Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
11 pages
1 file
Nim : 752016008 EMPIRISME
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara dalam mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya.
MONIKAE, 2023
Immanual Kant dalam dunia filsafat memiliki peran penting sehingga jika pengkaji ilmu filsafat mendengar nama tokoh yang satu ini terdengar begitu elegan dan berkesan. Hal ini dikarenakan konsep filsafat moralnya memberi banyak kemungkinan untuk kritik dan pembahasan. Seperti halnya J.B. Schneewind salah seorang profesor filsafat di New York mengemukakan beberapa alasan mengapa harus mempelajari filsafat moral melalui pemikiran Immanuel Kant. Schneewind menjelaskan bahwa ada tiga alasan mengapa karya Kant menjadi teks yang penting bagi para pelajar politik, hukum, ekonomi, dan ilmu sosial
Khalida Zakiatun Nisa, 2018
Sebelum kita membedakan antara pengetahuan biasa yang disebut knowledge/ common sense dan pengetahuan ilmiah (ilmu pengetahuan) yang disebut science, maka kita menelusuri dulu apakah arti dan definisi ilmu pengetahuan itu. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusi itu adalah hasil dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu : a. Benda atau yang diperiksa, diselidiki dan akhirnya diketahui (obyek) b. Manusia yang melakukan berbagai pemeriksaan dan penyelidikan, dan akhirnya mengetahui benda atau hal tadi (subyek). Kata "ilmu" merupakan terjemahan dari kata "science", yang secara epistemologis berasal dari kata latin "scinre" artinya "to know. Dalam pengertian yang sempit, science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam yang sifatknya kuantitatif dan obyektif. Menurut Prof. Dr. Mohammad Hatta : "tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kasual dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam". Ilmu merupakan suatu metode berpikir secara obyektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberikan makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi dan analisis. Ilmu itu obyektif dan mengesampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian, karena dimulai dengan fakta, ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif.
A. Pengertian Realisme Realisme berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu real, atau yang nyata, dapat diartikan juga yang ada secara fakta, tidak dibayangkan atau diperkirakan. Adapun kata fakta dalam bahasa Indonesia berarti hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi. Realisme juga berasal dari kata Latin realis yang berarti nyata. Dalam bidang metafisika, realisme berarti konsep-konsep umum yang disusun oleh budi manusia yang sungguh juga terdapat dalam kenyataan, lepas dari pikiran manusia. Aliran Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa realitas sebagai dualitas. Aliran realisme memandang dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Hal ini berbeda dengan filsafat aliran idealisme yang bersifat monistis yang memandang hakikat dunia pada dunia spiritual semata. Hal ini berbeda dari aliran materialisme yang memandang hakikat kenyataan adalah kenyatan yang bersifat fisik semata. B. Tokoh Aliran Realisme Aristoteles (384-322 SM) Aristoteles adalah seorang murid Plato yang telah mengembangkan gagasan bahwa sementara gagasan-gagasan mungkin penting bagi diri mereka sendiri, pembelajaran yang utama tentang materi mengantarkan kita pada gagasan-gagasan yang jelas yang lebih baik. Menurut Aristoteles, gagasan-gagasan (atau bentuk-bentuk), seperti ide tentang Tuhan atau ide-ide tentang sebuah pohon bisa ada walaupun tanpa materi, tapi tidak ada materi yang ada tanpa bentuk. C. Jenis-Jenis Aliran Realisme Moderen Realisme adalah suatu istilah yang meliputi bermacam-macam aliran filsafat yang mempunyai dasar-dasar yang sama. Sedikitnya ada tiga aliran dalam realisme modern. 1. Kecenderungan kepada materialisme dalam bentuknya yang modern. Sebagai contoh, materialisme mekanik adalah realisme tetapi juga materialisme, D. Ciri-Ciri Kelompok yang Mengikuti Aliran Realisme E. Konsep Filsafat Menurut Aliran Realisme F. Aliran Realisme Dalam Pendidikan G. Kelebihan dan Kelemahan Aliran Realisme Dalam Pendidikan Aliran filsafat realisme memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh aliran realisme diantaranya adalah sebagai berikut : Kelebihannya :
Abstraksi Epistemologi irfani merupakan salah satu sistem penalaran yang dikenal dalam tradisi keilmuan Islam, di samping bayani dan burhani. Berbeda dengan bayani yang mendasarkan diri pada teks suci dan burhani yang mengandalkan kekuatan dan aturan logis, irfani mendasarkan pengetahuannya pada kasyf, terlimpahnya pengetahuan secara langsung dari Tuhan ke dalam hati tanpa perantara, tanpa analisis dan olah logika. Cara pencapaiannya adalah dengan olah ruhani lewat tahapan-tahapan spiritual tertentu (maqâmât) dan pengalaman batin tertentu (hâl). Epistemologi irfani dalam kajian tafsir dikenal dengan istilah tafsir dengan corak sufistik. Tafsir sufistik ini memiliki dua tipologi atau varian penafsiranya yaitu berupa tafsir sufi al-Nazari dan tafsir sufi al-" Isyari. Kedua tafsir ini menjadi pembahasan dalam penulisan ini, yang pertama memaknai teks al-Qur " an dengan menggunakan sejumlah perangkat qalb (bathin) karena tafsir sufistik menelusuri aspek makna dibalik teks, namun juga tak meninggalkan aspek historis dan kebahasaanya. Secara historis perkembangan tafsir suci sudah berkembang sejak abad ke-2 H hingga sekarang ini, perkembangan ini hingga abad pertengahan, tafsir bercorak sufi secara validitas tidak bisa dibuktikan secara empiris akan tetapi konteks sufi (irfan) tidak didasarkan atas objek eksternal atau runtutan logis, melainkan dari diri sendiri, tepatnya dari realitas kesadaran diri yang dalam bahasa tasawuf disebut kasyf. Sedemikian, sehingga ia tidak dapat diuji berdasarkan validitas korenspodensi maupun koherensi. Lebih jauh, objeknya tidak lain hanya bersifat immaterial dan essensial, tetapi sekaligus juga bersifat swaobjektif (self-object-knowledge), sehingga apa yang disebut sebagai objektivitas objek tidak lain bersifat analitis dan terwujudkan dalam tindakan mengetahuai itu sendiri.
Sari Sartika Lubis, 2023
Posisi filsafat dan ilmu meskipun pada tinjauan historisnya sukar dipisahkan karena filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan, akan tetapi dalam perkembangan antara filsafat dan ilmu perlu dibedakan sacara definisi. Pemetaan definisi antara filsafat dan ilmu bukan berarti mecoba untuk memalingkan keberadaan filsafat sebagi induk dari segala pengetahuan. Melainkan pemetaaan definisi ilmu dan filsafat dimaksudkan untuk menegaskan kembali terkait eksistensi filsafat dan ilmu. Dalam perkembangan tradisi filsafat dan ilmu pengetahuan di dunia Barat mengalami perkembangan pesat sejak terlepas dari filsafat skolatik yang didominasi oleh elit gereja. Masa ini dimulai dengan kelahiran filsafat Barat modern dalam renaisans. Sementara itu, filasafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam tetap berada dalam dominasi pemikiran salaf dengan tradisi skolatiknya sendiri. Dua tradisi besar filasafat dan ilmu pengetahuan ini mengambil jalanya sendiri, walaupun keduanya tetap berada dalam panduan tradisi filsafat yang sama yaitu filsafat Yunani.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional, logis, mendalam dan bebas sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Pragmatisme adalah ajaran yang memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah "guna" atau "manfaat". Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil, tokohnya Charles Sanders Peierce (1839-1914), William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952). Empirisme Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penalaran de-duktif, ternyata mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan yang berdasarkan pengalaman konkret. Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoretis dan praktis. Filsafat teoretis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi,ilmu pertambangan, dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; (3) ilmu tentang ketuhanan dan metafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-norma (akhlak); (2) urusan rumah tangga; (3) sosial dan politik. Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Maka, filsafat merupakan sebuah proses, bukan sebuah produk, yakni berpikir kritis, aktif, sistematis, dan mengikuti prinsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian, filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu. A. Pendahuluan Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoretis dan praktis. Filsafat teoretis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi,ilmu pertambangan, dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; (3) ilmu tentang ketuhanan dan metafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-norma (akhlak); (2) urusan rumah tangga; (3) sosial dan politik. Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Maka, filsafat merupakan sebuah proses, bukan sebuah produk, yakni berpikir kritis, aktif, sistematis, dan mengikuti prinsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian, filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu. Filsafat Hasbullah Bakry, mendefinisikan sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu, dan keinginan untuk mendapatkan. Plato (427-348 SM) menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran yang asli. Adapun Aristoteles (382-322 SM)
Dengan kemajuan ilmu manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi dan lain sebagainya. Simgkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu selalu merupakan berkah dan penyelamat bagi manusia? Dan memang sudah terbukti, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Misalnya, pembuatan bom yang pada awalnya untuk memudahkan kerja manusia, namun kemudian dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri, seperti yang terjadi di Bali 6 tahun yang lalu dan menciptakan senjata kuman yang dipakai sebagai alat untuk mrmbunuh sesama manusia. Di sinilah ilmu harus diletakkan secara proporsional dan memihak pada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab, jika ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai, maka yaang terjadi adalah bencana dan malapetaka. B. Pengertian Aksiologi Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau nilai dia. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.