Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan makalah berjudul "Dampak Energi Panas Bumi".
Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia dengan menyimpan 40 persen sumber daya panas bumi dunia. Tetapi dari segi pengembangannya, Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Filipina. Amerika Serikat memiliki kapasitas pembangkit energi panas bumi terpasang yang terbesar dengan nilai 3.093 megawatt, diikuti Filipina dengan nilai 1.904 megawatt, dan Indonesia di urutan ketiga dengan nilai 1.341 megawatt. 1 Padahal Indonesia memiliki total potensi energi panas bumi sebesar 29 ribu megawatt yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berarti potensi panas bumi yang terserap untuk pembangkit listrik hanya sebesar 4,6 % dari total potensi. 2 Menurut data DESDM, potensi energi panas bumi di Indonesia sebesar 219 Juta BOE atau setara 27,00 GW. Namun kapasitas yang terpasang baru mencapai 0,8 GW (DESDM, 2006).
Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non-listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non-listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll.
Panas bumi
Panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan yang diharapkan mampu mengurangi pemakaian dan ketergantungan terhadap energi fosil. Indonesia memiliki potensi besar akan keberadaan energi panasbumi, karena sesuai letaknya yang berada pada gugusan gunung api dan zona lempeng aktif dunia atau yang dikenal sebagai Ring of Fire.
Kita semua tau, saat ini cuaca di bumi tidak menentu. Seharusnya musim kering tetapi ada hujan, seharusnya musim hujan tetapi panas matahari sangat menyengat, membuat kita jadi kebingungan. Hal ini sebenarnya terjadi karena ulah kita sendiri, yaitu manusia.
Tulisan ini menampilkan tiga dampak negatif sistem energi geotermal, yaitu fracking dan gempabumi minor, pencemaran air, serta amblesan. Fracking adalah singkatan dari hydraulic fracturing, yaitu sebuah cara yang dipakai dalam ekstrasi energi geothermal dan gas untuk memperbesar permeabilitas (kemampuan melalukan fluida) batuan dengan tujuan meningkatkan nilai keekonomisan sebuah lapangan pembangkit geothermal. Namun, fracking dapat menyebabkan terjadinya gempabumi minor karena menurunkan kohesivitas (daya ikat) batuan. Injeksi fluida ke dalam reservoir (batuan sarang) menekan reservoir sehingga mengalami pergerakan (slip) karena gaya gesek statis (static friction) nya terlampaui. Terjadinya slip pada batuan adalah salah satu kunci terjadinya gempabumi. Gempabumi yang dipicu oleh fracking umumnya berada di bawah magnitude 5 skala Richter. Kasus Basel di Swiss memperlihatkan gempabumi yang terjadi karena proses fracking ini memiliki magnitude 3,4 skala Richter dan cukup untuk membuat plester bangunan retak-‐retak. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, maka perusahaan geothermal di Basel GeoPowerBasel, melalui skema asuransi, harus membayar ganti rugi kepada warga dengan nilai sekitar 7 juta Dollar AS, dan penutupan lapangan geothermal ini. Secara umum, ada empat mekanisme pembentukan gempabumi mikro yang terjadi karena adanya slip dalam sistem energi geothermal yang menggunakan fracking, yaitu: 1)kenaikan tekanan pori; 2)penurunan suhu; 3)perubahan volume karena injeksi atau produksi dan; dan 4)alterasi kimia pada permukaan rekahan. Pencemaran air terjadi karena larutan hidrothermal mengandung kontaminan seperti Arsenik, Antimon, dan Boron. Arsenik (As) adalah penyebab terjadinya kanker pada manusia. Ia berkontribusi terhadap tingginya penyakit kulit dan kanker di lokasi pemukiman yang tepapar terhadap kandungan As yang tinggi dalam air minum. Antimon (Sb) memiliki tingkat beracun yang memperlihatkan karakter yang sama dengan As. Boron (B) dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan permasalahan pada kesehatan manusia seperti menurunnya tingkat kesuburan. As, Sb, dan B, adalah material yang terdapat secara alamiah, namun proses ekstraksi panas dalam produksi energi di pembangkit geothermal, menyebabkan ia termobilisasi dan mengkontaminasi perairan. Kasus kontaminasi ini terjadi di Lapangan Geothermal Balcova, Turki. Ambelasan karena sistem energi geothermal terjadi karena adanya ekstraksi panas (dalam bentuk gas) pada kedalaman yang relatif dangkal dari sumur ekstraksi geotermal. Kasus amblesan seperti ini terjadi di lapangan geothermal Wairakei, Selandia Baru. Ekstraksi telah menyebabkan menurunnya tekanan di dalam formasi batuan sekitar 25 bar. Amblesan yang terjadi yang telah mencapai antara 14±0,5 m pada 1997, dan diperkirakan masih akan terus berlangsung dengan kecepatan 200 mm/tahun dengan prediksi akan mencapai 20±2 m pada 2050.
This study as a purpose to determine the effect of dry warm compress to the painful active phase of the first stage of labor in primipara mothers. The study was pre experimental, with the study One group pre test-post test design. The population in this study is that maternal primipara were treated in maternity Rejang Lebong District in 2013. Samples were 30 people with the sampling method with accidental sampling.Data collection using observation sheets, questionnaires measuring pain scale first (pre-test), and questionnaires measuring pain scale (post-test) after being given a warm compress to dry for 20 minutes. Data were analyzed using dependent t test. Results showed influence on the level of pain the active phase of the first stage of labor in primipara before and after the warm compresses dry (P = 0.000).Most respondents are given a warm compress dry before having a pain scale of 7 ( 36.7 % ) and average 7:43, after being given a warm compress is dry most of the pain on a scale of 6 ( 40.0 % ) and average 6:47.Suggested can apply to health workers to provide information to pregnant women how to cope with labor pain during childbirth by using warm compresses dry so that the mother can be comfortable in the delivery process .
Menurut Kasbani, 2010 dan berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologinya, sistem panas bumi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : vulkanik, vulkano – tektonik dan Non-vulkanik. 1. Sistem panas bumi vulkanik Adalah sistem panas bumi yang berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter yang umumnya terletak pada busur vulkanik Kuarter yang memanjang dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku dan Sulawesi Utara. Pembentukan sistem panas bumi ini biasanya tersusun oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya memiliki karakteristik reservoir sekitar 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi (~250-≤ 370°C). Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif muda dengan kondisi temperature yang sangat tinggi dan kandungan gas magmatik besar. Ruang antar batuan (permeabilitas) relatif kecil karena factor aktivitas tektonik yang belum terlalu dominan dalam membentuk celah-celah / rekahan yang intensif sebagai batuan reservoir. Daerah vulkanik yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami aktivitas tektonik yang cukup kuat untuk membentuk permeabilitas batuan melalui rekahan dan celah yang intensif. Pada kondisi tersebut biasanya terbentuk temperatur menengah – tinggi dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit. Sistem vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa tipe, misal : system tubuh gunung api strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem komplek gunung api jika terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah terbentuk kaldera dan sebagainya. Gambar 1 adalah contoh tipe system komplek gunung api di lingkungan pulaupulau kecil seperti Pulau Weh, sedangkan Gambar 2 merupakan contoh tipe system komplek gunung api di lingkungan pulaupulau besar seperti di Pulau Jawa. Hal ini untuk menunjukkan bahwa tipe yang sama akan memberikan potensi yang jauh berbeda jika lingkungannya berbeda. Gambar 3 adalah salah satu contoh tipe sistem kaldera.
2017
Pada dasarnya sumber energi yang digunakan untuk bahan bakar digolongkan menjadi dua yaitu sumber energi yang dapat diperbaharui dan sumber energi yang tidak dapat dipengaruhi. Untuk mengurangi bahan bakar minyak bumi oleh industri kecil dan rumah tangga, maka perlu energi alternatif lain yang dapat diperbarui, murah dan terdapat di daerah sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi jebakan panas pada tungku penghasil panas kemudian panas tersebut dikonversikan menjadi energi listrik yang berskala kecil dengan termoelektrik. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tungku dimana biomassa yang digunakan ada tiga jenis yaitu kayu kusambi, arang kusambi, dan arang tempurung kelapa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu semua data hasil eksperimen kemudian di analisis menggunakan rumus yang ada. Data hasil penelitian ini berupa temperatur air, temperatur panas buang pada tungku, tegangan dan arus. Dari hasil yang didapat dapat ...
Jurnal Ketahanan Nasional, 2017
Indonesia"s geothermal potential was considered abundantly available which was a buried treasure, it needed to be managed optimally to achieved the target of energy resilience in the future. Therefore, the research was conducted in order to studied why only 4% of the geothermal potential had been utilized, which was far its potential amount. National Energy Policy which had been declared, targeted that in 2025 Indonesia added energy mix originating from renewable energy by 23% from which the geothermal resoutces contributed 9%, which was yet to showed its full geothermal in Indonesia. Mean while, Indonesian Energy Policy stated that in 2050 Indonesia should had been in energy resilience condition. This research was conducted with the observation in Mount Salak geothermal power plants West Java, and geothermal policy examined in the Ministry of Energy and Mineral Resources, PT PLN Tbk and Pertamina Geothermal Energy and also PT Star Energy. The interviews were conducted with Vice President of Indonesia, vice chairman of the Commission VII of the House of Representatives and 9geothermal expert. 1 person from a geothermal company as well as the head of the area and multiple stakeholders at national and regional. The conclusion from this study that in the location of geothermal power plants of Mount Salak had been no attempt developers or investors to developed geothermal directly to provided welfare for the surrounding communities. The development of geothermal energy had been evaluated as a source of heat and electricity to the public areas with the highest priority for development. Although the government understood that geothermal was buried treasure but not yet fully in its development focus. Recommendation resulting from this research was necessary to had the policiy framework reflecting the unique nature of geothermal. The policy framework of geothermal energy had to reflected the nature of the resource and the government's desire to saw it thrive that there was potential for developing geothermal energy used in the community, and other industries. To achieved ratio of elektrification 100%, the government had to efforted and to built the geothermal working area in a remote area.
Swara Patra, 2018
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki tidak hanya potensi sumber daya energi yang besar tapi juga laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri, Indonesia memerlukan pasokan energi yang cukup besar di mana saat ini konsumsi energi Indonesia masih sangat tergantung pada sumber energi tidak terbarukan seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Pemanfaatan bahan bakar fosil tersebut secara berkelanjutan berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar yang menuntun kepada perubahan iklim secara global.
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 2015
Sejak awal Maret 2014 status aktivitas Gunung Api Slamet di Jawa Tengah dinaikkan dari normal (level I) menjadi waspada (level II) seiring dengan peningkatan jumlah gempa vulkanik. Seismisitas Gunung Api Slamet yang dipantau melalui empat stasiun seismik memperlihatkangempa letusan terekam sebanyak 1.106 kejadian dengan rata-rata 73 kejadian per hari, gempa hembusan terekam sebanyak 6.857 kejadian dengan rata-rata 457 kejadian per hari, sedangkan gempa vulkanik dalam (VA) hanya terekam sebanyak 2 kali selama periode Maret-Agustus 2014. Sumber gempa tersebut berada pada kedalaman antara 1-2 km di bawah kawah Gunung Api Slamet sebagai indikasi gempa permukaan. Peningkatan aktivitas magmatik tersebut menghasilkan pelepasan gasCO2 yang berpengaruh terhadap fluida panas bumi yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan keasaman air dari normal menjadi alkalin, pembentukkan bualan gas CO2 pada air panas Pancuran 3 di Baturraden, dan peningkatan saturasi kalsit. Bualan gas CO2 pada air panas Pancuran 3 menjadi indikasi terjadinya proses pendidihan pada temperatur 273° C pada elevasi kedalaman 454 m dibawah permukaan laut. Kondisi ini menjadikan temperatur reservoar menjadi lebih tinggi sebagai indikasi bahwa sistem panas bumi Gunung Api Slamet merupakan sistem panas bumi aktif (active geothermal system) bertemperatur tinggi (high enthalpy). Kata kunci : bualan gas, fluida panas bumi, gempa permukaan, saturasi kalsit
Panas Bumi
1. Sumur-sumur di lapangan panasbumi Kamojang umumnya menghasilkan uap jenuh (saturated steam). Kapasitas listrik terpasang total di PLTP Kamojang adalah 140 MWe. − Tekanan masuk turbin = 5.5 barg − Tekanan condensor = 0.071 bara − Efisiensi turbin = 80 % a) Gambarkan secara skematis aliran fluida dan fasilitas produksi di lapangan kamojang, mulai dari reservoir hingga ke PLTP dan sumur injeksi. Jawab: Fluida panasbumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin (Gambar 1). Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Gambar 1. Direct Dry Steam
Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 2010
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, perubahannya sering mempengaruhi lingkungan dan udara yang kita hirup dengan berbagai cara. Energy kimia dalam bahan bakar fosil diubah menjadi energy panas, mekanik, atau listrik melalui pembakaran dan ini sebagai penghasil polutan terbesar. Dan dengan demikian pembangkit listrik, kendaraan bermotor, dan kompor adalah penyebab utama terjadinya polusi udara. Polutan yang dikeluarkan biasanya dikelompokan menjadi hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NO x), dan karbon monoksida (CO). Polutan yang dihasilkan pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam, pemanasan global dan perubahan iklim.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah memberikan berkatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dampak Perubahan Iklim Global.
FRONTIERS: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI, 2018
Sumber daya panas bumi secara umum berasosiasi pada daerah magmatik dan vulkanik sebagai sumber panas dalam sistem panas bumi. Dengan pemanfaatan energi panas bumi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan yang diharapkan dapat menanggulangi kekurangan energi energi yang dihasilkan dari minyak bumi dan gas. Dengan pemanfaatan energi panas bumi ini menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi untuk menghasilkan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin hari semakin meningkat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan kandungan potensi panas bumi dapat digambarkan dari parameter-parameter diantaranya faktor kedalaman reservoir, temperatur dan tekanan. Dengan menggunakan metode beda hingga dilakukan analisis secara numerik dan pemograman data dengan menginput temperatur untuk mencari sebaran panas, kedalaman, dan tekanan serta beberapa parameter lainnya akan didapat hasil pengolahan data yaitu estimasi besar potensi ...
Tugas Fisika SMA saya kelas IX IPA 2 SMA BUDI MULIA
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Penelitian ini telah berhasil dirancang sebuah perangkat untuk mengetahui pengaruh karakteristik Termoelektrik Generator tipe TEC1-12706 sebagai elemen pengubah energi panas menjadi energi listrik dengan konfigurasi tunggal, dua elemen tersusun secara seri dan dua elemen tersusun secara paralel. Dari hasil penelitian ini diperoleh persamaan pendekatan karakteristik Termoelektrik tipe TEC1-12706 untuk konfigurasi tunggal, dua seri dan dua paralel dalam keadaan tanpa beban dengan pengaruh beda temperatur (?T) terhadap tegangan terbuka (Voc) yaitu Voc = 0,0275?T – 0,036 ; Voc = 0,0513?T – 0,046 dan Voc = 0,0253?T – 0,0203. Sedangkan untuk pengaruh beda temperatur (?T) terhadap arus (A) yaitu I = 0,0046?T + 0,0017 ; I = 0,0054?T + 0,0043 dan I = 0,0057?T + 0,0039. Dari persamaan pendekatan karakteristik ini dapat diperkirakan kemampuan elemen Termoelektrik tipe TEC1-12706 bila akan dimanfaatkan sebagai perangkat pemanen energi panas yang terbuang (Heat Energy Harvesting) dalam bentuk en...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.