Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Di susun oleh : SHINTA HARITA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PERSADA BUNDA 2016 [communication] Page 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul " DIRI KOMUNIKASI , GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI" ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Ibu Tekwana Perloly S.ilkom,M.ikom. selaku dosen mata kuliah ilmu Komunikasi Selanjutnya kami berharap semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dan kebaikan makalah ini. Penyusun Shinta Harita [communication]
Yayasan Cendekia Mulia Mandiri, 2025
Komunikasi adalah salah satu aspek fundamental dalam interaksi manusia. Melalui komunikasi, kita dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan ide-ide kita kepada orang lain. Namun, tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, komunikasi juga memiliki kekuatan untuk membentuk cara pandang dan perilaku seseorang. Dalam konteks ini, buku ini berusaha untuk menjelaskan berbagai teori dan konsep yang berkaitan dengan pengaruh komunikasi, serta memberikan contoh-contoh nyata yang dapat membantu pembaca memahami betapa pentingnya komunikasi dalam membentuk sikap dan perilaku.
Berdasarkan buku karya Prof. H. Hafid cangara, M.Sc.Ph.D, Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian komunikasi itu sendiri berdasarkan definisi yang dikembangkan bersama dengan lauwrence D. Kincaid (1981) sesuai buku Prof. H. Hafid Cangara, M. Sc. Ph. D. Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
Dyfrig F Manao, 2019
Di era digital, komunikasi di dalam manusia berubah dalam wujud data. Komunikasi yang terjalin menggunakan media untuk menyampaikan informasi. Tetapi media tersebut tidak langsung ke sasaran, tetapi ada tahapan proses yang harus dilewati untuk mencapai ke komunikan. Di dalam tahapan proses penyampaian pesan tersebut bisa saja ada yang merubah atau memanipulasi, sehingga komunikasi itu perlu adanya pengamanan untuk melindungi data informasi tersebut. Komunikasi Dan Keamanan Dalam Kehidupan tidak terlepas dengan konteks komunikasi, semua tindakan apapun selalu memberikan komunikasi baik verbal maupun non-verbal. Komunikasi tidak akan terjadi tanpa ada tujuan. Sebelum membahas komunikasi keamanan, perlu diketahui tentang komunikasi dan kemanan. Komunikasi secara harfiah adalah suatu proses mengirim pesan (informasi) atau pertukaran sinyal dari satu pihak (komunikan) ke pihak lainnya (komunikator) untuk saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan melalui media tertentu. Sedangkan keamanan dapat diartikan sebagai bentuk upaya yang dilakukan untuk menjauhkan diri dari segala bentuk ancaman dengan melakukan pencegahan.
1. Defisini Persepsi 2. Proses Persepsi 3. Macam Persepsi 4. Sifat Persepsi 5. Kegagalan Persepsi 6. Hubungan Persepsi dalam Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik(efektif). Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.
Abstrak Etika persaingan dalam komunikasi pemasaran khususnya kampanye periklanan menjadi perhatian penting dalam upaya menyehatkan perekonomian bangsa. Pasar yang sehat dicerminkan dari terbukanya peluang kepada setiap pelaku untuk bersaing dan memperoleh perlakuan yang adil dalam suatu industri. Perundang-undangan dan kode etik komunikasi merupakan pedoman dalam bersaing secara sehat. Kondisi persaingan ketat kini telah mempengaruhi style komunikasi dan creative strategy pesan dalam berbagai aktivitas kampanye komunikasi pemasaran, terutama periklanan. Kurangnya pemahaman peraturan mengenai persaingan yang sehat dan kode etik periklanan menyebabkan para praktisi komunikasi pemasaran cenderung mengabaikan aspek ini. Akibatnya banyak tayangan komunikasi pemasaran yang cenderung kurang menghargai keberadaan para pesaingnya di pasar secara wajar. Tulisan ini membahas persaingan yang terjadi antar brand pada produk barang konsumsi seperti produk minuman, makanan, toiletris, dan beberapa produk sekunder lainnya seperti otomotif roda dua dan minyak pelumas. Visual iklan sebagai instrumen komunikasi pemasaran diobservasi pemaknaan atas tanda-tanda yang ada melalui sarana lihatan (visual sense) atau semiotika visual.Style komunikasi periklanan pada berbagai kategori produk yang bersaing ketat memiliki kecenderungan untuk menghasilkan tayangan-tayangan iklan yang konten-nya cenderung melanggar etika persaingan dan kode etik periklanan. Sebagian besar pelanggaran etika dalam praktik komunikasi periklanan memperlihatkan upaya merendahkan produk-produk pesaing baik secara visual maupun secara verbal dan berbagai bentuk pelanggaran etika bersaing secara sehat dan kode etik periklanan. Kata kunci: komunikasi pemasaran, etika periklanan, kompetisi Pendahuluan Persaingan merupakan cermin dari struktur pasar yang sehat. Semakin ketat persaingan menunjukkan jumlah pemain dalam suatu industri semakin besar, yang artinya industri bersangkutan dapat dimasuki beragam pemain. Kompetisi antar pemain memberikan dampak positif dan negatif terhadap perilaku persaingan. Jika sistem pengawasan dan penegakannya terhadap para pemain lemah, maka pada kondisi itulah para pemain berperilaku negatif dengan melakukan manufer-manufer yang dapat melanggar perundangan persaingan yang sehat dan kode etik komunikasi pemasaran. Strategi kreatif dari sisi internal dalam proses penciptaan komunikasi pemasaran memegang kunci penting dalam keberhasilan suatu produk atau jasa (Jewler dan Drewniany, 2004: 23). Pesan yang diciptakan muncul dalam bentuk verbal dan visual yang menyatu dalam konsep total antara kata-kata dan visual (Russell dan Lane, 2006: 470). Dalam konteks persaingan pasar, berbagai produk-terutama produk konsumsi-bersaing sangat ketat dengan sasaran utama untuk memperoleh pangsa pasar dan pertumbuhan. Dalam desainnya, karakter produk atau jasa harus benar-benar mewujud dalam pesan komunikasi yang diciptakan. Pesan kemudian dikirim kepada target bidik yang karakternya harus bersenyawa dengan karakter produk. Maka dalam hal ini kekuatan pesan sangat ditentukan oleh creative strategy secara terpadu (Altstiel dan Grow, 2006: 19). Kompetisi ketat cenderung melahirkan produk dan/atau jasa yang memperebutkan pasar yang sama (satu pasar) dengan kegiatan kampanye komunikasi pemasaran terpadu (Russell dan Lane, 2006: 72). Karena itu pemahaman dan perencanaan komunikasi merupakan suatu strategi perusahaan (Thomas, 2002: 308-310). Style komunikasi cenderung berupaya untuk 'membabat habis' para pesaingnya dengan 'tanpa ampun' untuk mencapai market-share yang dominan. Padahal menurut Duncan (2002: 659), praktisi periklanan harus memahami sebuah gambar besar (the big picture) yang menjadi sasaran pengembangan IMC yang memperhatikan isue-isue sosial, etikal, dan legal di dalamnya. Perumusan Masalah Persaingan telah memicu terjadinya kreativitas dalam penciptaan pesan periklanan. Style komunikasi pemasaran sangat dipengaruhi oleh level persaingan produk bersangkutan di pasar. Tulisan ini membuka diskusi bagaimana level persaingan pada berbagai brand untuk beberapa kelompok produk seperti barang konsumsi antara lain produk makanan, minuman, toiletries, otomotif roda dua dan minyak pelumas. Selanjutnya bagaimana style komunikasi peklanan pada berbagai kategori produk tersebut? Bagaimana aspek etika persaingan khususnya pada
Kontijensi atau lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan Bank sehari-hari. Kontijensi yang dimiliki suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiban bagi bank yang bersangkutan. PSAK No. 31 mengatur akuntansi untuk transaksi kontijensi dalam suatu perusahaan. Istilah kewajiban bersyarat digunakan untuk menyatakan kewajiban yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu peristiwa di masa yang akan datang. Dengan demikian pada tanggal neraca belum terdapat kepastian mengenai ada tidaknya kwajiban tersebut Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi pada suatu perusahaan, yang baru akan terselasaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. transaksi yang bersifat kontijensi (bersyarat) ini belum mengikat bank untuk melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat ini, akan tetapi secara antisipatif kontijensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak sangat tergantung terjadi atau tidak terjadinya yang berkaitan dengan kontijensi ini di masa yanga akan datang. B. Penyajian Dalam Laporan Keuangan Transakasi kontijensi belum mempengaruhi posisi dalam neraca dan laba rugi perusahaan. Kontijensi sebenarnya tidak dapat dinyatakan dalam laporan keuangan apabila nilai transaksi kontijensi tidak materil. Dengan kata lain tidak akan mempengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan. Akan tetapi, transaksi kontijensi banyak ditemukan dalam transaksi perbankan sehari-hari yang apabila dikumpulkan dalam suatu periode menghasilkan nilai yang cukup atau bahkan sangat materil sehingga mempengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan.karena nilai yang sangat materil ini, bank diwajibkan untuk melakukan pencatatan transaksi yang bersifat kontijen ini. C. Azas Konservatif dalam Kontijensi Pengungkapan data transaksi kontijensi dalam laporan keuangan dikaitkan dengan penerapan konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi kontijensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kondisi berikut terpenuhi : a. Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan suatu aktiva atau telah timbul kewajiban pada tanggal neraca. b. Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar. Sedangkan terhadap laba kontijensi tidak dicantumkan dalam laporan rugi-laba, tetapi perlu diungkapkan dalam laporan keuangan D. Jenis Transaksi Konjensi Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (Tunggakan). Kontijensi tagihan terdiri dari: a. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain. b. Pembelian opsi valuta asing. c. Pendapatan bunga dalam penyelesaian.
Mochamad Robi Ali Salman, 2024
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Salah satu bentuk interaksi yang penting adalah interaksi kelompok, yaitu proses saling berhubungan antara individu-individu dalam sebuah kumpulan yang memiliki tujuan, norma, dan nilai yang serupa. Interaksi ini melibatkan pertukaran
ABSTRAK Penelitian ini berjudul "Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Internal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pand's Collection Semarang". Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pengaruh GayaKepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan?2) Bagaimana pengaruh Komunikasi Internal terhadap Kinerja Karyawan? 3) Bagaimana pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan? 4) Bagaimana pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Internal dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1) Untuk menganalisis variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. 2) Untuk menganalisis variabel komunikasi internal terhadap kinerja karyawan. 3) Untuk menganalisis variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. 4) Untuk menganalisis variabel gaya kepemimpinan, komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan Pand's Collection Semarang yang berjumlah 219 orang. Sebanyak 69 sampel diperoleh dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian dan melakukan wawancara kepada responden di lokasi penelitian. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Gaya Kepemimpinan (X 1 ) mempunyai hubungan/korelasi yang signifikan dengan Kinerja Karyawan (Y) karena p value (Sig.) = 0,000 (< 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,656 atau tergolong sangat kuat; 2) Komunikasi Internal (X 2 ) mempunyai hubungan/korelasi yang signifikan dengan Kinerja Karyawan (Y) karena p value (Sig.) = 0,044< 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,182 atau tergolong kuat; 3) Motivasi Kerja(X 3 ) mempunyai hubungan/korelasi yang signifikan dengan Kinerja Karyawan (Y) karena p value (Sig.) = 0,029 (< 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,191 atau tergolong kuat; 4) Gaya Kepemimpinan (X 1 ), Komunikasi Internal (X 2 ) dan Motivasi Kerja (X 3 )secara simultan memiliki hubungan signifikan dan positif dengan Kinerja Karyawan (Y) yang ditunjukkan oleh nilai Sig. 0,000 yang lebih kecil daripada 0,05 dan F hitung (57,343) yang lebih besar dibanding F tabel (3,13).
Penulis adalah Magister Agama (M. Ag.) alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta, dosen tetap Jurusan Komunikasi (Dakwah) STAIN Purwokerto.
Manusia merupakan makhluk sosial. Secara naluriah, makhluk sosial membutuhkan berkomunikasi dengan sesama. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa terjadinya komunikasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk komunikasi juga ikut berubah.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.