Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
32 pages
1 file
Schiz bermaksud terbelah, tercerai atau terpisah (split). Phrenia bermaksud fungsi psychic mind (minda). Dalam erti kata lain skizofrenia ialah spilt of the mind. (Azizi Yahaya, Cathy Suhaila Abdullah, Roslee Ahmad, Sharifuddin Ismail. 2006). Skizofrenia ialah corak pemikiran, emosi, persepsi dan tingkah laku yang kronik dan merosakkan kebolehan untuk berkomunikasi dengan orang lain serta mengganggu kebanyakan aspek kehidupan seharian. Penyakit skizofrenia dikategorikan sebagai gangguan mental yang menyebabkan perubahan dalam tingkah laku, pemikiran, ingatan, pertuturan, pemikiran dan juga pergerakan. Menurut Pakar Perunding Psikiatri Universiti Perubatan Antarabangsa (IMU) Dr Shane Varman, perubahan ini menyebabkan perubahan ketara dalam keupayaan individu untuk berfungsi dengan baik dalam hubungan sosial dan pekerjaan. Penyakit ini biasanya bermula pada lewat remaja dan awal dewasa iaitu semasa fasa yang paling kritikal dalam kitaran hidup seseorang individu.
Empati: Jurnal Karya Ilmiah S1 Undip, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran penerimaan diri pada orangtua dari penderita skizofrenia. Pendekatan fenomenologis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis IPA (Interpretative Phenomenological Analysis) dan proses pengumpulan data menggunakan wawancara. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah empat orangtua kandung dari penderita, anak telah menderita skizofrenia selama lima tahun sejak didiagnosa dan memiliki riwayat kekambuhan. Temuan dari penelitian ini adalah penerimaan diri pada orangtua ditandai dengan penerimaan orangtua terhadap keadaan anaknya yang menderita skizofrenia serta adanya sikap positif terhadap permasalahan yang dihadapinya. Subjek melewati tiga tahap penerimaan, yaitu 1) penawaran, 2) marah, 3) menerima. Proses penerimaan diri pada orangtua berawal dari 1)kesadaran terhadap keadaan anak, 2) penilaian terhadap anak, 3) penemuan permasalahan, berupa situasi sulit saat anak kambuh, 4) penilaian atau sikap dari orang lain terhadap kondisi anak, 5) penerimaan. Faktor yang turut mempengaruhi penerimaan diri subjek adalah wawasan sosial, wawasan diri, religiusitas serta dukungan dari orang terdekat.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent.
Pengampu : Remilda Armika V. S.Kep., Ns., M.Kep Disusun oleh : DWI RETNO SETIANI (0520014712) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dewasa ini, pengetahuan tentang kesehatan sudah sangat berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Kesehatan dalam konsep umum diartikan sebagai sehat. Pengertian sehat juga berkembang seiring berjalannya waktu. WHO mengartikan sehat lebih luas, lengkap dengan sehat, jasmani, rohani, serta social dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan yang memperkenalkan konsep subjektif dan objektif dari respon fisik dan perilaku. Pandangan-pandangan tentang kesehatan biasanya berisi salah satu atau lebih dari perspektif berikut, biologis dan klinis, psikologis, sosiologis, dan adaptif. Sehat adalah dinamis, statusnya berubah-ubah terus, mempengaruhi orang-orang dalam tingkat fungsi yang bersifat fisiologis, psikologis. UU tahun 1980 tentang pokok-pokok kesehatan pelaksanaanya antara lainkegiatan kebersihan lingkungan. Bentuk kegiatan pembersihan selokan halaman rumah. Pelayanan kesehatan terutama kelompok tertentu seperti ibu hamil anak-anak (balita dan balita). Anak usia dini (0 -6 tahun) merupakan anak-anak yang sangat unik dan memiliki karakteristik yang beragam sehingga diperlukan berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan untuk memahaminya. Karakteristik anak yang beragam ini terkadang membuat orang tua kesulitan dalam menerapkan pola pengasuhan dan pengawasan pada anak, terutama pada keluarga yang memiliki anak lebih dari satu. Gangguan kesehatan pada anak usia dini salah satunya yaitu keracunan. Anak usia dini belum dapat membedakan mana yang baik dimakan dan tidak. Bahkan di usia dini, apa saja yang bisa dipegang dan dimasukkan ke mulut, akan dilakukannya. Sekalipun beracun, anak tidak memperdulikannya. Maka, perlu adanya pengetahuan khusus untuk masalah tersebut agar tidak timbulnya keraguan dan dapat membantu dalam hal penanganan yang tepat. (Radini, 2013) B. Tujuan Penulisan
Idea Nursing Journal, 2019
ABSTRAK Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa berat yang setiap tahunnya mengalami peningkatan secara global. Pasien skizofrenia sering mengalami kekambuhan. Frekuensi kekambuhan dinilai dari banyaknya jumlah kekambuhan yang dialami pasien dalam kurun waktu tertentu, dengan gejala-gejala yang biasanya dialami dan ditujukan pasien pada episode skizofrenia akut. Dukungan caregiver menjadi salah satu peran khusus bagi pengasuh pasien skizofrenia saat menjalani perawatan dan pengobatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan caregiver dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia rawat jalan di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.M.Ildrem Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah caregiver pasien skizofrenia sebanyak 4.615 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 79 orang dan menggunakan kriteria inklusi. Hasil penelitian didapat bahwa dukungan caregiver responden mayoritas kurang 51.9% dan frekuensi kekambuhan mayoritas >2 kali sebanyak 35.4%. Dari hasil uji statistic Chi-Square didapatkan bahwa terdapat hubungan dukungan caregiver dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia rawat jalan di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.M.Ildrem Medan (p=0.007 ; p<0.05). Jika dukungan caregiver kurang maka frekuensi kekambuhan mengalami peningkatan, oleh karena itu diharapkan kepada caregiver lebih memberikan informasi dan motivasi kepada pasien yang menderita skizofrenia dalam menjalankan pengobatan dapat ditingkatkan. ABSTRACT Schizophrenia is a disease of severe mental disorder that annually experiences an increase globally. Schizophrenia patients often experience relapse. Frequency of recurrence is assessed by the number of recurrence of the patient in a given period of time, with symptoms commonly experienced and addressed by patients in acute schizophrenia episodes. Caregiver Support became one of the special roles for caregivers schizophrenia while undergoing treatment and treatment. Research objectives to know caregiver support relationship with frequency of recurrence schizophrenia patients outpatient in the clinic of psychiatric hospital Prof. Dr. M. Ildrem Medan. The design of this research is descriptive corelative by using the Cross-Sectional approach. The population in this study is caregiver in schizophrenia patients with 4,615 sampling techniques using a sample purposive of 79 people and using inclusion criteria. The results of the study gained that support caregiver majority respondents were less than 51.9% and the frequency of recurrence majority > 2 times as much as 35.4%. From the test results statistic Chi-Square is found that there is a caregiver support relationship with frequency of recurrence schizophrenia patients outpatient in the hospital psychiatric clinic Prof. Dr. M. Ildrem Medan (p = 0.007; p < 0.05). If caregiver support less then frequency of recurrence is increased, therefore it is expected to caregiver more information and motivation to patients who suffer schizophrenia in carrying out treatment can be improved.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Wahyu Nurdianawati, 2019
Deli Alpi Juventina, Sarah Nurani, Annisa Nur Malinda, 2025