Related papers
REV BAB IPenelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis proses menyunting akhir teks pariwisata terjemahan google oleh penerjemah profesional, (2) mendeskripsikan strategi penyuntingan akhir teks pariwisata terjemahan google yang dilakukan penerjemah, dan (3) menguraikan sumber eksternal online yang dirujuk penerjemah selama proses sunting akhir. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini merupakan teks dari laman web www.lonelyplanet.com. Tingkat kompleksitas dan tingkat keterbacaan teks yang terdapat dalam laman web tersebut diukur menggunakan lexile measure, SMOG, Flesch Kincaid, dan ATOS. Sementara data dalam penelitian ini adalah worksheet dan rekaman video. Data berupa worksheet dikumpulkan menggunakan aplikasi translog II sementara untuk data berupa rekaman video dikumpulkan menggunakan aplikasi Camtasia Studio 8. Subjek penelitian ini merupakan seorang penerjemah Indonesia profesional. Hasil rekaman kedua aplikasi tersebut menunjukkan bahwa proses yang dilakukan penerjemah antara lain adalah membaca teks sumber dan teks terjemahan Google kemudian membandingkannya, memeriksa kesalahan sintaksis dan semantik pada tingkat kata/frasa, memperbaiki kesalahan terjemahan, dan merevisi perbaikan yang dilakukan perkalimat. Adapun strategi penyuntingan akhir teks pariwisata yang dilakukan penerjemah adalah koreksi makna sebanyak 23 kali (44,2%), menambahkan kata sebanyak 16 kali (30,7%), koreksi grammar sebanyak 7 kali (13,4%), menghapus kata sebanyak 4 kali (7,69%), dan memparafrase sebanyak 2 kali (3,84%). Sementara sumber eksternal online yang dirujuk oleh penerjemah adalah Google Translate sebanyak 23 kali (46,93%), Google Search sebanyak 10 kali (20,4%), thesaurus sebanyak 5 kali (10,2%), dan wikipedia sebanyak 4 kali (8,16%), KBBI daring sebanyak 2 kali (4,08%), dictionary.com sebanyak 3 kali (6,1%), dan Kateglo sebanyak 2 kali (4,08%). Dapat disimpulkan bahwa strategi menyunting akhir teks pariwisata adalah mengidentifikasi kesalahan mesin penerjemah kemudian melakukan perbaikan makna pada tingkat kata dan frasa, mengoreksi grammar, menambahkan kata dengan memeriksa persamaan budaya dan menggunakan sumber eksternal online. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan, untuk memecahkan masalah padanan kata yang sulit, penerjemah khususnya pemula agar menggunakan kamus online monolingual, kamus online bilingual, Google Search, membandingkan isi Wikipedia berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris serta menggunakan referensi online lainnya dalam proses penerjemahan maupun penyuntingan. Kata kunci: Proses penyuntingan akhir, terjemahan Google, mesin penerjemah, sumber eskternal online..