Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
175 pages
1 file
Hak Cipta2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik antara laki-laki dan wanita maupun antar bangsa, suku dan keturunan. Perbedaan yang digarisbawahi dan yang kemudian meninggikan atau merendahkan seseorang hanyalah nilai pengabdian dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Banyak ayat al-Qur'ân telah menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan adalah semartabat sebagai manusia, terutama secara spiritual (Q.S. 9:112, 66:5).
2017
Ragam hias sebagai identitas budaya telah melalui proses lahir, tumbuh dan berkembang dengan tidak meninggalkan corak khas atau corak aslinya. Dalam sisi yang positif, perkembangan ini dapat menjadi indikator dinamisnya suatu kebudayaan. Pada sisi yang lain, perkembangan corak identitas dalam kurun waktu yang panjang, telah melahirkan gaya corak atau langgam-langgam baru. Perkembangan ragam hias identitas sebagai proses kreativitas dan persentuhan budaya, menuntut usaha untuk tetap menjaga dan melestarikan ragam hias dalam bentuknya yang asli. Penelitian ini bermaksud untuk menelusuri kembali ragam hias identitas pada Masyarakat Aceh khususnya masyarakat nelayan dan masyarakat peladang dengan local genius-nya masing-masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa ragam hias identitas masyarakat nelayan dan Peladang dapat diamati melalui motif dasar yang berkembang pada wilayah geografis tersebut. Di wilayah pantai dengan pengaruh budaya islam yang lebih kuat maka untuk menghindari ikonoklasme, seni hias muncul dalam bentuk kaligrafi dan arabesk. Aarabesk merupakan pengembangan rasa keindahan yang bebas dari mitos alam dan dilakukan dengan mengembangkan pola-pola abstrak yang diambil dari pengolahan motif bunga-bungaan, daun-daunan dan poligon-poligon. Pada masayarakat peladang motif dasar yang ada selain menunjukan kekayaan geografis yang bersifat setempatan juga menunjukan motif alam yang didominasi dengan bentuk dasar awan dan bintang. Pemaknaan ragam hias banyak dihubungkan dengan tata nilai dan sistem adat yang berlaku dalam masyarakat peladang. Temuan di lapangan menunjukan pemanfaatan ragam hias pada produk ekonomi kreatif tidak menunjukan kekayaan ragam hias identitas pada masing-masing wilayah. Pengembangan motif diwilayah pesisir justru banyak mengambil motif dasar milik masyarakat peladang. Sehingga disarankan agar motif dasar pada masing-masing wilayah dapat dikonservasi melalui berbagai kegiatan. Kata kunci: Ragam Hias identitas, masyarakat nelayan, masyarakat peladang A. PENDAHULUAN Salah satu kompleks hasil kebudayaan yang secara massif banyak digunakan oleh masyarakat pendukung kebudayaan adalah ragam hias. Ragam hias merupakan sistem simbol yang menampilkan ide, gagasan, aspirasi dan menunjukan identitas suatu kelompok pendukung kebudayaan. Penggunaan ragam hias sebagai suatu simbol identitas kebudayaan dalam masyarakat selaras dengan hakikat manusia sebagai mahluk simbolik atau homo symbolicus.
Emas merupakan salah satu jenis logam. Logam yang dikenal dengan logam mulia ini merupakan logam dengan simbol Au yang memiliki nomor atom 79. Emas murni memiliki warna kuning mengkilat. Emas murni lebih keras bila dibandingkan dengan timah dan tidak lebih keras bila dibandingkan dengan perak. Emas murni sangat jarang digunakan sebagai perhiasan. Agar lebih keras, emas murni perlu ditambahkan
2015
Article 213 paragraph (2) of Law No. 11 in 2006 and in Article 2 of Decree of the President of Republic of Indonesia Number 34 Year 2003, said that the authority of the Government in response to land held by the District / City. Of the few cases that imposed to the Government of Aceh, there are still many unresolved cases. The study aims to determine the implementation of land conflict resolution by the Provincial Government of Aceh and analyze constraints in land conflict resolution by the Provincial Government of Aceh. Based on the Object problem there are 2 (two) studies used in this thesis , the normative legal research and empirical legal research. Reaseach findings shows that there are 33 (Thirty Three) cases of land conflict and 5 (five) cases were completely resolved by the Government of Aceh where the adjudication process performed through negotiation, mediation, customary law and the rule of law. Barriers that occur in this implementation are :(1) Lack of awareness of the ...
M Reza Rifki, 2018
This Paper describes diversity and religious mixed to together as identity of Acehnese
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
The study aims to describe the structure and the constituents of phrases, to describe the types of phrases, to explain the sense relation of the phrase constituents, and to illustrate the possibility of the Acehnese phrases to be placed in each syntactic function. This research is a qualitative descriptive research that focuses on phrase study on Acehnese. The written data is taken from primary school books, the spoken data is taken from local news of RRI Banda Aceh and folklore. The results show that there are uniqueness of the constituents which form the coordinative phrase constructions in which they are always related by conjunctions. Numeral phrases which are formed by numeral and noun always use classifier. The structure of noun phrases which is formed of noun and noun is permanent. It means that the position of the modifier is always behind main constituents. The structure of verbal phrases, adjectival phrases, numeral phrases, and pronominal phrases are not permanent. It mea...
A professional opinion as a part of monitoring due to reconstruction Aceh post earthquake by several INGO.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011
Proceeding: International Conference on Art, Design, Education, and Cultural Studies (ICADECS) 2019, 2019