Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Salah satu ilmu yang dapat membantu terwujudnya manusia yang berkualitas adalah ilmu Tasawuf. Ilmu tersebut satu mata rantai dengan ilmu-ilmu lainnya dengan pada sisi luar yang dhahir yang tak ubahnya jasad dan ruh yang tak dapat terpisah keduanya. Ilmu tersebut dinamakan juga ilmu bathin sebagaimana pendapat Syekh al-Manawi dalam kitab Faed al-Qadir dalam menjelaskan hadis Nabi : ادم ابن علي هللا حجة قذالك اللسان علي وعلم النافع علم فذالك القلب في فعلم علمان العلم مرسال الحسن عن والحكيم (ش) اللسان من يخرج الظاهر وعلم القلب من يخرج الباطن علم وكيل (ح) جابر عن (خط) "Ilmu itu dua macam, ilmu yang ada dalam qalbu, itulah ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang diucapkan oleh lidah adalah ilmu hujjah/hukum, atas anak cucu Adam. Dari Abi Syaebah dan Hakim dari Hasan dan dikatakan Syekh al-Manawi bahwa ilmu bathin itu keluar dari qalbu dan ilmu dhahir itu keluar dari lidah.[1]
Al-Hikmah: Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam
Philosophical Sufism has emerged clearly in Islamic treasures since the sixth century Hijrah even though the characters were only known later in the century. Since then, this type of Sufism lived and developed, especially among Sufis who were also philosophers, until near lately. The existence of a combination of Sufism and philosophy in philosophical Sufism teachings led to the teachings of Sufism of this type mixed with a number of philosophical teachings outside of Islam, such as Greece, Persia, India, and Christianity. However, his originality as Sufism still does not disappear.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Epistemologi itu sendiri berarti sebuah cabang ilmu filsafat. Berarti bisa diartikan pada karya tulis ini akan membahas tentang cabang ilmu filsafat yang terdapat di dalam tasawuf.
Tasawuf juga termasuk ke dalam ilmu-ilmu islam dan memiliki kedudukan di dalamnya
Ivi / 181 hlm : 21cm ISBN : @All Right Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini Ke dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Maksiat merupakan tindakan manusia yang melanggar hukum moral yang bertentangan dengan perintah Allah. Maksiat dapat melemahkan dan memutuskan jalan menuju tuhan. Maksiat membuat seorang individu untuk berbuat suatu hal yang condong kepada kemungkaran. Perbuatan maksiat mempunyai ciri-ciri intrinsik yaitu dapat menghasilkan kepuasan diri, mengasikkan serta nikmat sehingga dapat membuat seorang individu senang dan bahkan kecanduan untuk melakukan kembali hal tersebut contohnya Zina yang dapat menimbulkan kecanduan psikologi. Manusia adalah makhluk yang paling mulia di sisi Allah namun di sisi lain manusia akan menjadi hina disisi Allah jika ia sendiri menenggelamkan dirinya dalam perbuatan maksiat. Menurut ajaran Islam Orang yang semacam ini lebih hina dari binatang, karena ia diberikan mata oleh Allah namun tidak digunakan untuk melihat ayat-ayat Allah selain itu diberi telinga oleh Allah namun tidak digunakan untuk mendengarkan firman Allah. Menurut ajaran Islam Kerugian bagi manusia yang melakukan maksiat yaitu menjadi penghalang untuk memperoleh ilmu pengetahuan, terhalangnya ketaatan kepada Allah, menyebabkan seseorang menjadi hina, hilangnya rasa malu, mendapat akhir hidup yang buruk, hati menjadi keras, menghilangkan berkah, membuat hati menjadi sempit, mendapatkan laknat dan siksa Allah di akhirat.
perkembangan tarekat dan tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Wahana akademika: jurnal studi Islam dan sosial, 2016
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy