedom for attempting a democratization.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam
PALITA: Journal of Social - Religion Research, 2016
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial)
Kajian Linguistik dan Sastra, 2015
Jurnal Psikologi, 11(1), 25-34. P-ISSN 2086-3047, E-ISSN 2089-8061, 2018
Al-Ulum: jurnal ilmu sosial dan humaniora, 2023