Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Pendidikan bukanlah sekedar gejala sosial yang bersifat rasional semata mengingat kita mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk anak-anak kita masing-masing; ilmu pendidikan secara umum tidak begitu maju ketimbang ilmu-ilmu sosial dan biologi tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau suatu studi terapan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial dan atau ilmu perilaku.Al-Qur’an Sumber ilmu pengetahuan. Al Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang mengeluarkan manusia dari kegelapan. Pelajarilah alam semesta ini, semua digelar dan dicipta agar dipelajari oleh manusia yang dianugrahi akal budi, namun hanya yang berakal atau yang menggunakan akalnyalah yang dapat menerima pelajaran dan ilmu tersebut.
Oleh: KUKUH BUDIANTO NIM: 12501175012 PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA IAIN TULUNGAGUNG DESEMBER 2017 ii PRAKATA Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan revisi Makalah dengan judul "Landasan Manajemen Pendidikan Islam" tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa Allah limpahkan keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan pelajaran, tuntunan dan suri tauladan kepada kita semua, sehingga kita dapat menuju jalan Islam yang lurus dan penuh Ridha-Nya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matrikulasi Landasan Manajemen Pendidikan Islam semester ganjil tahun akademik 2017/ 2018 dan untuk membantu para Mahasiswa program Doktor Manajemen Pendidikan Islam untuk memahami pembahasan mata kuliah tersebut. Pemakalah menyampaikan rasa hormat dan penghargaan serta terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, yang telah memberikan kesempatan mengenyam pendidikan di
Makalah, Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2017
Menyikapi permasalahan dalam pendidikan Islam, perlu dilakukan kajian mendalam melalui penelitian sebagai upaya pengembangan dan solusi terhadap permasalahan yang ada dalam lingkup pendidikan Islam. Namun sebelumnya, perlu untuk merumuskan kawasan penelitian pendidikan Islam sebagai batasan dalam meneliti. Sehingga dalam makalah ini akan dibahas pembagian bidang penelitian pendidikan Islam serta pentingnya meneliti dimensi pendidikan Islam dalam Al-Qur’an, Hadis, dan filsafat (pemikiran ulama mengenai pendidikan) sebagai sumber pendidikan Islam.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata kuliah Landasan Pendidikan "Landasan Religius Pendidikan"
2022
Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sebagai ideologi. Ada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat, sehingga ada yang mengatakan filsafat sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan, karena objek material filsafat sangat umum yaitu seluruh kenyataan. Padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek material yang khusus, hal ini berakibat berpisahnya ilmu dari filsafat. Filsafat manajemen juga mengkaji subtansi manajemen dengan semua unsur keilmuan dalam manajemen, misalnya setiap organisasi harus membuat perencanaan, jadi pertanyaannya, apa hakikat perencanaan? Dan apa. keguanaan perencanaan? Pertanyaan tersebut harus dijawab secara filosofis, sehingga berkaitan dengan tiga pendekatan filsafat, yaitu: a. Ontologi, mempertanyakan dan mengkaji hakikat manajemen atau disebut dengan teori hakikat manajemen; b. Epistimologi, mempertanyakan dan mengkaji teori manajemen dan penerapannya, atau disebut teori pengetahuan manajemen; c. Aksiologi, mempertanyakan dan mengkaji fungsi dan manfaat manajemen, atau disebut teori nilai manajemen. Dengan tiga pendekatan filsafat tersebut, manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang dilahirkan dan dikembangakan oleh filsafat. Oleh karena itu, kajian ilmu manajemen dan ilmu administrasi selalu melibatkan filsafat karena prinsip-prinsip dan fungsi-fungsi manajemen seluruhnya mengandung subtansi filosofis bagi pengembangan sistem organisasi, baik dari segi kepemimpinan maupun aspek administrasinya.
andi masyita rokayya, nurul rasafira, abrisal, 2023
Tutik Haryanti, 2023
Kajian ini difokuskan pada pembahasan pemikiran pendidikan Islam berdasarkan prinsipprinsip filosofis atau Filsafat Pendidikan Islam. Fungsi pendidikan Islam adalah mendidik manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki kesalehan di dunia dan akhirat. Adanya gejala-gejala dogmatisme yang meluas, maka saat ini selain belajar agama, anak didik kita juga membutuhkan pembelajaran filsafat dari sejak awal. Ilmu filsafat memastikan bahwa agama tidak hanya berisi kumpulan dogma namun juga mengajarkan bahwa manusia diberikan tiga potensi utama oleh Tuhan untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat, yaitu akal, rasa serta keyakinan. Dengan demikian filsafat memiliki point utama adanya relativitas dimana ukuran kebenaran, kebaikan, dan keindahan hanya bersifat relatif. Apa yang benar, baik dan indah di masa lalu, mungkin tidak lagi benar di masa sekarang. Artinya kebenaran, kebaikan, dan keindahan tidak bersifat mutlak. Begitupun dengan filsafat pendidikan Islam, yang senantiasa berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan banyak disiplin ilmu baru dengan spesialisasi yang sesuai, sehingga filsafatpun mengalami perubahan dalam fungsi dan perannya. Oleh karena itu tujuan dari kajian ini adalah pada cara berpikir filsafat dan aliranaliran dalam filsafat pendidikan. Dengan menggunakan metode kajian pustaka penulis mencoba mengungkapkan adanya perkembangan pemikiran pendidikan Islam dalam prinsip filosofis.
Lembaga pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi yang di bentuk untuk mencapai tujuan tertentu yaitu transfer ilmu pengetahuan dan budaya kepada individu untuk mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih dewasa dan memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dengan demikian, lembaga pendidikan Islam adalah suatu bentuk organisasi yiang diadakan untuk mengembangkan lembaga-lembaga islam, dan mempunyai pola-pola tertentu dalam memerankan fungsinya, serta mempunyai setruktur tersendiri yang dapat mengikat individu yang berada di bawah naungannya, sehingga ini mempunyai kekuatan hukum tersendiri.
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PEMIKIRAN IBN KHALDUN : SUATU KAJIAN TERHADAP ELEMEN-ELEMEN KEMASYARAKATAN ISLAM oleh SYAHRUL RIZA Tesis diserahkan untuk memenuhi keperluan bagi Ijazah Sarjana Sastera Julai 2008 i PENGHARGAAN Bismillahi al-Rahman al-Rahim Segala puji bagi Allah s.w.t., Tuhan semesta alam beserta isinya. Hanya dengan taufiq dan hidayah-Nyalah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang bertajuk : "Konsep Pendidikan Islam Menurut Pemikiran Ibn Khaldun : Suatu Kajian Terhadap Elemen-Elemen Kemasyarakatan Islam", sebagai syarat untuk menyelesaikan ijazah sarjana di Universiti Sains Malaysia. Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah s.a.w. beserta keluarga, sahabat dan umatnya. Penulis menyedari sepenuhnya atas keterbasan sarana mahupun kemampuan yang penulis miliki untuk mendapatkan hasil penyelidikan yang sempurna dalam tesis ini. Namun demikian, penulis merasa sangat bersyukur kerana banyak pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan pelbagai bantuan baik moral mahupun material serta telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulis melakukan penyelidikan hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, penulis dengan berbesar hati ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada : H.Hamzah Abdullah dan Hj.Aisyah Muhammad Dan, selaku ibu bapa penulis, dan seluruh ahli keluarga serta tidak terlupakan buat isteriku tercinta Selvi Arizona binti H.Saifullah M.Zein yang telah memberikan bantuan dana dan doa serta memberikan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan tesis untuk ijazah sarjana di Universiti Sains Malaysia.
Pendidikan teramat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan darinya. Sifat pendidikan dalam kehidupan adalah mutlak, baik untuk kehidupan pribadi, keluarga, alam, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi dari berhasil tidaknya suatu pendidikan yang diselenggarakan di Negara itu, meskipun banyak factor lain juga yang mempengaruhi keberhasilannya seperti birokrasi yang sehat dan cerdas, kepemerintahan yang sangat lihai mengurus rakyatnya; baik dalam bidang ekonominya, kesehatannya dsb. Tetapi semuanya itu ada pada regenerasi rakyat (manusia) sebagai sumber daya untuk menjadi penerus kepemerintahan; apabila penerusnya buta norma, akidah, maka tunggu kehancuran bangsa itu. Tetapi bila penerusnya sangat menjunjung norma dan amalan yang baik manfaat, maka siap-siaplah menjadi bangsa yang cerdas, sehat dan maju. Itu semua dapat diraih lewat pendidikan, baik pendidikan dari Negara (formal) mau pun pendidikan nonformal dan in-formal yang keduanya saling membantu terhadap pendidikan formal.
Istilah pendidikan sering terdengar dan sering disebut-sebut orang, dan dalam banyak hal orang bisa memiliki pemahaman yang relatif sama mengenai apa yang dimaksudkan dengan pendidikan itu, setidak-tidaknya dalam pikiran orang ada bayangan cukup jelas mengenai apa yang disebut pendidikan itu. Akan tetapi jika dicoba dirumuskan, ternyata tidak semua orang sepaham mengenainya. Oleh karena itulah maka rumusan pendidikan itu bermacam-macam. Jika dalam uraian disebut-sebut konsep pendidikan menurut Islam, harus bisa dipahami pula bahwa ini lebih dimaksudkan menurut pemahaman dengan mendasarkan pada dalil-dalil naqli Islami yang ada. Dan dalam pendidikan baik itu pendidikan umum maupun pendidikan Islami itu seseorang yang menjalankanya pasti memerlukan bimbingan, karena kerap kali kita mengalami masalah dalam belajar atau pendidikan itu sendiri, dengan bimbingan konseling pendidikan Islami, akan bisa membantu individu-individu yang mengalami kesulitan tersebut.
Pengertian dan Sejarah Pembiayaan Pendidikan Pembiayaan pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai ongkos yang harus tersedia dan diperlukan dalam menyelenggarakan pendidikan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, sasaran dan strateginya. Pembiayaan pendidikan tersebut diperlukan untuk pengadaan gedung, infrastruktur dan peralatan belajar mengajara, gaji guru, 80 gaji karyawan dan sebagainya. Timbulnya pembicaraan pembiayaan pendidikan itu antara lain terjadi seiring dengan terjadinya pergeseran dari kegiatan belajar mengajar yang semula dilakukan secara individual dan sambilan dalam situasi ilmu pengetahuan yang belum berkembang, menjadi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara khusus dan profesional dalam situasi ilmu pengetahuan sudah dimulai berkembang. Dalam sitiuasi terakhir ini, proses belajar mengajar tidak dapat lagi dilakukan secara sambilan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada seperti masjid atau bagian tertentudari rumah guru, melainkan sudah memerlukan tempat yang khusus, sarana prasarana, infrastruktur, guru, dan laimya yang secara khusus diadakan untuk kegiatan belajar dan mengajar, dan laimya yang secara khusus diadakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Dengan situasi yang demikian itulah, maka pembiayaan pendidikan merupakan bagian yang harus diadakan secara khusus. Pembiyaan pendidikan memang bukan segala-galanya, tetapi tampa adanya pembiayaan pendidikan, maka pendidikan akan sulit dilaksanakan untuk mencapai tujuamya yang ditetapkan. Beberapa negara maju di dunia saat ini, seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan Australia, bermula dari adanya perhatian yang besar dan sungguh-sungguh dalam menciptakan sistem pendidikan yang kukuh dan ditopang oleh komitmen yang tinggi untuk melaksanakamya, serta dana yang besar. Pada tahun 1960-an misalnya, Amerika Serikat menemukan hasil penelitian yang mengatakan, bahwa investasi dalam bidang pendidikan ternyata jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan investasi dalam bidang
Foundation of Muhammad 'Abduh's Philosophy of Islamic Education. This article attempts to elaborate four philosophical concepts used by Muhammad ' Abduh in constructing his thought in Islamic education. These key concepts constitute his views on man, society, knowledge and morale (akhlâq). In his capacity as a reformer, Muhammad 'Abduh did not only explain and emphasize the interrelation of these concepts in education, but also emphasize man's need to maintain his faith in God, as well as build interaction amongst man at social level. The writer argues that this synergic interaction can only be achieved by an effective means through Islamic Instrument. Kata Kunci: konsep manusia, hakikat masyarakat, ilmu pengetahuan, akhlak Pendahuluan Muhammad Abduh (w. 1905) adalah seorang pemikir Muslim yang hasil-hasil pemikirannya selalu dibicarakan dan dirujuk oleh banyak kalangan. Karenanya, masih banyak pemikiran Muhammad Abduh yang hidup sampai sekarang, termasuk dalam bidang pendidikan. Selain sebagai ahli tafsir, Muhammad Abduh dikenal luas sebagai pembaharu, dan salah satu aspek pembaharuannya adalah dalam bidang pendidikan. Menurut Nurcholish Madjid, Abduh memiliki pemikiran modern yang dipengaruhi oleh Ibn Taimiyah dalam berijtihad, dan dipengaruhi oleh paham Wahabi dalam hal pemurnian akidah. Ia juga dipengaruhi oleh pemikiran Mu'tazilah, dipengaruhi oleh filosof rasionalisme Islam dan juga sosiolog Muslim Ibn Khaldûn dalam kajian empirik. Karena wawasan modernnya, membuat Abduh menjadi tokoh yang berpengaruh. 1 Ia juga, lanjut Nurcholish Madjid, mampu menangkap kembali ajaran Islam yang dinamis
Perkembangan modern dalam Islam timbul sebagai akibat dari perubahanperubahan besar dalam segala bidang kehidupan manusia yang dibawa oleh kemajuan pesat yang terjadi dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Akan tetapi, masalah-masalah yang ditimbulkannya dalam bidang keagamaan, termasuk Islam, adalah lebih pelik dari yang terdapat dalam bidang-bidang kehidupan yang lain. 1 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memasuki dunia Islam, terutama pada awal abad ke-19, dalam sejarah Islam dipandang sebagai permulaan periode modern. 2 Kontak dengan dunia Barat selanjutnya membawa ide-ide baru ke
Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar yang terus menerus untuk mewujudkan manusia yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan anggun sikap moralnya adalah harapan kita bersama. Bahkan dalam bait lagu kebangsaan kita yang dikarang WR.Supratman berbunyi " bangunlah jiwanya – bangunlah badannya ". Ini menjadi spirit bagi pendidik untuk membangun manusia yang sehat lahir dan batin. Meyakini pendidikan sebagai usaha yang paling mendasar dan strategis sebagai wahana penyiapan sumberdaya manusia (SDM) dalam pembangunan tentunya umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia harus bangkit dan memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi pembenaran alasan diatas. yakni : Pertama : dari segi ajaran agama, Islam telah menempatkan penguasaaan ilmu pengetahuan sebagai intrumen untuk meraih keunggulan hidup. Pendapat semacam ini sangat ditaati oleh manusia modern dewasa ini. Yaitu untuk meraih keunggulan kehidupan duniawi (the worldliness), sedang menurut Islam lebih dari itu, yaitu bahwa penguasaan ilmu pengetahuan itu sebagai mediator untuk menuju keunggulan dua kehidupan sekaligus, yaitu kehidupan duniawi
With the rapid growth and development of information and technology, education is expected to be a barometer and a driving force in the change in other fields. In developing countries and developed proven that education is becoming a major priority to be empowered. Due to the empowerment of education, growth and development of the cultural aspects, economic, religious, political and others can be resolved, the reality is not yet fully enforced by Islamic countries, this reality eventually have implications for other sectors. By using descriptive analysis and the phenomenological approach, the authors noticed that the crisis in all sectors in Islamic countries in particular, the implications of education is not the maximum empowerment tends even neglected. Even the growth and development of education in Islamic countries is still static, walking on the spot, and still in the context of a discourse, there has been no concrete efforts that lead to the empowerment of Islamic education completely. (Seiring pesatnya pertumbuhan dan perkembangan informasi dan teknologi, pendidikan diharapkan dapat menjadi barometer dan motor penggerak pada perubahan di bidang yang lain. Pada Negara-negara berkembang dan maju terbukti bahwa pendidikanlah yang menjadi proritas utama untuk diberdayakan. Karena dengan keberdayaan pendidikan, pertumbuhan dan perkembangan pada aspek budaya, ekonomi, agama, politik dan lain-lain dapat teratasi, realita inilah yang belum sepenuhnya diberlakukan oleh negara-negara Islam, akhirnya kenyataan ini berimplikasi pada sektor-sektor lain. Dengan menggunakan analisis diskriptif dan pendekatan fenomenologis, penulis melihat bahwa terjadinya krisis pada semua sektor di negara-negara Islam khususnya, merupakan implikasi dari keberdayaan pendidikan yang tidak maksimal bahkan cendrung terabaikan. Bahkan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di negara Islam masih statis, jalan di tempat, dan masih dalam konteks wacana saja, belum ada upaya-upaya konkrit yang mengarah ke pemberdayan pendidikan Islam seutuhnya.)
Menyedari akan hakikat bahawa Islam itu merangkumi keseluruhan cara hidup dan amalan setiap detik bagi seorang muslim, maka Pendidikan Islam menekankan aspek ilmu, amalan dan penghayatan. Murid diberi pengetahuan dan kefahaman yang mendalam serta mencukupi tentang pelbagai persoalan dan isu kehidupan yang luas bagi mencorak dan mempengaruhi budaya serta cara hidup masyarakat dan umat Islam. Pengajaran dan pembelajaran Pendidikan Islam KBSM ini, hendaklah diajar dengan tulisan Jawi. Bidang-bidang pembelajaran hendaklah diolah dan disampaikan dengan berkesan melalui cara yang lebih menarik dan sentiasa dikaitkan dengan pelbagai aspek ilmu dan amalan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan secara meluas, mampu mengubah dan membangunkan diri sendiri serta masyarakat yang mempunyai daya fikir yang cemerlang, berakhlak mulia, bersefahaman, bersyukur dan bersatu padu. Pengolahan yang demikian rupa hendaknya mampu menghasilkan tamadun ummah yang tinggi serta dapat memberi sumbangan terhadap pembangunan dan kesejahteraan negara. Nilai-nilai daripada mata pelajaran lain seperti Sains, Geografi, Sejarah dan Matematik juga perlulah direntas supaya wujud kesepaduan daripada pelbagai ilmu yang diperolehi di sekolah menengah. Melalui pendekatan ini, cita-cita untuk melahirkan insan harmonis, seimbang dan bertaqwa akan tercapai. MATLAMAT Matlamat Pendidikan Islam adalah untuk menghasilkan muslim yang berilmu, beriman, berketerampilan, beramal soleh, beradab dan berakhlak mulia berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertaqwa dan menyumbang kepada tamadun bangsa dan negara.
A. LATAR BELAKANG Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang bersifat pluralistik sehingga raawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan tegnologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill), yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar sepanjang hayat (Lige Long Learning). Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan. Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.
Pada awal abad ke-20 sering dikatakan sebagai masa kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia, ditandai dengan munculnya ide-ide dan usaha pembaruan pendidikan islam, baik oleh pribadi-pribadi maupun organisasi-organisasi keagamaan yang concern di bidang ini. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi pendidikan kaum muslimin yang semakn terpuruk di wilayah ini, sejak diperkenalkannya sistem kelembagaan pendidikan baru oleh pemerintah kolonial, dalam rangka menghadapi berbagai tuntutan dan kebutuhan hidup masyarakat di masa modern. Ide dasarnya adalah bahwa memperbarui sistem kelembagaan pendidikan Islam merupakan keniscayaan yang tak bisa ditunda-tunda, jika kaum muslimin tidak inginmengalami ketertinggalan Barat.1 LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ISLAM DI ERA KEBANGKITAN
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.