Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya menggunakan sistem tertentu, metodologis artinya menggunakan metode atau cara tertentu dan konsistensi berarti tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka tertentu. 131 Penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh data yang akurat sehingga dapat menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Rancangan penelitian ini adalah metode eksploratif dengan model arsitektur 3-Tier Client Server. metode eksploratif menggambarkan penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Rancangan eksploratif yaitu Sumber Informasi Terkomputersisasi dari Internet, Direktori data base, Terbitan berkala dan Data base online. sumber Referensi lain dari Terbitan dinas atau Instansi, Thesis dan disertasi, Katalog perpustakaan dan atlas, Kamus dan karya statistik dan Daftar pustaka pada subyek tunggal dan umum. Tujuan penelitian ini untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Metode eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis. Sedangkan model arsitektur 3-Tier Client Server ini konsep 30
seminar.uny.ac.id
Telah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan daun kemangi (Ocinum canum) sebagai permen herbal pencegah bau mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serta mengetahui konsentrasi optimum permen herbal dari ekstrak daun kemangi (Ocinum canum) untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans.
Catton dan Dunlap (1978) menemukan dua tradisi utama dalam sosiologi kontemporer dalam melihat realitas sosial, yaitu realisme dan konstruktivisme. Tradisi yang bernaung di bawah tradisi realisme adalah: pertama, tradisi Durkheim sebagai pelopor aliran realisme, beliau berargumentasi bahwa fakta sosial hanya dapat diterangkan jika dihubungkan dengan fakta sosial lainya. Ini menunjukkan bahwa penjelasan sosiologi tentang penyebab selalu yang bersifat sosial, sebagai lawan kasus dalam psikologis, biologi dan penjelasan fisik. Realitas sosial di sini dilihat sebagai suatu fakta nyata yang berada di luar diri manusia, sehingga hal yang bersifat bukan situasi fisik (non fakta) bukanlah kajian sosiologi. Tradisi kedua adalah warisan Weber yang dielaborasi oleh Mead, Cooley dan Thomas. Menurut mereka, semua manusia dan kelompoknya bereaksi terhadap makna yang mereka hubungkan dengan berbagai kondisi-kondisi lingkungan, dan bertindak menurut persepsi mereka terhadap lingkungan mereka. Oleh karena itu penting memahami tatacara orang menggambarkan situasi mereka dalam menjelaskan tindakannya, persepsi dan definisi mereka, yang dipengaruhi oleh para aktor di sekitarnya dan bukan oleh karakteristik situasi fisik. Penekanan ini oleh para aktor disiratkan bahwa sifat fisik menjadi relevan hanya seperti dirasa dan digambarkan. Berlawanan dengan realisme, perspektif konstruktivisme menekankan bahwa ada cara berbeda dalam konstruksi tentang dunia sosial. Dunia sosial tidaklah secara objektif diperoleh tetapi dibuat secara simbolis melalui kultur. Apa yang dilihat sebagai suatu objek tidak lain kecuali suatu yang secara sosial digambarkan. Sebab kondisi riil secara objektif tidak pernah dengan sendirinya menghasilkan kesadaran dari suatu fenomena sosial. Fokus sosiologi harus sebagai proses sosial yang membuat situasi atau suatu peristiwa tampak sebagai masalah sosial. Permasalahan sosial tidak materialize dengan sendirinya tetapi harus dibangun oleh individu atau organisasi yang menggambarkan sebagai suatu situasi yang mendesak untuk berbuat sesuatu. Pendekatan Collins ( 1981) dalam agenda sosiologi ilmu pengetahuan, di mana semua statemen teori harus diteliti seolah-olah tidak punya acuan terhadap dunia fisik. Constructivism (konstruktivisme) menekankan bahwa apa yang kita pahami tentang realitas tidak hanya tumbuh dari kenyataan sendiri, karena pengetahuan kita -baik yang berhubungan dengan alam atau dunia sosial-tidak berasal dari suatu pengenalan netral dan sederhana tentang kenyataan, akan tetapi lebih merupakan konstruksi yang dibangun dan erat kaitannya dengan kekuasaan. Pengaruh dimensi filosofis terhadap ilmu sosial, oleh Burrell (1985) dibagi pada dua dimensi pendekatan, yaitu pendekatan objektif dan pendekatan subjektif. Dua dimensi ini diperdebatkan dalam empat level dimensi filosofis (ontologi, epistemologi, hakikat manusia dan metodologi) yang terlihat pada gambar 4 berikut : Pendekatan Subjektif Pendekatan Objektif Nominalisme Realisme Anti-Positivisme Positivisme Voluntarisme Determinisme Ideographic Nomotetic Burrel, 1985:3 Gambar 4: Skema Hakikat Asumsi Ilmu Sosial Burrell Pada dimensi pendekatan subjektif, secara ontologi melahirkan pendekatan subjektif nominalisme yang memandang dunia sosial dalam pengamatan individu. Dunia riil tidak lebih hanya sekedar nama, konsep dan simbol yang digunakan untuk melihat realitas struktur. Sedangkan pendekatan objektif, realisme memandang bahwa realitas dapat dilihat dari luar diri individu berupa realitas empirik. Secara epistemologi, melahirkan pendekatan subjektif anti positivisme, yang menyatakan bahwa realitas sosial hanya dapat dipahami dari pandangan individu yang langsung terhadap objek yang dikaji. Oleh karena itu, seorang peneliti harus larut dalam kehidupan yang diteliti. Sementara pendekatan objektif positivistik merupakan pendekatan yang berkembang dalam ilmu alam dengan pendekatan empirik berupa riset eksperimen dan dengan instrumen khusus dan membatasi jarak antara peneliti dan yang diteliti. Dalam memandang hakikat manusia, akan melahirkan pendekatan subjektif voluntarisme dan objektif determinisme. Subjektif voluntarisme memandang individu memiliki kebebasan bertindak dan mampu membentuk lingkungannya, Human Nature Ontologi Epistimologi Metodolog iiiii
ME, 2019
Dalam sebuah penelitian ilmiah, metode penelitian merupakan satuan sistem yang harus dicantumkan dan dilaksanakan selama proses penelitian tersebut dilakukan. Hal ini sangat penting karena menentukan proses sebuah penelitian untuk mencapai tujuan. Selain itu, metode penelitian merupakan sebuah cara untuk melakukan penyelidikan dengan menggunakan cara-cara tertentu yang telah ditentukan untuk mendapatkan kebenaran ilmiah. 1
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.