Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
Abstrak Berbagai upaya peningkatan kualitas guru telah dilakukan pemerintah, salah satunya adalah melalui program sertifikasi guru. Namun kenyataan yang berkembang adalah bahwa program sertifikasi ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan, guru yang telah lolos sertifikasi ternyata tidak menunjukkan kualitas yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam di sekolah umum setelah memperoleh tunjangan profesional melalui program sertifikasi guru. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Populasinya adalah guru-guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin yang telah mengikuti program sertifikasi dan menerima tunjangan profesi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, dan telaah dokumentasi, sedang analisis datanya dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kinerja guru pasca sertifikasi, baik secara keseluruhan, maupun dilihat dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan pengembangan profesi, semuanya menunjukkan kinerja yang masih di bawah standar. Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja antara guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam, antara guru yang tinggal di perkotaan dan di pedesaan, dan antara guru yang lulus sertifikasi melalui jalur portofolio dan melalui jalur PLPG. Rekomendasi yang diajukan adalah hendaknya pelaksanaan program sertifikasi lebih ditujukan pada peningkatan kesadaran guru akan pentingnya peningkatan kinerja mereka dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah/madrasah. Kata-kata Kunci: kinerja guru, program sertifikasi guru Abstract Various efforts to improve the quality of teachers have been done by the Government, and the program of teacher certification is one of them. But the reality show that the certification program was not as expected, teachers who have passed the certification did not demonstrate expected quality. This research aims to figure out the performance teachers after receiving the profession subsidy through the program of teacher certification. This research applies descriptive-comparative method. The population is a number of madrasah and PAIS teachers in Palembang City and Banyuasin Regency who have passed the certification program and received the profession subsidy. The sample is taken through the application of multistage sampling. Research data is collected through questioner, interview, and documentation analysis, and then analyzed quantitatively and qualitatively. Research results show that teachers' performance after passed the program, either as a whole, and viewed from the aspect of lesson planning, implementation of learning, learning assessment, and professional development, all indicate that the performance is still below standard. Beside that, this research show that there is no difference after receiving profession subsidy between madrasah teachers' performance and PAIS teachers' performance, between teachers who live in urban and in rural areas, and between those who pass the certification program through portfolio and PLPG. The recommendation proposed is the implementation of the certification program should be aimed more at increasing teacher awareness of the importance of increasing their performance in improving thequality of education in schools/madrasah. Keywords: teacher's performance, teacher certification program Pendahuluan Sebagai figur sentral dalam proses pendidikan di sekolah/madrasah, guru merupakan komponen ataupun unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan itu sendiri. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah/madrasah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Begitu pentingnya peran guru dalam proses pendidkan, maka seorang guru dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuannya sebagai tenaga yang bermartabat dan profesional. Oleh karena itu, upaya perbaikan
smk n 1 lhoksukon merupakan smk tertua di aceh utara yang memiliki alumni berdasarkan pekerjaan hampir 100 % di dunia industri
INDIKATOR Menentukan gagasan pokok, simpulan, makna istilah, kalimat penjelas, pernyataan yang sesuai dengan isi paragraf. Menentukan jenis laporan. Menentukan isi petunjuk kerja. Menentukan isi riwayat hidup/biografi. Menentukan isi grafik/matriks. Menentukan tanggapan logis dan tanggapan yang sesuai dengan isi paragraf. Menentukan kata baku/tidak baku, kata bersinonim/ berantonim, kata bermakna konotasi, kata bermakna proses/hasil, dan perubahan makna kata. Menentukan kalimat tanya yang sesuai dengan konteks. Menentukan kalimat yang berbentuk opini/fakta dalam paragraf. Menentukan makna ungkapan/peribahasa. Menentukan tema dan majas dalam puisi. Menentukan amanat cerpen/novel. Menentukan latar dan tahapan alur novel/roman. Menentukan unsur ekstrinsik novel.
Abstrak : Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional itu di buktikan dengan sertifikat pendidik. Namun demikian, sertifikasi tidak bisa serta merta di jadikan tolak ukur bahwa guru tersertifikasi dapat di katakan guru profesional.
2020
Kualitas Pendidikan disuatu negara tentunya dipengaruhi oleh kualitas tenaga pendidik atau guru. Dari hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa profesionalitas guru dan kesejahteraan guru merupakan hal yang harus diperhatikan. Kebijakan sertifikasi guru hadir sebagai jawaban dari permasalahan kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia. Kebijakan sertifikai guru menjadi tolak ukur dalam menentukan standar kelayakan bagi seorang tenaga pendidik. Sertifikasi guru merupakan salah satu cara dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru bias memiliki sertifikat sebagai lisensi atau ijin mengajar. Dengan demikian, upaya pembentukan guru yang profesional di Indonesia segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan. Semakin meningkat kualitas dan profesionalitas seorang guru, semakin baik pula kualitas negara tersebut. Itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu negara. Pendidikan merupakan suatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui pendidikan diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia kearah yang lebih sempurna. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satu diantaranya adalah dengan melakukan program atau kebijakan sertifikasi guru. Kebijakan sertifikasi guru adalah kebijakan untuk mendapatkan guru yang baik dan professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman (Mulyasa, 2009). Beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran karakteristik guru yang dinilai kompeten secara professional: (1) mampu mengembangkan tanggung jawab yang baik; (2) mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat; (3) mampu bekerja untuk
Abstrak Proyek akhir ini membahas bagaimana sebuah Kompetensi Keahlian dalam mengajukan akreditasi Kepada BANSM (Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah) guna mandapat pengakuan mutu Pendidikan yang diselenggarakan. Dengan terakreditasinya suatu kompetensi keahlian maka ini menandakan bahwa institusi tersebut layak menjalankan proses pendidikan dan berkompeten baik dari segi teori maupun praktikum. Aplikasi Akreditasi Mutu Pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliah Kejuruan ini meliputi Pengisian instrumen akreditasi yang dikelompokkan dalam delapan komponen, menentukan asesor yang bertugas untuk melakukan visitasi yang berdasarkan pengajuan yang dilakukan oleh Kompetensi keahlian, kemudian hasil akhir akreditasi bisa diketahui secara cepat dn akurat. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan JSP dan database MySQL. Proyek akhir ini nantinya diharapkan dapat mempermudah kinerja asesor dalam melakukan penilain baik sebelum visitasi maupun selama visitasi, selain itu bisa membantu kompetensi keahlian untuk mengukur tingkat perolehan akreditasi dengan cara mengisi instrumen akreditasi sendiri.
ABSTRAK MISTI, 2014 Meningkatkan hasil belajar jahit aplikasi dan tindas Siswa Kelas X DPKT2 SMK Negeri 1 Pacitan Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penerapan metode kerja kelompok Kata Kunci: Metode kerja kelompok Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas X DPKT2 SMK Negeri 1 Pacitan Tahun Pelajaran 2014/2015. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan Pengajaran dengan metode kerja kelompok memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar jahit aplikasi dan tindas siswa pada penguasaan mata pelajaran program kriya tekstil, hal ini ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (63,64%), siklus II (77,27%), siklus III (90,90%). Penerapan metode kerja kelompok dalam kelompok mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar jahit aplikasi dan tindas siswa
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tim Pusat Penilaian Pendidikan, 2019