Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
13 pages
1 file
Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari bioteknologi, yaitu fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur jaringan, rekombinasi DNA, dan analisa DNA.
Sebagai bagian dari kurikulum biologi, bioteknologi perlu diajarkan kepada siswa sekolah, karena dalamkehidupan sehari-hari peserta didik banyak dihadapkan pada aneka ragam produk bioteknologi baik yang dijumpai,dimanfaatkan, dialami, maupun yang diamati. Contoh produk tersebut seperti tape, tempe, bir, dan alkohol.Bioteknologi berkembang sangat pesat terjadi sejak pertengahan tahun 1970-an dengan munculnya rekayasagenetika. Setelah human genome project
Pendahuluan Tumbuhan dialam bebas sangat bervariasi dan kompleks dalam melangsungkan siklus hidupnya. Untuk dapat mempertahankan generasinya tumbuhan harus memperbanyak diri baik secara vegetatip ataupun generatip. Perbanyakan generatip dimulai dari pertemuan antara gamet jantan dan gamet betina dari tanaman induk. Peleburan kedua gamet tersebut menghasilkan sebuah sel yang disebut zygot, zygot selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan utuh. Sel-sel vegetatip tumbuhan seperti yang terdapat pada akar, batang dan daun, secara alamiah juga mempunyai kemampuan yang mirip dengan zygot, yaitu dapat berkembang menjadi tanaman utuh, sehingga kelangsungan generasinya tetap terjaga. Kemampuan sel-sel vegetatip selain zygot untuk berkembang menjadi tanaman utuh menjadi topik yang sangat menarik perhatian para peneliti. Topik penelitian yang sangat menarik tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa akan dapat menjelaskan prinsip dasar, pengertian, sejarah perkembangan serta manfaat teknik kultur jaringan.
Ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi fosil dipandang sebagai masalah fundamental sistem energi global maupun nasional. Produksi sumber energi fosil tidak terbarukan dipastikab akan menurun dan habis pada suatu saat sehingga tidak dapat diandalkan. Ketergantungan tinggi pada sumber energi fosil akan menyebabkan ancaman pada ketersediaan energi sebagai salah satu pilar utama ketahanan energi global maupun nasional. Data PBB menunjukkan bahwa pangsa sumber energi fosil (batubara, minyak bumi, gas bumi) cenderung menenurun dari 83,5 persen pada 1990 menjadi 82,3 persen pada tahun. Penurunan peran energi fosil diisi oleh biofuel dan sampah yang meningkat dari 7,7 persen pada 1990 menjadi 9,2 persen pada 2015. Bauran energi Indonesia pun sangat didominasi oleh bahan bakar fosil. Dominasi bahan bakar fosil dalam bauran energi Indonesia pada 2015 mencapai 95 persen yang berarti lebih tinggi daripada dalam bauran energi global. Kebijakan energi nasional sebagaimana dijabarkan da...
Perkembangan inovasi teknologi konversi biomassa menjadi energi, ternyata harus melalui beberapa tahap. Mulai dari tahap penelitian sampai pada tahappenerapannya pada skala industri atau komersial. Tahapan ini perlu dimengerti dengan baik karena untuk mengubah bahan baku (istilah teknis dalam bahasa Inggris disebut Feedstock) menjadi bioenergi dalam bentuk Panas (heat) atau Daya (power), cairan (liquid fuels) atau bahan bakar gas (Gaseous fuels) harus melalui beberapa alternatif pilihan konversi (Conversion routes) seperti yang disajikan pada Gambar 1.
Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan.
alam melaksanakan Kegiatan Praktikum Modul 1 ini, Anda akan dikenalkan beberapa dasar dalam praktik mikrobiologi, antara lain: tata cara penggunaan mikroskop, macam-macam cara sterilisasi, dan teknik kerja aseptis. Selain itu, akan diperkenalkan juga tata cara pembuatan media pertumbuhan mikroba, dan akan diakhiri dengan kegiatan praktikum isolasi mikroba untuk mendapatkan kultur murni dengan berbagai media (kultur cair, agar miring/agar tegak, agar cawan, dan agar tuang). Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini, Anda diharapkan dapat: 1. menyebutkan dan menggunakan alat-alat praktikum Mikrobiologi dengan baik dan benar; 2. melakukan sterilisasi dan bekerja secara aseptis; 3. membuat berbagai media pertumbuhan mikroba; dan 4. memisahkan mikroba dari campurannya sehingga didapatkan kultur murni. Agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, terlebih dahulu Anda membaca teori Buku Materi Pokok/BMP (modul) Mikrobiologi (BIOL4223) yang berkaitan dengan praktikum ini. Sebelum Anda melakukan pemeriksaan terhadap bakteri, khamir, dan kapang, berikut ini akan dijelaskan kembali tata cara penggunaan mikroskop.
1.0 PENDAHULUAN 1.1 KONSEP EKOLOGI DAN EKOSISTEM Ekologi adalah kajian tentang hubungan antara organisma hidup dengan alam sekitarnya. Ekologi berasal daripada perkataan Yunani iaitu "Oikos" (Habitat) dan "Logos" (Ilmu). Ekologi merupakan satu kajian terhadap interaksi di antara makhluk hidup dengan alam sekitar. Konsep Ekologi diperkenalkan oleh Ernst Heckel pada tahun 1834, yang membahaskan hubungan manusia dengan alam sekitar berdasarkan kepentingan dan keperluan manusia terhadap perolehan sumber alam sekitar (www.environment.gen.tr). Kini istilah ekologi telah diguna pakai secara meluas dan merujuk kepada kajian saling kaitan antara organisma persekitaran dan juga saling hubungan di kalangan kumpulan organisma itu sendiri. Manakala ekosistem pula adalah suatu kajian unit-unit kecil dalam ekologi mengenai saling kaitan antara organisma dalam sesuatu ekosistem dan kaitannya dengan persekitaran. Ekosistem juga merupakan satu sistem yang mempunyai dua komponen utamanya iaitu hidup dan bukan hidup yang saling bertindak balas. Komponen hidup yang terdiri daripada manusia, haiwan dan hidupan seni. Komponen bukan hidup pula terdiri daripada unsur-unsur seperti udara, cahaya, air dan tanah. Kesemua komponen ini mempunyai fungsinya yang tertentu di mana setiap unsur bagi komponen tersebut adalah saling bergantungan antara satu sama lain untuk mewujudkan suatu keadaan yang dinamik. Ini dapat dilihat apabila satu unsur dalam ekosistem itu berubah maka keseluruhan ekosistem akan terganggu (Millennium Ecosystem Assessment, 2003). Justeru itu, secara umumnya alam sekeliling merangkumi dua persekitaran utama iaitu persekitaran abiotik dan persekitaran biotik. 1.2 EKOLOGI PAYA BAKAU Bagi ekosistem paya bakau, ia selalunya boleh didapati di perantaraan muara dan daratan, dan keadaan airnya adalah payau. Ekosistem bakau adalah penting kerana bersifat dinamik yang sentiasa berubah-ubah dari semasa ke semasa dan dari musim ke musim. Mengikut Hamilton dan Snedaker (1984), ekosistem hutan bakau adalah komuniti yang hidup di kawasan antara pasang-surut laut dan tahan daripada air masin di zon pinggir pantai atau dikenali sebagai zon litoral (pasang surut). Pokok bakau 2 terdiri daripada tiga jenis iaitu pokok bakau putih, hitam dan merah. Pokok bakau ini merupakan salah satu spesies yang cepat tumbuh dan yang digunakan dalam penanaman semula hutan bakau bagi melindungi persisiran pantai (selebihnya adalah Sonneratia dan Rhizophora). Ia selalunya dijadikan arang dan biasanya digunakan bagi menyalai ikan atau getah. Hutan bakau juga merupakan sumber balak kayu bakau yang tahan bagi pembinaan di kawasan lecah dan dalam air. Kayu bakau tanah mampu berendam dalam air tanpa rawatan rumit dan tahan lama. Ekologi paya bakau memperlihatkan aspek jenis paya bakau itu sendiri. Walaupun ianya kelihatan hampir sama, namun sesaran paya bakau yakni kedudukan setiap pokok paya bakau mempunyai perbezaan spesis (Jayatissa L. P, 2002). Kebanyakan spesis pokok bakau yang terdapat di kawasan ini terdiri daripada keluarga yang berbeza tetapi secara amnya mempunyai ciri-ciri yang serupa seperti akar pernafasan dan tabiat percambahan biji secara vivapari. Spesis-spesis pokok bakau yang biasa dijumpai terdiri dari genus Rhizophora, Bruguiera, Avicennia dan Sonneratia. Pokok-pokok ini juga boleh dikatakan sebagai ekosistem pelbagai spesis burung yang bertempat di situ dan burung yang berhijrah ke kawasan tersebut (Jabatan Hidupan Liar, 2003). Ianya juga tidak boleh dinafikan bahawa ekologi pokok paya bakau ini penting sebagai sumber sosio-ekonomi kerana kebanyakkan manusia tinggal di kawasan yang berhampiran dengan pantai, dan ini secara tidak langsung menyebabkan hutan paya bakau menjadi pemangkin untuk pembangunan sosioekonomi (K. Kathiresan, t.t). Sebagaimana yang dapat diperhatikan di Bagan Lalang, terdapatnya pembangunan pelancongan serta beberapa premis perniagaan sosioekonomi di kawasan tersebut seperti pasar ikan, jeti komuniti nelayan, Sepang Goldcoast Resort, dan beberapa premis medan selera serta gerai khemah di sepanjang pantai Bagan Lalang itu.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.