Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
26 pages
1 file
RSIJ PONDOK KOPI 2016 1 BAB I PENDAHULUAN Konjungtiva merupakan bagian dari mata yang berfungsi sebagai proteksi bagi mata terhadap benda-benda asing yang masuk. Dimana konjungtiva adalah mukosa yang melapisi bagian dalam palpebra dan permukaan anterior mata.
SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIKA KODE EKSTRAVASKULER
1. Pendahuluan Apendiks adalah struktur seperti tabung kecil yang melekat pada bagian dari usus besar, atau disebut juga colon. Apendiks terletak di bagian kanan bawah perut. Apendiks fungsinya masih belum diketahui. Penggangkatan apendiks tidak menyebabkan perubahan pada fungsi pencernaan 1. Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermicularis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Apendisitis akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja 2. Insiden keseluruhannya adalah sekitar 11 kasus per 10.000 individu per tahun, dan dapat terjadi pada semua usia, meskipun relatif jarang pada usia ekstrem. Antara 15 dan 30 tahun ada peningkatan 23 kasus per 10.000 penduduk/tahun dan kemudian penurunan kasus dengan penuaan usia 3. Apendisitis akut adalah salah satu kondisi paling umum yang ditangani oleh dokter utnuk operasi darurat. Dokter dari berbagai spesialis medis termasuk penyakit dalam dan pediatri, serta ahli bedah, menghadapi pasien dengan kondisi ini dalam praktik sehari-hari. Apendisitis muncul dengan gejala-gejala yang khas, relatif mudah untuk didiagnosa dan diobati 4. Semua kasus apendisitis memerlukan tindakan pengangkatan dari apendiks yang terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy. Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena peritonitis dan shock 2 .
Anestesi secara umum berarti suatu keadaan hilangnya rasa terhadap suatu rangsangan.
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute (DM tipe-1) maupun relative. Penyakit ini merupakan penyakit metabolic yang kebanyakan herediter, dimana terjadi defek pada sel beta pancreas sebagai penghasil insulin atau defek pada ambilan glukosa di jaringan perifer atau keduanya (DM tipe-2). Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecendrungan peningkatan angka insiden dan prevalensi Diabetes Melitus Tipe-2 (DM tipe-2) di berbagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya kenaikan jumlah penderita diabetes yang cukup besar ditahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Laporan hasil penelitian diberbagai daerah di Indonesia yang dilakukan pada dekade 1980 menunjukkan sebaran DM tipe-2 antara 0,8% di Tanah Toraja, sampai 6,1% yang didapatkan di Manado. 1,2 DM tipe-2 adalah jenis DM yang paling banyak ditemukan yakni lebih dari 90%. Timbul makin sering setelah umur 40 tahun. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes. Ada kecendrungan penyakit ini timbul dalam keluarga. Diabetes yang terdiagnosis paling umum terjadi di populasi umur setengah baya dan tua, dengan tingkat tertinggi terjadi pada orang berusia 65 tahun dan usia lebih tua. 1,2 Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penderita DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti poliuria yaitu banyak kencing, polifagia yaitu banyak makan, polidipsia yaitu banyak minum dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dalam pemeriksaan laboraturium didapatkan gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL atau kadar gula darah puasa ≥126 mg/dL atau kadar gula darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL. 1,3 Pasien DM memiliki kecendrungan tinggi untuk mengalami ulkus di kaki yang sulit sembuh dan berisiko amputasi. Keadaan ini memberi beban sosioekonomi baik bagi pasien dan masyarakat. Data menunjukkan 15-25% dari pasien DM akan mengalami ulkus di kaki dalam hidup mereka, sebanyak 14-24% memerlukan amputasi, pada pasien yang sudah sembuh dari ulkus, angka kumulatif dalam 5 tahun dalam hal kekambuhan mencapai 66% dan amputasi sebanyak 12%. Masalah tersebut sepenuhnya dapat dicegah melalui perawatan yang baik dan edukasi. Hanya dengan deteksi dini, pengawasan kaki yang ketat, pengobatan agresif,
Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan abu ampas tebu sebagai bahan pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya (additive). Kemudian dicetak melalui proses pemadatan sehingga menjadi bentuk balok-balok dengan ukuran tertentu dan dimana proses pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam pemeliharaannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding, Menurut SNI 03-0349-1989, "Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding.
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi yang umum, kronis, dan kambuh terutama menyerang anak-anak 1,3 . Dermatitis berasal dari "derma" Yunani, yang berarti kulit, dan "itis," yang berarti peradangan. Atopi berasal dari bahasa Yunani atopos yang memiliki arti "tidak pada tempatnya", dan dapat digunakan untuk menggambarkan anak dengan penyakit yang diperantarai oleh IgE. Atopi adalah kecenderungan seseorang dan, atau keluarga terutama anak dan remaja menjadi tersensitisasi dan memproduksi IgE sebagai respons terhadap paparan alergen 1,3 . Dermatitis atopik (DA) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama diseluruh dunia dengan pravalensi pada anak-anak 10-20% dan pravalensi pada orang dewasa 1-3%. Dermatitis atopik lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki dengan ratio 1,5:1. Hasil Riskesdas 2007 Badan Litbangkes Kemkes menunjukkan bahwa prevalensi nasional kasus Dermatitis adalah 6,8%. Ada 14 provinsi yang mempunyai prevalensi di atas prevalensi nasional Angka prevalensi Dermatitis Atopik (DA) di Indonesia sangat bervariasi 1,2 .
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.