Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan mulai dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK) sederajat
Abstrak Secara umum restasi belajar matematika siswa Indonesia masih berada pada kategori rendah. Rendahnya hasil belajar matematika di level SMA/MA dan SMP/MTs dipengaruhi oleh hasil belajar matematika di tingkat SD/MI. Maka perbaikan pembalajaran harus dimulai dari level SD/MI. Ada tiga komponen penting dalam pembelajaran: materi yang dipelajari, proses pembelajaran, dan hasil belajar. Praktek pembelajaran yang selama ini terjadi: (1) guru lebih mementingkan materi dan hasil belajar dibandingkan proses pembelajaran, (2) guru berasumsi bahwa pada saat guru mengajar siswa juga belajar, (3) guru memperlakukan matematika hanya sebagai kumpulan rumus dan angka. Edutainment adalah upaya agar pembelajaran yang terjadi berlangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan. Konsep edutainment menjadi jembatan antara guru mengajar dan siswa belajar. Suatu sistem pembelajaran yang dirancang dengan satu jalinan yang meliputi siswa, guru, proses pembelajaran, dan lingkungan belajar. Konsep edutainment menempatkann siswa sebagai pusat dari proses belajar, dan sekaligus sebagai subyek pembelajaran.
Sekolah : SMA LKMD OLAS Mata Pelajaran : MATEMATIKA UMUM Kelas/Semester : X / GANJIL Materi Pokok : PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR Alokasi Waktu : 4 X 45 MENIT A. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KD 1.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KD 2.1. Memiliki motivasi internal, kemampuan berkerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percanya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
Kelas : X Kompetensi Inti KI 1: Menghayatidan mengamalkan ajaranagamayangdianutnya. KI 2: Menghayatidanmengamalkan perilakujujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),santun, responsifdan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian darisolusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan alam sertadalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsadalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan,dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunyatentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkaitpenyebab fenomenadan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural padabidangkajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinyadi sekolah secaramandiri, bertindak secara efektif dankreatif,serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 2.1 Memilikimotivasiinternal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percayadiri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalammemilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah. 2.2 Mampu mentransformasidiri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika. 2.3 Menunjukkan sikap bertanggungjawab, rasa ingin tahu, jujurdan perilakupedulilingkungan. Eksponen dan Mengamati Tugas 3 x 4 jam 3.1Memilih dan menerapkan aturan Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar eksponen dan logaritma sesuai dengankarakteristik permasalahanyang akandiselesaikan dan memeriksakebenaran langkahlangkahnya.
Matematika merupakan mata pelajaran pokok di setiap satuan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi. Akan tetapi pada kenyataannya matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sulit, menakutkan dan membosankan bagi sebagian besar anak sekolah, meskipun tidak sedikit yang menyenangi pelajaran ini. Bukan hal yang mengherankan bila sejak dulu begitu banyak bimbingan belajar atau pun les privat matematika sangat diminati, dan juga banyak metode belajar matematika yang bermunculan seperti sempoa, jarimatika ataupun jari magic. Semua itu bertujuan agar anak-anak dapat lebih mudah memahami matematika dan tidak lagi menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor selain intelegensi. Hal tersebut berarti bahwa IQ tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Sulit belajar matematika tidak berarti anak tersebut tidak mampu belajar, tetapi mengalami kesulitan tertentu yang menjadikannya tidak siap belajar. Kesulitan belajar matematika pada umumnya berkaitan dengan ketidakmampuan anak dalam membaca, imajinasi, mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman, terutama dalam memahami soal-soal cerita. Anak-anak terkadang sulit untuk mencerna sebuah fenomena yang masih abstrak, sehingga sesuatu yang abstrak tersebut harus divisualisasikan atau dibuat konkret sehingga bisa dipahami. Kesulitan belajar seorang anak biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Akan tetapi kesulitan belajar juga dapat dilihat dari perilaku anak, seperti suka berteriak di dalam kelas, mengganggu teman, berkelahi dan sering tidak masuk sekolah. Untuk mencegah atau mengatasi kesulitan belajar anak diperlukan peran orang tua dan
ABSTRAK Guru memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, bahkan mutu guru merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan siswa dalam penyelenggaraan pembelajaran. Hasil pengawasan akademik tahun pelajaran 2015/2016, diperoleh fakta bahwa dari 44 orang guru matematika sebagai guru binaan, terdapat 3 (tiga) orang guru yang masih perlu diberikan pembinaan khusus. Pembinaan yang dilaksanakan menggunakan supervisi individual dengan pendekatan Plan, Do, Check, Act (PDCA) berbasis online adalah pembinaan secara perseorangan oleh pengawas melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut dengan memanfaatkan teknologi informasi yang disertai Checklist siswa berisi respon sebagai umpan balik guru mengajar. Pada akhir tahun pelajaran 2017/2018, ketiga orang guru (G1, G2 dan G3) berturut-turut memperoleh skor 79,07; 79,53; dan 82,33) sebagai hasil penilaian pengawas terhadap kualitas pembelajaran.Hasil perhitungan Uji Mann-Whitney (Z=1,964; α=0,05) menunjukkan adanya perbedaan antara skor awal dan skor akhir. Berarti ada pengaruh penerapan supervisi individual dengan pendekatan PDCA, teknik supervisi berbasis online yang disertai Checklist siswa terhadap kualitas pembelajaran guru. Berdasarkan uji beda yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa supervisi individual dengan pendekatan PDCA dengan teknik supervisi berbasis online yang disertai Checklist siswa dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru, dan berdampak pada: (1) keleluasaan guru untuk berkonsultasi dan berinteraksi dengan pengawas dan guru lainnya tanpa ada kendala waktu, tempat, dan jarak serta tidak perlu bertatap muka secara langsung; (2) kompetensi guru dalam pemanfaatan Teknologi Informasi yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran; (3) komitmen pengawas dalam memberikan pembinaan guru secara real time sesuai kebutuhan guru; (4) Intensitas pembinaan guru terjaga sehingga mampu mendorong guru untuk terus melakukan perbaikan pembelajaran; (5) keterbukaan menerima saran dan kritik untuk perbaikan kualitas pembelajaran sebagai sikap professional melalui penilaian teman sejawat; dan (6)performance mengajar yang tinggi karena guru mengetahui siswa akan memberikan respon berupa Checklist setelah selesai kegiatan belajar mengajar di kelas. Kata Kunci: Supervisi Individual, Supervisi Berbasis online, dan Checklist Siswa A. PENDAHULUAN Guru memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, bahkan mutu guru merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan siswa dalam penyelenggaraan pembelajaran. Dalam rangka menjaga mutu guru dalam pembelajaran di sekolah dapat diterapkan salah satu fungsi manajemen, yaitu pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah difokuskan pada kegiatan supervisi akademik yang bertujuan memastikan mutu guru. Guru yang bermutu adalah guru yang selalu melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilakukanya pada saat proses pembelajaran dan melakukan perbaikan serta mengembangkan ide-ide inovatif dibidang pendidikan (Aqib, 2012:32).
Definisi pembelajaran matematika yang bermakna mempunyai cakupan yang luas karena kecenderungannya masih umum dan belum terukur. Dalam kajian ini, parameter pembelajaran matematika bermakna terdiri atas belajar matematika bermakna tidak sekadar hafalan (menghafal) berdasarkan teori Ausubel dan belajar matematika bermakna melalui kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan. Jika seorang siswa berkeinginan untuk mengingat sesuatu tanpa mengaitkan dengan hal yang lain maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai hafalan dan tidak akan bermakna baginya.
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan serta bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, sejak zaman Yunanni Kuno, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari siswa. Lebih khusus kurikulum sering diartikan sebagai isi pelajaran. Pendapat-pendapat yang muncul berikutnya telah beralih dari penekanan terhadap isi menjadi lebih menekankan pada pengalaman belajar (Sukmadinata, 2005: 4).
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pendekatan pembelajaran matematika yang tepat dapat mendorong para siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang matematika sehingga dapat sukses dalam belajar matematika. (Murtiyasa, 2015) Berkaitan dengan hal di atas, penting bagi guru untuk menguasai pendekatan pembelajaran yang digunakan dan metode penilaian apa yang digunakan. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Berkaitan dengan penilaian, Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik. Hal ini diyakini bahwa penilaian autentik lebih mampu memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan valid. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. (Permendikbud Nomor 103 tahun 2013 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah). Proses pembelajaran pada kurikulum 2013, diharapkan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
research, 2022