Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
16 pages
1 file
Sastra lisan adalah berbagai tuturan verbal yang memiliki ciri-ciri sebagai karya sastra pada umumnya, yang meliputi puisi, prosa, nyanyian, dan drama lisan. Sastra lisan (oral literature) adalah bagian dari tradisi lisan (oral tradition) atau yang biasanya dikembangkan dalam kebudayaan lisan (oral culture) berupa pesan-pesan, cerita-cerita, atau kesaksian-kesaksian ataupun yang diwariskan secara lisan dari satu generasi ke generasi lainnya (Vansina, 1985: 27-28).
kita berkonsentrasi pada mengidentifikasi aspek sistem interaktif yang dapat digunakan melalui contoh-contoh konkret dari paradigma sukses. Tujuan desain adalah untuk memberikan teknik yang dapat diandalkan untuk desain ulang yang sukses dan dapat digunakan interaktif sistem. Oleh karena itu perlu bahwa kita melampaui latihan mengidentifikasi paradigma dan memeriksa proses desain sistem interaktif. Dalam sebelumnya bab kami memperkenalkan beberapa elemen dari proses desain yang berpusat pada pengguna. Di sini kita memperluas proses itu, menempatkan desain sistem interaktif dalam kerangka didirikan pengembangan perangkat lunak. Dalam ilmu komputer sudah ada subdiscipline besar yang membahas manajemen dan masalah teknis dari pengembangan sistem perangkat lunak -yang disebut rekayasa perangkat lunak. Salah satu pilar dari rekayasa perangkat lunak adalah perangkat lunak yang siklus hidup, yang menggambarkan kegiatan yang berlangsung dari konsep awal formasi untuk sistem perangkat lunak sampai akhirnya pentahapan keluar dan penggantian. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadi buku teks rekayasa perangkat lunak, sehingga tidak utama kami perhatian di sini untuk membahas secara mendalam semua masalah yang terkait dengan rekayasa perangkat lunak dan model siklus hidup segudang. Yang penting bahwa kami ingin menarik keluar adalah bahwa isu-isu dari HCI mempengaruhi kegunaan dari sistem interaktif relevan dalam semua kegiatan siklus hidup perangkat lunak. Oleh karena itu, rekayasa perangkat lunak untuk desain sistem interaktif adalah tidak hanya masalah menambahkan satu lagi aktivitas yang slot dengan baik dengan yang ada kegiatan dalam siklus hidup. Sebaliknya, melibatkan teknik yang mencakup seluruh siklus hidup. Kami akan memulai bab ini dengan memberikan pengantar beberapa penting konsep rekayasa perangkat lunak, dalam Bagian 6.2. Secara khusus, kami akan menjelaskan Kegiatan utama dalam siklus hidup perangkat lunak tradisional dan membahas masalah yang diangkat dengan kebutuhan khusus dari sistem interaktif. Kami kemudian akan menjelaskan beberapa spesifik pendekatan untuk desain sistem interaktif, yang digunakan untuk mempromosikan kegunaan produk sepanjang siklus hidup. Di Bagian 6.3, kita akan membahas metodologi tertentu disebut kegunaan teknik di mana persyaratan kegunaan eksplisit digunakan sebagai tujuan untuk proses desain. Dalam Bagian 6.4, kita mempertimbangkan praktek desain iteratif yang melibatkan prototyping dan evaluasi partisipatif. Kami menyimpulkan bab ini dengan diskusi desain rasional. Desain adalah kegiatan pengambilan keputusan dan penting untuk melacak keputusan yang telah dibuat dan konteks di mana mereka dibuat. Berbagai teknik desain dasar pemikiran, disajikan dalam Bagian 6.5, yang digunakan untuk mendukung kegiatan penting ini.
Sastra bandingan merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan yang ada dalam ilmu sastra. Pendekatan sastra bandingan pertama kali muncul di Eropa awal abad ke-19. Ide tentang sastra bandingan dikemukan oleh SanteBeuve dalam sebuah artikelnya yang terbit tahun 1868 (Damono( dalam, http://eprints.uny.ac.id)).
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Komputasi) Oleh: Agung Sucipto Kadir 442416003 S1. Kimia A JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GOROTALO 2019 A. JUDUL: Modeling Ionic Conduction in γ-Bi2VO5.5
LAKSANA A1D1 14 155 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018 ii iii iv UCAPAN TERIMA KASIH Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik ALLAH SWT., Sang pemilik bumi dan langit serta seluruh makhluk penghuninya, yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam penuls ucapkan kepada junjungan besar, baginda Rasulullah Muhammad SAW., yang telah membawa kita dari zaman Jahiliah yaitu zaman yang penuh dengan kebodohan menuju ke zaman akademis seperti yang kita rasakan sekarang ini. Karya tulis ini disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Halu Oleo (UHO). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan hasil ini masih banyak kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Untuk itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. Dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, tidak terlepas juga arahan dan bimbingan dari Dra. Sri Suryana Dinar, M.Hum., selaku pembimbing I sekaligus sebagai penasehat akademik penulis dan Dr. Irianto Ibrahim, S.Pd., M.Pd.. Teristimewa penulis sampaikan penghormatan, penghargaan, dan ucapan terima kasih yang teramat sangat kepada orangtua tercinta Ayahanda Masrun, S.Si. dan Ibunda Hj. Wa Mohinu, serta kepada saudara-saudaraku Asrun Laksana dan Asriadi Laksana yang telah memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan semua ini dan berkat doa dari kalian semua. v Selama penyusunan skripsi ini, banyak hambatan yang penulis temukan.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini pertama mengidentifikasi struktur makro wacana humor sastra lisan madihin banjar. Kedua, mengidentifikasi superstruktur yang berhubungan dengan wacana humor sastra lisan madihin banjar. Ketiga mendeskripsi struktur mikro wacana humor sastra lisan madihin banjar. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik untuk menganalisis wacana mempertimbangkan gejala kebahasaan yang bersifat progresif. Pendekatan kedua menggunakan penelitian secara metodologis yang terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan kualitatif dan deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa penggalan tuturan yang terdapat dalam pertunjukkan sastra lisan madihin banjar. Penggalan tersebut diambil dari tuturan pemadihinan Jhon Tralala dan Hendra yang mengandung humor selama proses berlangsungnya pertunjukkan sastra lisan madihin banjar. Teknik pengumpulan data menggunakan simak, rekam, catat observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan metode analisis data. Penyajian data menggunakan metode informal. Kata Kunci: Struktur, Wacana, Humor, Sastra Lisan. PENDAHULUAN Wacana adalah satu peristiwa yang terstruktur diwujudkan di dalam perilaku linguistik (bahasa) atau lainnya (Edmonson, 1981: 4). Dalam pengertian ini, wacana identik dengan teks yang terikat oleh peristiwa terstruktur. Teks ini merupakan urut-urutan ekspresi linguistik yang terstruktur membentuk keseluruhan yang padu atau uniter. Segers (2000: 25) mendefinisikan teks sastra sebagai " seperangkat tanda-tanda verbal yang eksplisit, terbatas, dan terstruktur serta fungsi estetisnya dirasakan dominan oleh pembaca " .wacana (teks dianggap sebagai salah satu istilah umum dalam contoh pemakaian bahasa, yakni bahasa yang dihasilkan oleh tindak komunikasi (Richard, dkk., 1989). Di lain pihak, wacana (teks) merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Komunikasi dapat menggunakan bahasa lisan dan daapt pula menggunakan bahasa tulis. Apapun bentuknya, wacana (teks) mengasumsikan adanya penyapa (addressor) dan pesapa (addressee). Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara, sedangkan pesapa adalah pendengar. Dalam wacana tulis (yang bisa disebut teks), penyapa adalah penulis, sedangkan pesapa adalah pembaca (Sudarma, 1994: 4). Wacana mempelajari bahasa dalam pemakaian, jadi bersifat pragmatik (Samsuri, 1997/1998: 1). Pemahaman wacana lebih dititikberatkan pada hasil, baik dalam wujud lisan maupun tulis. Dalam pemahaman wacana dipertimbangkan hubungan antara pembicara-penyimak (masyarakat tutur) atau penulis-pembaca (masyarakat wacana).
ABSTRAK Perekembangan era digital telah menggeser tradisi dan sastra lisan yang berkembang dalam masyarakat. Sastra lisan yang merukapan awal dari kesusastraan dan sebuah tradisi semakin menghilang dan terabaikan tergantikan dengan perangkat-perangkat teknologi yang lebih modern. Padahal sastra lisan banyak memberikan ajaran, nilai moral, pendidikan, kearifan lokal dan kebersamaan. Mau tidak mau, sastra lisan harus disesuaikan dengan keadaan yang ada sekarang, sesuai dengan era digital yang telah berkembang pesat Tantangan era digital menuntut adanya upaya perlindungan, penyelamatan, perekaman dan digitalisasi sastra lisan. Digitalisasi sastra lisan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan. Akan tetapi, apakah masih bisa disebut sebagai sebuah sastra lisan ketika telah terjadi digitalisasi menjadi permasalahan yang yang terhindarkan. Permasalahan inilah yang menjadi tantangan sastra lisan ditengah era digital. Kata kunci: Sastra lisan, tradisi lisan, digitalisasi Pendahuluan Perkembangan teknologi yang pesat mebawa segala hal ke dalam bentuk digital. Era digital membuat manusia menjadi memasuki gaya hidup yang tidak dapat dilepaskan dari serba-serbi elektronik. Teknologi membawa segala hal menjadi praktis dalam satu genggaan alat elektronik, dalam bentuk data-data digital. Segala hal menjadi lebih mudah dan hal-hal yang bersifat tidak praktis mulai dilupakan. Era digitalisasi berpengaruh pula pada perkembangan kesastraan dalam masyarakat. Pada kesastraan yang berbasis tulis, era digitalisasi tidak membawa dampak yang signifikan dalam perkembangannya. Namun, era ini membawa dampak yang cukup signifikan dalam perkembangan sastra lisan. Sastra lisan yang masih kental akan bentuk tradisional yang membutuhkan kehadiran pencerita telah ditinggalkan secara perlahan. Dorji (2009:94-95) berpendapat kita tidak bisa lepas dari kekuatan-kekuatan globalisasi dan konsumerisme yang telah menjadi begitu penting untuk disebut ekonomi modern dan cara hidup modern. Tradisi lisan berada dalam risiko kepunahan dan cara terbaik untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi lisan kami akan mengarsipkannya menggunakan teknologi digital dan memasukkan mereka dalam kurikulum sekolah pada skala yang lebih luas daripada yang dilakukan sekarang.
Teks dan Kelisanan dalam Rekonstruksi Masa Lampau, 2018
Sekitar 50 tahun sejak Allan Nevins merumuskannya untuk pertama kali, sejarah lisan ialah suatu metodologi yang telah diterima oleh banyak peneliti, lembagalembaga pendidikan dan kearsipan di Asia Tenggara untuk menciptakan data sejarah bagi keperluan rekonstruksi masa lampau. Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) merupakan yang pertama di Singapura yang melakukan serta menerbitkan transkripsi dari sejumlah hasil wawancara sejarah lisan. Pusat Sejarah Lisan dari Arsip Nasional Singapura telah melakukan wawancara sekitar 8000 jam untuk 16 proyek.
A. Pengetahuan Faktual Unsur-unsur dasar yang harus diketahui oleh siswa untuk berkenalan dengan suatu disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.