Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Ilmu tasawuf merupakan rumusan tentang teoritis terhadap wahyu-wahyu yang berkenaan dengan hubungan antara Tuhan dengan manusia dan apa yang harus dilakukan oleh manusia agar dapat berhubungan sedekat mungkin dengan Tuhan baik dengan pensucian jiwa dan latihan-latihan spiritual. Sedangkan ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan akidah dan adapun filsafat adalah rumusan teoritis terhadap wahyu tersebut bagai manusia mengenai keberadaan (esensi), proses dan sebagainya, seperti proses penciptaan alam dan manusia. Sedangkan ilmu jiwa (psikologi) adalah ilmu yang membahas tentang gejala-gejala dan aktivitas kejiwaan manusia. Maka dalam hal ini ilmu tasawuf tentunya mempunyai hubungan-hubungan yang terkait dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, baik dari segi tujuan, konsep dan kontribusi ilmu tasawuf terhadap ilmu-ilmu tersebut dan begitu pula sebaliknya bagaimana kontribusi ilmu keislaman yang lain terhadap ilmu tasawuf.
Ilmu kalam merupakan disiflin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Pembicaraan materi-materi yang tecakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh dzauq (rasa rohaniah). Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemikan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman. Allah berfirman : Artinaya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Tasawuf juga termasuk ke dalam ilmu-ilmu islam dan memiliki kedudukan di dalamnya
Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, 2020
Sufism means reviving the relationship between man and Allah SWT. Awareness of the sense of connection with Allah SWT will place a person to pleasure and mahabbah and ma'rifat, then he will not be disturbed by the changes of time during his life because the center of attention is no longer on those who change, but on those who remain unchanged, that is Allah SWT. Humans in this life need education as a means of communication with those in need. So, in this case, religious education is a very fundamental foundation in achieving the goals both ethically and aesthetically. Takhalli is a way of purifying oneself from reprehensible traits, such as jealousy or envy, suudzan, kibir, ujub, ria, suma ', bakhul, hubbul mal, tafahur, ghadab, ghibah, namimah, kizib, treachery. Then Tahalli by filling himself with praiseworthy attributes such as repentance, khauf, sincerity, gratitude, asceticism, patience, ridha, tawakal, mahabbah, zikrul maut, and getting closer to Allah SWT with four ...
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Epistemologi itu sendiri berarti sebuah cabang ilmu filsafat. Berarti bisa diartikan pada karya tulis ini akan membahas tentang cabang ilmu filsafat yang terdapat di dalam tasawuf.
2004
Ayat-ayat al-Qur'an itu, bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut yang lain, dan tidak mustahil jika anda mempersilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat lebih banyak dari apa yang anda lihat." (Abdullah Darraz, al-Naba' al-Azhim) Al-Qur'an, sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. dan petunjuk bagi umat manusia, memang memiliki berbagai keistimewaan. Keistimewaan tersebut bukan sekadar pada segi bahasanya saja yang indah dan unik, tetapi lebih dari itu ia menyimpan makna-makna yang dapat ditangkap oleh siapapun sesuai dengan kadar pemahamannya masingmasing. Menurut Muhammad Arkoun, seorang pemikir Aljazair, al-Qur'an memberikan kemungkinan-kemungkinan arti yang tak terbatas. Ayatayatnya selalu terbuka (bagi munculnya penafsiran baru), tidak pernah pasti dan tertutup dalam penafsiran tunggal. Itulah sebabnya, di dalam sejarah pemikiran Islam kita mengenal adanya berbagai corak penafsiran al-Qur'an, seperti corak sastra bahasa, corak filsafat dan teologi, corak penafsiran ilmiah, corak fiqh dan hukum, corak tasawuf, serta corak sastra budaya kemasyarakatan.
Benchmarking, 2019
Abstrak Penelitian ini akan menjelaskan tentang definisi tasawuf, perkembangan tasawuf, epistimologi dan tokoh tasawuf serta relevansi tasawuf terhadap pendidikan dengan menggunakan analisis pustaka serta mengumpulkan berbagai literatur primer. Tasawuf merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. (taqarrub) dengan melakukan serangkaian ritual-ritual tertentu dan mengamalkan pola hidup sederhana dan memperbanyak ibadah. Sedangkan yang menjadi tujuan dari tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Allah swt. melalui upaya pensucian diri (tadzkiyah an-nafs). Dalam dunia pendidikan Islam tasawuf memiliki peranan yang sangat signifikan. Seorang murid yang ingin memperoleh ilmu pengetahuan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuannya sendiri, ia mesti mengharap keridhaan Allah swt. Demikian juga seorang guru, tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu kepada muridnya, akan tetapi guru hendaknya mengajar dan mendidik dengan sifat ikhlas. Hal-hal semacam ini hanya akan diperoleh melalui praktik-praktik ajaran tasawuf. Kata kunci: Tasawuf, Relevansi, pendidikan PENDAHULUAN Tasawuf sesungguhnya sejak awal kemunculannya sampai zaman modern hari ini masih terus diamalkan, tentunya mengalami penyesuaian dengan perkembangan zaman. Jika dahulu tasawuf diajarkan hanya untuk memperoleh ketenangan hidup, melalui praktik-praktik yang kaku dan baku, akan tetapi hari ini tasawuf dilaksanakan dengan desain yang lebih kompleks dan lebih modern. Namun tetap dalam tujuan yang sama yakni untuk dapat dekat dengan Allah swt. sehingga dalam kehidupan sehari-hari orang yang dekat dengan Tuhan tidak akan merasa kegersangan hidup. Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, ita mengenal tradisi bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam Islam tidak hanya mengandalkan pengetahuan dan keterampilan semata. Ilmu dalam Islam, tidak hanya bersumber dari rasio yang diperoleh melalui jalan belajar secara manual. Akan tetapi, ilmu merupakan anugerah Allah swt. yang sangat luar biasa. oleh karena itu, untuk memperoleh ilmu pengetahuan itu, seorang hamba harus melakukan pendekatan kepada Allah dengan cara melakukan pembersihan jiwa terlebih dahulu (tazkiyah an-nafs). Pendekatan ini lah yang dimaksud dengan tasawuf.
Siti Nurazizah, 2024
Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan fiqih dan tasawuf dalam perspektif imam as-syafii. Ilmu fiqih berkaitan dengan amalan syari'at, sedangkan tasawuf berkaitan dengan batiniah. Dengan syari'at kita dapat taat menuruti peraturan-peraturan tuhan agama dengan
Bertemunya antra agama dan ilmu-ilmu sosial harus diletakkan dalam dua dimensinya, yaitu normativitas dan historisitas. Aspek normativitas ditekankan pada ajaran wahyu yang berupa teks-teks keagamaan, sedangkan sisi historisitas terletak pada pemahaman dan bagaimana orang atau kelompok orang melakukan interpretasi terhadap aturan-aturan agama dan menjadi pilihannya yang kemudian menjadi aktivitas kesehariannya. Namun, aspek normatif dan historis kerap berjalan secara timpang. Misalnya, pengajaran ilmu-ilmu agama Islam yang normatif-tekstual terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, hukum dan humaniora pada umumnya. Akibatnya, manusia terpinggirkan dari kandungan nilai spiritualitas-moralitas dan terasing dari aspek-aspek kehidupan yang menopang kehidupannya. Akibatnya, proses dehumanisasi secara massif dalam berbagai aspek kehidupan dalam keberagamaan maupun aplikasi keilmuan terjadi. Akan tetapi, seiring perkembangan pemikiran ilmu pengetahuan yang semakin kompleks, dikotomi radikal normatifitas dan historisitas mengalami shifting paradigm keilmuan. Integrasi tasawuf dan kebudayaan dalam hubungannya akan memperlihatkan hal yang sama: Kebuadayaan adalah realitas, yang sudah diciptakan, sudah dihasikan, sudah terbentuk atau sudah dilembagakan. Ini berarti, pengelihatan ilmu sosial terhadap budaya adalah memandang sebagai produk. Jika budaya dilihat sebagai sebuah proses, maka proses itupun adalah suatu proses, sebgaimana suadah ada, sebgaimana sedang berjalan. Kebudayaan itu terbentuk oleh sebuah kelompok yang dilakukan berulang-ulang dan diakui oleh masayarakat. Dalam kenyataan seperti itu, agama tidak lain menjadi identik dengan tradisi. Atau sebuah ekspresi budaya yang keyakinan orang terhadap suatu yang suci, tentang ungkapan keimanan terhadap yang kuasa. Jika hubungan agama dan tradisi ditempatkan sebagai wujud interpretasi sejarah dan kebudayaan, maka semua domain agama adalah kreatifitas manusia yang sifatnya sangat relatif. Artinya bahwa, kebenaran agama yang diyakini setiap orang sebgai yang " benar " , pada dasarnya hal itu sebatas yang bisa ditafsirkan dan diekspresikan oleh manusia yang relatif atas " kebenaran " , tuhan yang absolut. Dengan demikian apapun bentuk yang dilakukan oleh sikap manusia untuk mempertahankan, memperbaharui atau memurnikan tradisi agama, tetap saja harus dipandang sebagai fenomena manusia atas sejarahnya, tanpa harus dilihat bahwa yang satu berhak menegasikan " kebenaran " yang diklaim oleh orang lain, sambil menyatakan bahwa " kebenaran " yang dimilikinya sebagai yang " paling benar.
JURNAL PUSAKA
Ta?aw?f and culture are two inseparably concepts. Those shall be affiliate to create a synergy in completing for each other. Culture can be defined according to anthropological perspective as the human’s ideas outcomes, customs, social behaviour of a particular people or society, and the other manifestation of human achievement. Culture constitutes of dynamic human creative manifestation, which complies human’s mental (non-material) and physical (material) needs. Material culture tends to has mechanical characteristic, while the non-material one has psychological types. If we relate this definition to ta?aw?f concept, then ta?aw?f indeed involves itself within culture definition. It because ta?aw?f has the very anvil on Al-Qur’an and Hadi?t. Ta?aw?f guides the human beings toward the right path according to their natural tendency which is willing by Allah swt. The technological advance has been mediate human’s culture to the spectacular one. It is not only make people’s life getting...
Tasawuf dan Islam adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, sebagaimana nurani dan kesadaran tertinggi yang secara fitri tidak bisa dipisahkan di dalam agama tersebut dan agama merupakan fitrah manusia. 1 Sebab Islam tidak hanya suatu agama
COMSERVA Indonesian Jurnal of Community Services and Development
This study is intended to examine the integration of Islam and science with the Sufi model. The Sufi tradition contains a large number of cosmological and metaphysical doctrines explained by a Sufi master and an Irfani expert. Sufism includes methods of spiritual perception that deal with almost all different psychic faculties on action, love, and intellectual levels. The study method used is qualitative with library research. Religion and science cannot be separated from the point of view of Sufism, there are many things that can be used as lessons from science, even more so from Sufism. The science of Sufism is no longer an era that is always denied and debated. Therefore, it is time for us to take what is good in Sufism and discard what is not in accordance with sharia. On the other hand, let the Sufis continue to improve ukhuwah Islamiyah and be open (inclusive), and not closed (exclusive) as if the truth only belongs to them.
Jurnal Ilmu Ushuluddin, 2016
As all religions have their mysticism, Islamic mysticism is well known as Sufism. In its development, many schools ofSufism appeared and they had been influenced by several religions and beliefs around such as Christian, Buddhism,Hinduism, Gnotisism, etc. This article tends to tell about Islamic Mysticism and its epistemology. It will be discussedabout the definition of Sufism, its schools, its objects, and ways to get it. The writing classified kinds of IslamicMysticism too into three types, Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Amali, and Tasawuf Falsafi. Each type has thecertain character. In the end, it will be explained how to know the validity of Sufism.
2017
: The main purpose of this article is to explore akhlaq and tasawuf as a sience which is learned at all of islamic university in Indonesia. It is grouped as basic competence subject that is obliged by the Islamic University for all students to take this subject. The article tries to discuss this subject by explaining the meaning and definition of each akhlaq and tasawuf according to ulama’, correlation between them, and the urgency of akhlaq tasawuf in Islam. The article shows that akhlaq tasawuf is an important study among another Islamic studies, because of it’s object which is has strong correlation and implicable with the one’s soul and spiritual. Finally, studying akhlaq tasawuf want to build the understanding that worshiping god is not only building good relation to god, but also to all his creators. Keywords : Akhlaq, Tasawuf, Study of Akhlaq Tasawuf.
di dalam ilmu tasawuf juga terdapat integrasi nya dengan ilmu sains
Pendahuluan Para ulama tasawuf memberikan formulasi bahwa kehidupan Rasul bisa dilihat dari pandangan tasawuf. Hal itu merupakan pengejawantahan dari pengamalan tasawuf sebagaimana yang telah diformulasikan oleh para sufi, dan harus ditekankan bahwa Rasul tidak pernah menyatakan bahwa apa yang diamalkan itu merupakan pengamalan tasawuf, sebab istilah tasawuf saja lahir jauh setelah Rasul wafat. Namun, orang belakanganlah yang memformulasikan keilmuan dan istilah tasawuf. Nabi Muhammad SAW. adalah sosok manusia yang patut dicontoh, karena ia dinyatakan sebagai manusia yang berakhlak mulia. Seluruh perilakunya selalu menjadi pelajaran bagi umatnya dulu, kini dan yang akan datang, baik dalam bidang agama, politik, ekonomi maupun sosial budaya. Pada dasarnya, iman seseorang dikatakan tidak sempurna kalau tidak disertai dengan pelaksanaan ibadah, amal saleh, dan akhlak mulia. Pemahaman seperti ini merupakan pendekatan sufistik. Sebab, ilmu kalam atau teologi Islam hanya membicarakan iman...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.