Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
1 page
1 file
Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat berlindung , pendidikan , dan kesehatan. Apakah masalah kemiskinan ini masih ada dan terjadi di Indonesia kita ini ?
The Muamalat Newsletter, 2024
Musabaqah Makalah Quran (MMQ) / Karya Tulis Ilmiah Alquran (KTIQ), 2018
Menciptakan masyarakat yang sejahtera dan memiliki ketahanan merupakan salah satu tujuan Islam, karena dengan kesejahteraanlah umat manusia dapat menjalankan fungsinya di dunia sebagai khalifah dan abdun. Oleh karena itu, sejak awal penciptaan manusia yaitu Adam As hingga masa kenabian Muhammad Saw, Allah Swt selalu memberikan petunjuk agar manusia menjaga ketahanannya, sehingga mereka tetap survive dan dapat menjalankan misinya di dunia. Jika ditelusuri dari aspek sejarah, doktrin agama, wahyu, dan sunnah rasulullah, Islam tidak dapat dipisahkan dari Negara dan misi kemanusiaan. Hal ini tergambar jelas dalam ayat-ayat Alquran, begitu juga dalam kisah-kisah kenabian, sebagai contoh adalah bagaimana nabi Muhammad Saw berhasil membangun madinah menjadi kota yang mampu menjaga ketahanan dan keutuhan nasionalnya . Di masa tersebut, pemerintah melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, masyarakatnya sejahtera dan setiap unsurnya menjalankan fungsinya masing-masing. Ketika membahas ketahanan suatu bangsa dan Negara, maka tidak akan terlepas dari perbincangan mengenai keluarga. Karena untuk membangun sistem sosial yang memiliki daya tahan, harus dimulai dari sistem sosial terkecil, yaitu keluarga. Jika keluarga memiliki daya tahan yang prima, tentu akan tercipta masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas bagaimana keluarga qurani dapat berperan sebagai penopang ketahanan nasional. Penulis akan mulai dengan mengkaji istilah, dilanjutkan kajian seputar ayat-ayat Alquran dan realitas, selanjutnya akan dianilisis oleh penulis yang akan menghasilkan konsep-konsep keluarga qurani yang dapat menopang ketahanan nasional.
kewenangan lembaga negara, merupakan suatu alat perlengkapan negara untuk menyelenggarakan pemerintahan negara, oleh karena itu, kewenangan lembaga negara sangat penting dalam negara hukum yang demokratis.
Kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang menerima amanat-NYA untuk mengelola kekayaan alam. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik – baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Manusia dalam menjalankan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang yaitu universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transeden dan idealistik misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara. Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur – unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam (SDA). Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa, satu negara dan satu tanah air. Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional) . Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan Negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil,makmur dan sentosa.
Oleh Hariyati Ariffin HARIAN METRO 25 OGOS 2011 HIDUP berkeluarga adalah budaya masyarakat kita dan tradisi itu masih diamalkan sejak dulu hingga kini. Slogan masyarakat sejahtera bermula daripada keluarga bahagia yang menunjukkan institusi kekeluargaan masih diutamakan dalam kehidupan bermasyarakat di negara ini. Justeru, unit keluarga memainkan peranan penting melahirkan modal insan berkualiti, seterusnya meneraju sebuah negara cemerlang dan gemilang. Namun, tidak dinafikan institusi keluarga masa kini dilanda cabaran apabila media terus memaparkan konflik dan keganasan rumah tangga serta peningkatan pesakit mental yang melanda institusi keluarga. Dengan erti kata lain perubahan sosial turut mengubah sistem nilai institusi kekeluargaan hingga menyebabkan budaya hidup berkeluarga seperti bertanggungjawab, berkasih sayang dan prihatin semakin terhakis dan dipandang sepi. Senario ini tidak memeranjatkan kerana dengan kos sara hidup yang tinggi dan pendapatan rendah, khususnya bagi mereka tinggal di bandar serta pelbagai tekanan kehidupan lain mendorong masyarakat mengabaikan nilai kasih sayang dan luntur tanggungjawab terhadap ahli keluarga. Tekanan demi tekanan yang melanda sistem kekeluargaan mendorong banyak masalah sosial yang secara tidak langsung memberi tempias kepada kerajaan dan masyarakat. Apa yang dipaparkan di media membuatkan kita berfikir mengapa dan kenapa sistem kekeluargaan masyarakat kita semakin tenat dengan peningkatan kes pembuangan anak, perceraian, anak terbiar, keganasan rumah tangga, pengabaian warga emas dan banyak lagi masalah sosial yang berlaku. Bagi masyarakat prihatin pasti mencari penyelesaian terhadap permasalahan ini dan apa yang dikehendaki oleh masyarakat ialah sistem kekeluargaan ini disuburkan kembali dengan dasar, undang-undang dan peraturan bagi menjamin kesejahteraan masyarakat dan negara. Sehubungan itu, baru-baru ini satu polisi baru yang dinamakan Dasar Keluarga Negara (DKN) diperkenalkan LPPKN sebagai langkah mengembalikan kesejahteraan institusi keluarga selain menjadi benteng kepada institusi itu menghadapi pelbagai cabaran sosial. Berdasarkan DKN, konsep yang diperjuangkan berkaitan dengan kesejahteraan keluarga dan pelan tindakannya akan menangani tujuh isu utama dalam permasalahan dihadapi keluarga di negara ini. Pengerusi LPPKN, Tan Sri Napsiah Omar dilaporkan berkata tujuh isu utama itu ialah demografi usia penduduk kurang seimbang, penurunan kesuburan penduduk, pertambahan bilangan isi rumah, senario perkahwinan membimbangkan, jenis keluarga masa kini, isu sosial dalam keluarga dan keluarga yang tidak bersepadu. Menurutnya, DKN akan bertindak sebagai pemangkin dalam menggesa semua pihak berkaitan memfokuskan kepada 'perspektif keluarga' dalam setiap perancangan, strategi mahupun pembangunan yang bakal dilaksanakan. Selain itu, LPPKN giat menjalankan siri jelajah seluruh negara bagi mempromosikan DKN melalui 15 program bual bicara bermula April hingga Disember 2011 yang membabitkan kerajaan negeri, sektor swasta
akhir-akhir ini Indonesia sedang di gemparkan dengan masalah Kebangsaan. banyaknya faham-faham yang merusak faham kebangsaan menuntut kita untuk menggali dalil atas bagaimana seharusnya langkah kita sebagai umat Muslim sekaligus sebagai bangsa yang baik dalam menghadapi fenomena yang muncul terus-menerus ini. bukankah islam telah mendukung faham kebangsaan? kenapa kok ribut ingin yang lain....
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
RINTISAN NEGARA BERBASIS NILAI-NILAI KEISLAMAN
Sesanti (Seminar Bahasa, Sastra, dan Seni)
Jurnal Harmoni Balitbang Kemenag RI, 2018
ILMU NEGARA : UNSUR DAN SIFAT NEGARA UNIT 2, 2022
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 2019