Remaja adalah suatu masa dimana individu menunjukkan tanda-tanda seksual sekunder sampai ia mencapai kematangan seksual. Kematangan organ seksual dan perubahan hormonal menyebabkan munculnya dorongan seksual dalam diri remaja yang ditunjukkan dalam sebuah perilaku seksual. Informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator meningkatnya kecenderungan perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini. Banyak remaja yang hamil diluar nikah, melakukan aborsi, menderita penyakit kelamin adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat dari pemahaman yang keliru mengenai seksual. Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pengajaran yang tepat untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Pendidikan kesehatan reproduksi adalah salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks. Khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan yang tidak direncanakan dan penyakit menular seksual. jika pendidikan kesehatan reproduksi sudah diberikan kepada remaja sejak dini dan dimulai dari keluarga maka hubungan seks dapat dicegah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap menurunkan kecenderungan perilaku seksual remaja. Penentuan subjek untuk penelitian ini melalui screening dari 114 siswa kelas X siswa SMK Negeri 2 Salatiga. Dari 114 siswa memperoleh 32 siswa yang memiliki skor sedang pada kecenderungan perilaku seksual. Alat ukur yang digunakan yaitu skala kecenderungan perilaku seksual, kemudian perlakuan dalam penelitian ini yaitu memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dengan metode ceramah yang disampaikan oleh dosen Stikes Aisyiyah Surakarta