Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
12 pages
1 file
Konflik merupakan gejala keseharian masyarakat yang tidak dapat dihindari. Selama entitas sosial itu masih ada maka selama itupula konflik akan selalu hadir dalam kehidupan manusia. Konflik sejatinya tidak dapat dihapuskan dalam kehidupan manusia, tetapi ia dapat dihindati dan diredam implikasinya. Di sisi lain, integrasi sosial adalah saat dimana masyarakat menyatu dan memiliki pandangan yang sama dan merekat hubungan antara satu sama lain dalam entitas sosial untuk menciptakan hidup yang lebih baik lagi. Lalu pertanyaan yang hendak dijawab melalui tulisan ini adalah apakah konflik dapat menjadi sebuah wadah untuk menciptakan sebuah integrasi dalam masyarakat? Karena pada nyatanya konflik selalu saja membawa dampak buruk dalam kehidupan masyarakat, yakni disintegrasi dan perpecahan serta ketegangan diantara masyarakat yang sedang berkonflik. Dalam menganalisis hal tersebut, penulis menggunakan contoh studi kasus kerusuhan yang terjadi di Tolikara pada tahun 2015 lalu.
Kiprah para Menteri Agama Era Reformasi, 2019
Buku Kebudayaan Tolaki merupakan tulisan dari putra asli Tolaki yaitu bapak Prof. Abdurrauf Tarimana yang juga merupakan mantan rektor Universitas Halu Oleo
Turner dalam bukunya yang berjudul "The Structure of Sociological Theory" pada bab 11 -13 dengan apik menjelaskan akar dan ragam teori konflik yang hingga saat ini banyak digunakan oleh para sosiolog diberbagai belahan dunia.
Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten Poso akhir-akhir ini merupakan tempat pertikaian antara umat Kristen dan umat Muslim. Kabupaten Poso mempunyai luas seluas 7.897 km² dan berpenduduk sebanyak 207.032 jiwa (2009). Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Poso. Pada akhir Konflik Poso merupakan musibah demokrasi berlatar belakang konflik struktural yang menyeret anak-anak bangsa dan perberbeda agama dieksploitasi untuk kepentingan segelintir elite politik yang haus kekuasaan. Mereka menjual isu-isu demokrasi dan sentimen agama, sehingga masyarakat Poso yang dulu hidup rukun, damai, dan berdampingan "terpaksa" menjadi saling bermusuhan, bahkan dengan sanak suadara sendiri. Mereka saling bunuh dan bantai-membantai tanpa sadar bahwa mereka dikendalikan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab secara moral. Poso sebelum kerusuhana pada bulan Desember 1998, adalah suatu wilayah yang terletak diantara teluk Tomini dan teluk Tolo, termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tengah. Sebagian masyarakatnya hidup di pesisir pantai dan pedalaman di sekitar danau Poso. Mereka bersama dalam kondisi yang relatif damai. Tetapi sejak akhir Desember 1998, mereka dikejutkan oleh konflik yang terjadi silih berganti sampoai akhir tahun 2001. Kerusuhan Poso yang muncul sejak 1998, perang SARA telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan lebih 5.000 rumah hangus. Hingga pada tahun 2002 dan 2003 masih terjadi beberapa kali saling serang antara kedua kelompok berbeda agama yang bertikai dengan berdampak kepada masyarakat yang tidak paham akan konflik tersebut menjadi korban.
Konflik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketika orang memperebutkan sebuah area, mereka tidak hanya memperebutkan sebidang tanah saja, namun juga sumber daya alam seperti air dan hutan yang terkandung di dalamnya. Upreti (2006) menjelaskan bahwa pada umunya orang berkompetisi untuk memperebutkan sumber daya alam karena empat alasan utama. Pertama, karena sumber daya alam merupakan "interconnected space" yang memungkinkan perilaku seseorang mampu mempengaruhi perilaku orang lain. Sumber daya alam juga memiliki aspek "social space" yang menghasilkan hubungan-hubungan tertentu diantara para pelaku. Selain itu sumber daya alam bisa menjadi langka atau hilang sama sekali terkait dengan perubahan lingkungan, permintaan pasar dan distribusi yang tidak merata. Yang terakhir, sumber daya alam pada derajat tertentu juga menjadi sebagai simbol bagi orang atau kelompok tertentu.
Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari banyak pulau . setiap pulau pasti mempunyai ciri masing-masing, entah itu bahasa, agama, budaya, dan kepercayaan . Negara ini tumbuh dengan segala pebedaan yagn ada . oleh karena hal ini, indonesia mempunyai semboyan " Bhineka Tunggal Ika" yang mempunyai arti "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua" . Adanya semboyan ini diharapkan banyaknya keberagaman di antara masyarakat tetap terjaga dengan keadaan yang harmonis, saling menghargai akan perbedaan yang ada untuk saling hidup berdampingan secara damai Selain Bhineka tungal ika pancasila juga merupakan sebuah ideologi bangsa yang mengingikan adanya kehidupan damai ditengah kemajemukan yang ada . sila persatuan dan kesatuan sangat jelas berharap untuk tidak menciptakan suatu perpecahan di dalam masyarakat yang mempunyai beragam perbedaan .
Konflik dianggap sebagai hal yang merusak dan berbahaya. Namun para ilmuwan ahli perilaku telah mempelajari dan menyimpulkan bahwa tidak semua konflik bersifat merusak. Pada tingkat tertentu konflik merupakan hal yang esensial (Cowling et al., 1988), menjadi katalis untuk ide-ide baru, kemajuan, perubahan positif dan pertumbuhan (Rahim, 1986), serta meningkatkan kreativitas dan inovasi. Selain itu konflik memberikan lebih banyak energi dan motivasi, memberikan kesempatan kepada seseorang untuk maju, mengevaluasi diri dan situasi (Smyth, 1985). Organisasi kesehatan rentan terhadap konflik yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan serta berpengaruh pada pasien (McVivar, 2003). Cepatnya perubahan mendasar (secara radikal) sepuluh tahun terakhir di lingkungan pelayanan kesehatan, tim pelayanan kesehatan yang multi profesional, meningkatnya pengetahuan dan harapan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih berkualitas merupakan faktor yang menyebabkan organisasi kesehatan rentan terhadap konflik (Hurley dan Linsley, 2007; Ogunyemi et al., 2011). Lebih lagi pada organisasi pelayanan kesehatan yang kompleks seperti rumah sakit. Sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, perawat sangat mungkin menghadapi konflik selama menjalankan tugasnya. Beberapa sumber konflik pada bidang keperawatan adalah perbedaan cara pandang antara manajemen dan staf, jumlah sumber daya perawat yang terbatas sehingga mereka memiliki tingkat stres yang lebih tinggi, perbedaan tujuan kerja dan kompetisi antar kelompok (Kunaviktikul et al., 2000; McVivar, 2003), serta konflik antara perawat dan dokter (Vivar, 2006). Perubahan organisasi pelayanan kesehatan dan kebijakan baru dapat menimbulkan tingkat perbedaan pendapat dan konflik lebih tinggi (Broome, 1990).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Seminar Nasional Bahasa dan Budaya IV: KONTESTASI DAN NEGOSIASI DALAM HUBUNGAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA, 2019