Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
15 pages
1 file
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Ada beberapa masalah yang dapat terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti muntah dan gumoh. Masyarakat di Indonesia khususnya di daerah terpencil yang kehidupannya masih primitif, masih banyak ibu yang memiliki anak tetapi belum mengetahui penanganan gangguan yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita seperti contohnya muntah dan gumoh yang kerap kali terjadi. Oleh karena itu dikhawatirkan ibu tidak bisa menangani masalah ini dengan benar. Dalam keadaan seperti ini maka peran bidan pendidik sangat diperlukan. Muntah dan gumoh pada neonatus, bayi dan balita dapat terjadi disebabkan posisi saat menyusu yang tidak tepat, minum terburu-buru, atau bayi sudah kenyang tetapi diberi minum serta dapat disebabkan karena faktor fisiologis seperti kelainan kongenital dan infeksi, juga karena gangguan psikologi seperti cemas. Kasus seperti ini merupakan hal yang lazim terjadi pada neonatus, bayi dan balita yang dapat dicegah dengan mudah.
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan. (Mary Hamilton, 1995: 217).
Mual berasal dari bahasa Latin naus (kapal), merupakan sensasi yang sangat tidak enak pada perut yang biasanya terjadi sebelum keinginan untuk muntah.untuk segera muntah. Muntah: aktivitas/kontraksi langsung otot perut, dada dan GI yang mengarah ke pengeluaran kuat isi perut melalui mulut. Muntah adalah aksi dari mengosongkan lambung secara paksa dan merupakan suatu cara perlindungan alamiah dari tubuh.
angel, 2019
PENDAHULUAN Pneumonia merupakan salah satu infeksi yang tersering pada neonatus dan salah satu penyebab terpenting kematian perinatal. Diperkirakan 3,9 juta dari 10,8 juta kematian setiap tahunnya terjadi pada 28 hari pertama kehidupan. 1 Pneumonia neonatal merupakan infeksi parenkim paru dengan terjadinya serangan dalam beberapa jam sejak kelahiran, yang dapat disamakan dengan kumpulan gejala-gejala sepsis. Infeksi dapat ditularkan melalui plasenta, aspirasi, atau diperoleh setelah kelahiran. 2 Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam etiologi. Organisme yang penyebab pneumoni bervariasi menurut kelompok umur. Neonatus sejak lahir sampai usia 3 minggu, kelompok bakteri pathogen yang umum didapatkan ialah B streptokokus dan bakteri gram negatif. Infeksi bakteri ini merupakan penularan yang bersumber dari ibu. Streptococcus pneumoniae paling sering didapatkan pada bayi berumur 3 minggu sampai 3 bulan. Pada umur 3 bulan sampai umur prasekolah, virus dan Streptococcus pneumoniae yang paling dominan menyebabkan pneumonia, sedangkan bakteri lain yang berpotensi termasuk Mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe B dan non-typeable strain, Staphylococcus aureus, dan Moraxella catarrhalis. 3,4,5 Pneumonia pada neonatus memberi gejala gangguan pernapasan pada bayi baru lahir, seperti pernafasan yang bising atau sulit, Takipnea > 60x/menit, retraksi dada, batuk dan mendengus. Tanda awal dan gejala pneumonia mungkin tidak spesifik, seperti malas makan, letargi, iritabilitas, sianosis, ketidakstabilan temperatur, dan keseluruhan kesan bahwa bayi tidak baik. Pengujian hematologi, biokimia darah, dan kultur bakteri, pencitraan pencitraan dada radiografi dianggap komponen penting dalam membuat diagnosis pneumonia neonatal. Pencitraan diagnostik tidak hanya dilakukan pada penilaian awal kondisi neonatus dan untuk menegakkan diagnosis, tetapi juga untuk memantau perkembangan penyakit dan efek dari tindakan terapi intervensi. Radiografi thorax konvensional tetap menjadi diagnosis andalan pada neonatus dengan gejala distress pernapasan. Pada neonatus, radiografi thorax sebagian besar dilakukan dengan posisi supine dan dalam proyeksi anteroposterior. Pada pneumonia didapatkan Perbercakan dengan pola garis di perihilar yang dapat menyerupai Transient Tachypnea of the Newborn (TTN), Perbercakan pada pneumonia akibat S. Pneumonia group B dapat menyerupai Hyaline Membrane Disease (HMD) dengan penurunan volume paru. Bayi
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HASAN SADIKIN BANDUNG DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1 DEFINISI ……………………………………………………………………….. 2 ETIOLOGI ……………………………………………………………………… 2 MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS ………………………………….. 3 PENATALAKSANAAN ……………………………………………………….. 5 RINGKASAN …………………………………………………………………... 13 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...……… 15 1 DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN KEGAGALAN NAFAS PADA NEONATUS PENDAHULUAN Gagal nafas pada neonatus merupakan masalah klinis yang sangat serius, yang berhubungan dengan tingginya morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan. Faktor resiko utama gagal nafas pada neonatus adalah prematuritas, bayi berat badan lahir rendah, dan penelitian menunjukkan kejadiannya lebih banyak terjadi pada golongan sosioekonomi rendah. 1,2 Pada suatu penelitian epidemiologi gagal nafas di Amerika Serikat, insidensi gagal napas di Amerika adalah 18 per 1000 kelahiran hidup. Meskipun insidensinya lebih tinggi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, sepertiga kasus terjadi pada bayi dengan berat badan normal. Insidensi tertinggi terdapat pada ras kulit hitam dan sangat berhubungan dengan kemiskinan. 1 Di Indonesia, sepertiga dari kematian bayi terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran, dan 80% diantaranya terjadi pada minggu pertama dengan penyebab utama kematian diantaranya adalah infeksi pernafasan akut dan komplikasi perinatal. Pada suatu studi kematian neonatal di daerah Cirebon tahun 2006 disebutkan pola penyakit kematian neonatal 50% disebabkan oleh gangguan pernapasan meliputi asfiksia bayi baru lahir (38%), respiratory distress 4%, dan aspirasi 8%. 3,4 Meskipun angka-angka tersebut masih tinggi, Indonesia sebenarnya telah mencapai tujuan keempat dari MDG, yaitu mengurangi tingkat kematian anak. Dengan pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat, serta sistem rujukan yang baik, kematian neonatus khususnya akibat gangguan pernafasan diharapkan dapat terus berkurang. 3 Penatalaksanaan utama gagal nafas pada neonatus adalah terapi suportif dengan ventilasi mekanis, dan oksigenasi konsentrasi tinggi. Terapi lainnya meliputi high-frequency ventilator, terapi surfaktan, inhalasi nitrat oksida, dan extracorporealmembrane oxygenation (ECMO). 1 Penanganan neonatus yang mengalami gagal nafas memerlukan suatu unit perawatan intensif, dan penatalaksanaan yang optimal tergantung pada sistem perawatan neonatus yang ada, yaitu ketersediaan tenaga ahli, fasilitas yang memiliki kemampuan dalam menilai dan memberikan tatalaksana kehamilan resiko tinggi, serta memiliki kemampuan menerima rujukan dari fasilitas kesehatan dibawahnya. 1,2,5 Dengan lamanya waktu perawatan dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan, diagnosis dan tatalaksana yang tepat kegagalan nafas pada neonatus merupakan hal yang penting untuk menekan mortalitas dan biaya perawatan yang akan dikeluarkan. Dalam sari
Sebelum bayi di bawa pulang ke rumah, Bidan perlu memperhatikan dan menyampaikan kepada orang tua, hal-hal sebagai berikut:
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011).
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Percobaan Pembuatan Natrium Tiosulfat, 2023