Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
dihadapkan pula dengan serentetan peristiwa dan momen penting yang berlangsung pada Bulan September. Dari rangkaian peristiwa tersebut, setidaknya terdapat dua momen penting yang bernada pilu dan menyebalkan bagi keberlangsungan hidup dan keberlangsungan hajat orang banyak. Dua peristiwa tersebut ialah; Peringatan Hari Tani Nasional dan Peristiwa Gerakan 30 September 1965.
fatwa hanya sekedar mengulang berbagai pendapat yang telah diketahui dari ulama-ulama sebelumnya. Dalam penulisan ini metode yang di gunakan yaitu metode studi literatu atau review jurnal dari google scolar.Pada zaman sahabat, telah terjadi perubahan yang begitu besar dalam lingkungan masyarakat, hal ini dikarenakan semakin bertambah dan meluasnya wilayah islam dan semakin lengkapnya kehidupan umat muslim. Ajaran dan praktik Islam yang gigih kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas dengan struktur berdasarkan kerajaankerajaan penguasanya. Dalam konteks konteksperan ulama sebagai tokoh sentral. pemberitaan fatwa mungkin tidak hanya terjadi pada penghalang namun juga pada peringatan sekuler.Fatwa di Indonesia dimulai pada saat masuknya Islam di Indonesia, yang dibuktikan dengan sejarah. Yang kemudian berkembang disebabkan beberapa faktor. Selang berjalannya waktu Islam semakin berkembang sehingga terbentuklah beberapa komunitas-komunitas Islam, seperti MUI, Muhamadiyah DLL.
2022
"Mengantarkan Literasi Agraria" merupakan kumpulan kata pengantar buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Endriatmo Soetarto, disunting oleh Dwi Wulan Pujiriyani, Ahmad Hamdani dan Ahmad Nashih Luthfi dan diterbitkan oleh STPN Press dan Sajogyo Institute (2023)
Kekacauan yang ditimbulkan oleh reformasi Luther mempengaruhi aliran-aliran atau gerakangerakan dan tokoh-tokoh lain untuk bertindak. Selama abad pertengahan ada kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran Gereja yang memiliki hubungan yang erat dengan negara, sehingga gerakan-gerakan itu hampir ditumpas atau terpaksa menyesuaikan diri dengan Gereja. Tetapi oleh tindakan Luther, kekuasaan paus menjadi goyah. Maka sekta-sekta tersebut dapat muncul kembali dan timbullah juga golongan-golongan baru, yang mencampurkan ide-ide Luther dengan pemikiran sekta-sekta abad pertengahan. Kelompok-kelompok itu kadang-kadang disebut "Sayap kiri Reformasi", atau "Reformasi radikal". Tetapi harus diperhatikan bahwa mereka tidak termasuk lingkungan Reformasi Protestan, melainkan berdiri di samping Reformasi maupun Gereja Roma.
ABSTRAK Terdapat kesamaan wujud kegiatan di STT SAAT dan juga gereja mitra. Inilah klaim yang menjadi konteks dari pembahasan artikel ini. Penulis melihat bahwa kegiatan ini mewujud di dalam kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Penulis berpendapat bahwa aksi yang tepat bagi seorang murid Kristus di STT SAAT dan juga gereja mitra dalam menanggapi kegiatan-kegiatan ini adalah melakonkan drama pemuridan sebagai respons terhadap dua kegiatan ini. Dengan melakonkan drama pemuridan ini, seorang mahasiswa STT SAAT dapat melihat bahwa setiap kegiatan-kegiatan yang dialaminya di STT SAAT ataupun gereja mitra merupakan suatu proses untuk menjadi seorang murid. Tidak hanya itu, kegiatan-kegiatan ini pun dapat membuat seorang mahasiswa STT SAAT dapat melihat bahwa kegiatan-kegiatan ini pun adalah suatu proses untuk menjadi semakin serupa dan meneladani Kristus. Kata-kata kunci: drama pemuridan, murid, kegiatan insidental, kegiatan rutin
Artikel dalam Buletin Asasi edisi Maret-April 2012, h. 15-17
Kembang dan Tembang untuk Korban bagi korban, waktu empat dekade itu berarti waktu ketidakjelasan mengenai keberadaan anggota keluarga mereka yang hilang. Mereka menggunakan masa penantian dengan terus menagih janji Pemerintah untuk mengungkap kejahatan, sembari merawat memori dengan metode apapun.
Kompas, 2019
Berbicara mengenai ketimpangan agraria, dua jenis ketimpangan harus dibedakan agar isu ini bisa dibahas secara lebih jernih. Pertama adalah ketimpangan distribusi, yakni kesenjangan penguasaan lahan antar-kelas di dalam sektor usaha tani rakyat. Kedua adalah ketimpangan alokasi, yakni kesenjangan peruntukan sumber-sumber agraria antar-sektor, yakni antara yang dialokasikan untuk korporasi dan untuk rakyat.
Perjalanan sawit di Kalbar tidaklah mulus. Pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat yang diawali dari Ngabang dan Parindu sekitar tahun 1980-an oleh PTPN XIII, berbagai tanggapan muncul dari masyarakat di saat itu. Ada yang mengatakan “kami tidak makan sawit”; juga ada yang minta “kembalikan tanah leluhur menjadi hutan bangas atau bawas atau hutan adat”; juga ada yang tegas menolak sawit dengan mengatakan “kami butuh huma, bukan kebun sawit!”; serta ada juga yang sinis dengan mengatakan “kami tak ingin berbagi air dengan sawit” dan lain-lain.
Tambang tidak memberi kontribusi nyata dalam pengentasan kemiskinan pd masyarakat di sekitar tambang
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Adabiya
JURNAL ISLAM NUSANTARA, 2019
Banjarmasin Post, 2017
Jurnal Galang Vol. 3, No 1, 2008
Jurnal Ilmu Komunikasi, 2014
Jurnal Sosiologi Dialektika Sosial, 2022