Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
6 pages
1 file
Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/ solidifikasi .
1. GAUNG globalisasi yang sudah membunyikan lonceng kompetisi mengisyaratkan, di masa datang industri pangan nasional akan menghadapi tantangan persaingan yang makin berat. Karena itu, menjelang diberlakukan kerja sama perdagangan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) tahun 2003, ada baiknya kita menilik tantangan yang akan dihadapi industri pangan nasional sebagai bagian agro-industri dalam memasuki pasar globalisasi. Ini penting sebelum memasuki tantangan baru lain yang lebih berat, yakni APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) 2010 dan 2020.
O Ol le eh h: : T Ti im m D Do os se en n I Il lm mu u K Ko om mp pu ut te er r/ /I In nf fo or rm ma at ti ik ka a U UN ND DI IP P UNIVERSITAS DIPONEGORO
Allah memrintahkan kita agar kita membaca al-Quran dengan tartil, ِّيال ت رْ َ ت انَ َ ء رْ ُ ق ْ ال ِّ ِّل ت َ ر َ و Dan bacalah al-Qur'an itu dengan tartil. (Al-Muzammil: 4) Berikut beberapa keterangan sahabat tentang makna tartil, Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat, "Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya". (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13) Sumber: https://konsultasisyariah.com/23707-apa-makna-membaca-al-quran-dengantartil.html Ibnu Abbas mengataan, تبيينا بينه Dibaca dengan jelas setiap hurufnya. Abu Ishaq mengatakan, من حقها ويوفيها الحروف جميع ن ِّ ُبي ي بأن التبيين يتم وإنما القرآة، في يعجل بأن يتم ال والتبيين اإلشباع Membaca dengan jelas tidak mungkin bisa dilakukan jika membacanya terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya bisa dilakukan jika dia menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar. (Lisan al-Arab, 11/265). Inti tartil dalam membaca adalah membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan. (Kitab al-Adab, as-Syalhub, hlm. 12) Sumber: https://konsultasisyariah.com/23707-apa-makna-membaca-al-quran-dengantartil.html Allah S.W.T mengutus Nabi Muhammad S.A.W sebagai rahmatan lilalamin iaitu rahmat kepada sekalian alam. Kerasulan baginda S.A.W berbekalkan mukjizat yang paling agung iaitu al-Quran dengan tujuan
Adanya perubahan atau Amandemen pada Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, membawa konsekuensi hukum adanya perubahan peraturan perundang-undangan yang ada untuk disesuaikan dengan amandemen UUD 1945 tersebut. Dalam Pasal 24 UUD 1945 disebutkan bahwa:
Mencermati semangat para pengkritisi dan pemerhati TNI dewasa ini, khususnya yang terkait dengan anggaran dan alut sista, satu hal patut dihawatirkan, mereka sepertinya sudah "menjadi" desainer pertahanan yang berpengalaman. Kesan yang sangat dominan, adalah bahwa apa dan seperti apa TNI yang ada saat ini menurut hemat mereka sudah tergolong payah, tidak bisa diajak maju, dan tak pantas lagi untuk didiamkan. Semangat mengkritisi itu sendiri sejatinya positif, meski sebenarnya yang dibutuhkan TNI tidak hanya sebatas itu, dan bisa jadi bukan pola seperti itu. Simak misalnya semangat mengkritisi yang disampaikan oleh Al Araf (Imparsial) dan J.Kristiadi (CSIS) yang dikemas oleh B.Josie Susilo Hardianto, Sebenarnya, Adakah Desain Pertahanan Nasional ? K/18/12/2007). Al Araf dan J. Kristiadi melihat Indonesia belum mempunyai Grand Design Pertahanan Nasional. Akibatnya pembelian dan pengembangan sistem persenjataan terkesan sporadis. Padahal UU Pertahanan Negara mengamanatkan agar Presiden membuat Kebijakan Umum Pertahanan Negara. Tapi sampai saat ini, belum ada. Hemat mereka Kebijakan Umum Pertahanan Negara itu penting, karena di sana ada disebutkan potensi ancaman dan bagaimana menghadapinya; hal itulah yang menjadi dasar bagi reformulasi doktrin pertahanan nasional dan kemudian diderifasi dalam pembiayaan. Menurut mereka saat ini banyak negara tidak lagi mengembangkan pertahanan yang mengedepankan pengerahan pasukan dalam jumlah besar. Sebaliknya perang modern lebih mengedepankan kekuatan teknologi senjata. Mereka lalu menyebut Inggris dan Singapura yang membekali sistem pertahanannya dengan teknologi canggih. Idealnya lagi, sesuai dengan posisi dan potensi geografi Indonesia, untuk yang akan datang sebaiknya Indonesia lebih mengedepankan sistem dan kekuatan pertahanan udara dan laut. Kekuatan darat tutur Al Araf, sebaiknya dikembangkan dalam bentuk devisi yang mudah digerakkan. Dengan demikian, tak perlu lagi kebijakan pertahanan seperti komando territorial, karena ke depan sistem pertahanan modern yang harus dikembangkan. Membaca Zaman. Sebenarnya setiap zaman dengan lengkap memberikan pelajaran bagi siapa saja, tidak terkecuali pada pertahanan. Ketika perang Vietnam terjadi, semua sepakat bahwa disana Amerika dan sekutunya menggelar semua teknologi perang tercanggih pada zamannya, munisi dan logistik perang berlimpah tak ada kurangnya. Tapi dari semua itu, zaman memperlihatkan bahwa teknologi secanggih apapun ia, tapi perannya tak lebih dari sebatas alat. Amerika, negara adi daya itu pulang dengan membawa jenasah 50 ribu prajuritnya, tak punya "muka" sama sekali. 30 tahun kemudian, zaman memperlihatkan lagi bahwa teknologi perang tercanggih seperti apapun, sepertinya tak punya makna apa-apa. Amerika untuk kesekian kalinya dipermalukan zaman, dan kali ini di Irak. Kesengsaraan yang
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.