Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
37 pages
1 file
So long long articcle ya,bund?Poin pentingnya disini :) 20 Mitos Kampanye Hitam Anti ImunisasiDr. Widodo Judarwanto Sp.A�Imunisasi adalah investasi terbesar bagi anak di masa depan. Imunisasi adalah hak anak yang tidak bisa ditunda dan diabaikan sedikitpun. Imunisasi sudah terbukti manfaat dan efektivitasnya dan teruji keamanannya secara ilmiah dengan berdasarkan kejadian berbasis bukti.�Tetapi masih banyak saja orangtua dan kelompok orang yang menyangsikannya. Setiap tahun ada sekitar 2,4 juta anak usia kurang dari 5 tahun di dunia yang meninggal karena penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi. Di Indonesia, sekitar 7 persen anak belum mendapatkan vaksinasi. Salah satu masalah utama yang menghambat keberhasilan program imunisasi adalah penyebaran informasi yang tidak benar dan menyesatkan tentang imunisasi.�Hal itu adalah wajar terjadi karena demikian banyak informasi yang beredar yang tidak berdasarkan pemikiran dan dasar ilmiah meski dilakukan oleh seorang dokter. Hambatan lain adalah munculnya kelompok-kelompok antivaksinasi yang menyebabkan kampanye hitam dengan membawa faktor agama dan budaya.�Biasanya, kelompok tertentu yang menyebarkan kampanye hitam imunisasi demi kepentingan pribadi khususnya dalam kepentingan bisnis terselubung yang mereka lakukan. Sebagian kelompok ini adalah yang berdiri dibelakang oknum pelaku naturopathy, food combining, homeopathy atau bisnis terapi herbal.�Inilah 20 Mitos Tidak benar Yang Disebarkan Kampanye Hitam Anti Imunisasi :�1. Imunisasi tidak aman.Tidak Benar. Saat ini 194 negara terus melakukan vaksinasi untuk bayi dan balita. Badan resmi yang meneliti dan mengawasi vaksin di negara tersebut umumnya terdiri atas para dokter ahli penyakit infeksi, imunologi, mikrobiologi, farmakologi, epidemiologi, dan biostatistika. Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang vaksinasi, justru semua negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90% .�2. Terdapat "ilmuwan" menyatakan bahwa imunisasi berbahaya.Tidak benar imunisasi berbahaya. "Ilmuwan" yang sering dikutip di buku, tabloid, milis ternyata bukan ahli vaksin, melainkan ahli statistik, psikolog, homeopati, bakteriologi, sarjana hukum, wartawan. sehingga mereka tidak mengerti betul tentang vaksin. Sebagian besar mereka bekerja pada era tahun 1950-1960, sehingga sumber datanya juga sangat kuno.�3. "Ilmuwan kuno" yang sering dikutip informasi di media masa atau media elektronik lainnya adalah ahli vaksin.Tidak benar. Mereka semua bukan ahli vaksin.
Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset penting dan terbesar dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan, untuk mendukung dan mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, maka kapasitas tenaga kesehatan perlu terus ditingkatkan. Langkah-langkah strategi, taktis, dan aplikatif diperlukan agar tenaga kesehatan yang berkonstribusi dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit dapat berperan dan siap bersaing di tatanan dunia kesehatan regional, nasional, dan global. Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di seluruh dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akontabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis. Dalam pelayanan kebidanan, standar sangat membantu bidan untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga bidan harus berpikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam mengimplemetasikan standar sangat tergantung pada individu perawat atau bidan itu sendiri, usaha bersama dari semua staf dalam suatu organisasi , disamping partisipasi dari seluruh anggota profesi. Berdasarkan hasil riset tahap I bulan Oktober 2000-Maret 2001 yang dilaksanakan oleh Tim Konsultan WHO Temuan permasalahan diperoleh melalui penelitian di DKI Jakarta, Sumut, Sulut dan Kaltim tahun 2001 oleh WHO dan Direktorat Keperawatan Depkes salah satu hasilnya adalah belum dikembangkannya secara optimal kelengkapan standar dan SPO untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JURNAL GALUNG TROPIKA, 2018