Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
Wacana, praksis sosial, tradisi dan kebudayaan adalah wilayah dan cara sekaligus yang paling memungkinkan, untuk diapresiasi secara optimis bahwa memperjuangkan agama pembebasan adalah trend baru. Jelas, hal ini bernilai jauh lebih utama dari pada sekedar menganut spiritualisme atau memperbincangkan agama “elit” di hadapan kasta sosial yang tinggi pula, karena didukung oleh kepemilikan kapital dan kekuasaan politik-ekonomi. Kebutuhan mendesak akan syahadat sosial, bukan hanya soal praksis agama dan pembebasan, namun juga mempengaruhi paradigma ilmu pengetahuan dalam ranah akademis. Pelbagai universitas cukup terpengaruh dan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap wacana kerakyatan tersebut.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salahsatu tugas yang diberikan dosen guna memenuhi nilai. Makalah ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan maupun kelebihannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini. Surakarta, September 2014 Hormat Kami 2 Penulis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Manusia memiliki kebebasan beragama. Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah membeda-bedakan golongan. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Agama islam sangat mentoleransi kepada agama-agam lain.
Abstrak: Agama adalah sebuah realitas sosial yang tidak dapat dielakkan oleh siapapun, baik dalam masyarakat tradisional maupun modern. Dimensi pluralitas yang dipunyai agama adalah sesuatu yang sifatnya neutral values, artinya ia mempunyai potensi konstruktif sekaligus destruktif dalam kehidupan umat manusia. Mengingat pluralitas agama merupakan keniscayaan sosiologis, maka perlu ditingkatkan kedewasaan dalam menerima perbedaan dan memperluas wawasan paham keagamaan, agar perbedaan yang ada bukannya menambah potensi konflik melainkan menjadikan pluralitas sebagai aset budaya dan politik. Kerusuhan dan peristiwa kekerasan massal yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia belakangan ini merupakan suatu fenomena yang amat memilukan dalam konteks hidup beragama dan bernegara. Bukan hanya dari banyaknya korban jiwa yang jatuh, tapi lebih-lebih lagi banyak pranata agama, pranata sosial yang menjadi amukan massa. Hal ini terlihat jelas dari peristiwa Ambon, Maluku, Ketapang, Aceh, Mataram, dan sederetan peristiwa lainnya yang banyak mengorbankan jiwa manusia. Dalam peristiwa ini telah terjadi dehumanisasi, harga diri dan hak-hak asasi manusia sudah tidak dipandang lagi. Kata kunci: Agama, Konflik Sosial, dan Ekonomi.
Masyarakat yang ada saat ini sepenuhnya didasarkan atas eksploitasi yang dilakukan oleh sebuah minoritas kecil penduduk, yaitu kelas tuan tanah dan kaum kapitalis, terhadap masyarakat luas yang terdiri atas kelas pekerja. Ini adalah sebuah masyarakat perbudakan, karena para pekerja yang "bebas", yang sepanjang hidupnya bekerja untuk kaum kapitalis, hanya "diberi hak" sebatas sarana subsistensinya. Hal ini dilakukan kaum kapitalis guna keamanan dan keberlangsungan perbudakan kapitalis. Tanpa dapat dielakkan, penindasan ekonomi terhadap para pekerja membangkitkan dan mendorong setiap bentuk penindasan politik dan penistaan terhadap masyarakat, menggelapkan dan mempersuram kehidupan spiritual dan moral massa. Para pekerja bisa mengamankan lebih banyak atau lebih sedikit kemerdekaan politik untuk memperjuangkan emansipasi ekonomi mereka, namun tak secuil pun kemerdekaan yang akan bisa membebaskan mereka dari kemiskinan, pengangguran, dan penindasan sampai kekuasaan dari kapital ditumbangkan. Agama merupakan salah satu bentuk penindasan spiritual yang dimanapun ia berada, teramat membebani masyarakat, teramat membebani dengan kebiasaan mengabdi kepada orang lain, dengan keinginan dan isolasi. Impotensi kelas tertindas melawan eksploitatornya membangkitkan keyakinan kepada Tuhan, jin-jin, keajaiban serta jang sedjenisnya, sebagaimana ia dengan tak dapat disangkal membangkitkan kepercayaan atas adanya kehidupan yang lebih baik setelah kematian. Mereka yang hidup dan bekerja keras dalam keinginan, seluruh hidup mereka diajari oleh agama untuk menjadi patuh dan sopan ketika di sini di atas bumi dan menikmati harapan akan ganjaran-ganjaran surgawi. Tapi bagi mereka yang mengabdikan dirinya pada orang lain diajarkan oleh agama untuk mempraktekkan karitas selama ada di dunia, sehingga menawarkan jalan yang mudah bagi mereka untuk membenarkan seluruh
Hingga kini, Pencak silat semakin disebarkan luas di dunia. Di pelompaan Seagames sudah dimasuki pencak silat. Akan tetapi, orang-orang cuma mengetahuan pencak silat seperti semacam olahraga berasal dari Indonesia, Malaysia. Pencak silat, disumberkan dari silat Minangkabau terutama silat Pauh dan pencak silat dari Sunda, Jawa, Bali. Semua macam bela diri adalah salah satu peninggalan dari budaya. Silat juga. Saya mau meperkenalkan peninggalan yang khusus ini dengan kemauan gerenasi muda memahami budaya Indonesia. Di dalam buku "Minangkanau di mata anak muda-Ronidin" menulis : " Anak gerenasi sekarang tidak mengetahuan tentang budayanya, budaya ketinggalan dengan masa modern". Hampir semua orang berlajar silat cuma teknik seperti olahraga Taekwondo, Karate, Judo, Aikido, Wushu.. apaligi belum ada buku menulis khusus tentang silat seperti kebudayaan kecuali dasar-dasar teknik saja. Ahli bela diri di dunia seperti manjalah Black belt atau Nasional georyfis di Amerika juga mengenal Pencak Silat Indonesia dan BerSilat Malaysia sebagai beladiri tradisional. Jadi, dunia mengenal Pencak Silat seperti sejenis beladiri seluruh Indonesia. Sebenarnya, silat sangat kekayaan macam-macam dengan sejarah, budaya,adat… Di samping itu, saya tertarik sama Silat Pauh di darerah Sumatra Barat karena sejarah perangnya dan fisafat kehidupan sangat tinggi. Perbatasan peneliti merupakan sejarah perang antara negeri Pauh dan Belanda, sejarah perang antara adat dan agama. Setelah konflik, adat, agama dan tradisi bersilat mempersatukan seperti perwarisan budaya Minangkabau. Kita harus mempertahan perwarisan budaya khusus ini seperti tanda budaya,sejarah.
FONDATIA, 2018
The emergence of social conflict and violence that uses religion as justification has become a problem that adorns the history of violence today. Social conflicts which are followed by acts of violence that use religious issues in Indonesia, certainly do not occur in empty space and apart from some socio-political phenomena that follow. Putting religion as a variant of the potential trigger of social conflict is not easy. This is so, because religion is considered a teaching that is always associated with teachings that are full of values of peace and safety. The emergence of social conflict in various regions such as, in Ambon, Mataram, Situbondo, Tasikmalaya, Regasdengklok, and other areas, selayang in view can be seen as religious conflict, but when examined more deeply cannot be separated from the role of the political elite, both at the central level and local. Likewise with the violence experienced by Ahmadiyah congregation groups, it is not too difficult to state that the ar...
Jurnal Riset Agama
The commodification of religion has entered fields that were previously unthinkable. The magnitude of the potential behind the rise of the Islamic spirit is a factor in the spread of religious commodification, although commodification of religion does not oppose existing religious teachings and even tends to support it, but this phenomenon has the potential to erode the values of religiosity and sacredness in religion. Karl Marx has warned that the commodification of religion is like opium, the opium can provide temporary peace but consciously or unconsciously it results in bigger damage. The fields of commodification of religion have various styles and methods, but these various styles and methods bring up to a pattern which is then used as a reference for capitalists to branding their products. In order to explain the phenomenon of this pattern of religious commodification, the researcher uses a normative qualitative method approach based on library research by using secondary dat...
Pranata agama, 2019
Dosen Pembimbing : Sukarjo, S.Sos., M.Kes POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN AKADEMIK 2018/2019 ii
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT ,karena dengan limpahan rahmat dan hidayahNya akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang keluarga sakinah yang kami beri judul :"MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH".
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi
P3SI Universitas Muhammadiyah Magelang, 2012