Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
membahas perkembangan karya sastra serta sastrawan di jaman umayyah
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 2022
Tulisan ini bertujuan untuk meneliti mengenai perkembangan kritik sastra pada masa umayyah dan shadr islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu dengan mendeskripsikan bagaimana bentuk perkembangan pada masa umayyah dan shadr islam. Sedangkan dalam pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis, yang mana peneliti mencari sejarah-sejarah yang berkaitan dengan perkembangan kritik sastra pada masa umayyah dan shadr islam Adapun hasil dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui mengenai definisi dan pembagian kritik sastra Arab, serta mengetahui sekilas sejarah kritikmsastra arab, perkembangan puisi dan prosa prosa pada masa umayyah dan shadr islam. Selain itu, dalam penelitian ini menghasilkan sebuah informasi mengenai kritik sastra Arab prosa pada masa umayyah dan shadr islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW., kepemimpinan dipegang oleh sahabat nabi (khulafaurrasyidin) yaitu: Abu Bakar (11-13 H), Umar bin Khattab (13-23 H), Utsman bin Affan (24-35 H), dan Ali bin Abi Thalib (36-41 H). Setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib maka bentuk kekhalifahan berakhir dan berganti menjadi kerajaan/ dinasti yang tidak membuat ajaran islam berubah. Kerajaan ini dipelopori oleh dinasti umayyah yang berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (40-132 H) yang dimana peradabannya mengalami perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, pembahasan ini akan sedikit menguraikan perkembanganperkembangan di masa Dinasti Umayyah.
Kehidupan masyarakat muslim awal tidak dapat dilepaskan dari aktivitas bersastra, karena orang-orang muslim awal, terutama dalam konteks masyarakat Arab Muslim, menjadikan sastra menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan keseharian mereka. Sastra bagi mereka adalah: media komunikasi (penyampaian pesan), sumber nilai kemasyarakatan, ukuran kompetensi kalangan terdidik, ciri dari status sosial, dan media hiburan. Islam selalu terkait dan tidak dapat dipisahkan dari bahasa kaum Muslim, pada awal kemunculannya identik dengan bahasa Arab, terutama bahasa Arab dalam al-Quran. Kesusastraan Muslim awal dimulai dengan kitab suci al-Qur'an, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Terbukti bahasa Arab al-Qur'an merupakan bahasa yang sempurna dalam menangani topik-topik yang sangat halus dan dari bentuk bahasa yang ditampilkan. Hal ini terjadi pada masa kerasulan, Khulafa ur-Rasyidin dan masa Bani Ummayyah awal. Karena, setelah itu, keidentikkan bahasa dunia Islam dengan bahasa Arab mulai memudar, seiring masukknya bangsa-bangsa non-Arab ke dalam agama Islam atau kekuasaan politik Islam. Bahasa Persia, Hispano-Arabia, Urdu, Turki, Melayu, Jawa, Sunda, dan lain-lain, misalnya, pada masanya dipergunakan sebagai media untuk mengeksprsikan nilai-nilai keislaman, di samping bahasa Arab. Sebelum Nabi wafat, beliau telah merintis jalan untuk memperluas penyiaran Islam keluar jazirah Arabia. Usaha ini telah dicoba beberapa kali untuk mengajak pembesar kerajaan Romawi dan Persia untuk masuk Islam. Setelah Nabi wafat, usaha ini diteruskan oleh para Khulafa ur-Rasyidin. Istilah Khulafa ur-Rasyidin ini mengacu pada kepemimpinan (kekhalifahan) 4 khalifah Nabi Muhammad saw, yang terdiri dari:
Dinasti Bani Umayah merupakan dinasti Islam pertama yang didi¬ri¬kan oleh Mu’awiyah ibn Abi Sufyan pada tahun 41H-132/661-750 M. Ber¬dirinya dinasti ini mengalami proses perjalanan yang cukup panjang, sejak dari keinginan Mu’¬a¬wiyah ibn Abid Sufyan menjadi gubernur di Damaskus hingga ia memperoleh kekuasaan dari al-Hasan ibn Ali. Selama masa pe¬me¬rintahan dinasti ini, ba¬nyak perkembangan yang terjadi di dalam dunia Islam, mulai dari per¬kem¬bangan politik pemerintahan, eks¬pansi wilayah, kemajuan ilmu pengetahuan agama dan lain-lain. Oleh karena proses pem¬bentukan dinasti ini mengalami banyak persoalan politik, sosial keagamaan dan lain-lain, maka perlu dipelajari latar belakang dan asal usul dinasti ini, serta kemajaun yang dicapai pada masa pemerintahan dinasti Bani Umayah.
Masa kekhalifahan Abbasiyah merupakan masa kekhalifahan terlama pada masa sejarah muslim klasik, yakni dari tahun 750-1258 M. Masa Kekhalifahan Abbasiyah dianggap sebagai masa keemasan islam (the golden age) baik dalam bidang politik, agama, ekonomi, sosial, budaya, dan segala bidang lainnya mengalami kemajuan pesat daripada masa-masa sebelumnya. Salah satunya adalah di bidang sastra. Berbeda dengan pada masa Bani Umayyah yang hanya mengenal dunia syair sebagai titik puncak dari berkesenian ini dikarenakan pula Bani Umayyah adalah bani yang sangat resisten terhadap pengaruh selain Arab, maka pada zaman Abbasiyah inilah prosa berkembang subur. Mulai dari novel, buku-buku sastra, riwayat, hikayat, dan drama. Bermunculanlah para sastrawan yang ahli di bidang seni bahasa ini baik puisi maupun prosa. Wilayah kajian sastra tidak hanya puisi dan prosa tetapi sudah meluas dalam bidang karya tulis lainnya. Sastrawan pada masa ini dianggap sebagai gudangnya ilmu pengetahuan (Rusmana, 2011).
2014
Sastra pada masa Dinasti Bani ‘Umayyah berkembang orientasinya sebagai tindakan reaktif atas problematika yang muncul di zamannya. Munculnya kelompok-kelompok politik, aliran-aliran keagamaan, fanatisme kesukuan di masa ini telah menjadi sebab atas kelahiran tema-tema baru di dalam sastra, di antaranya adalah tema al-siyâsiy (politik), naqâidh (polemik), dan syi`r al-ghazal (cinta). Dari tema-tema yang muncul tersebut, dapat dilihat bahwa pada masa ini karya sastra tidak hanya dibuat untuk tujuan personal, melainkan dipergunakan untuk kepentingan kelompok (sekte) dan kekuasaan dan bahkan karya sastra menjadi barang komoditas (takassub bi al-syi`r) yang diperjual-belikan, sehingga fungsi yang ada pun tidak hanya sekedar untuk memberikan kesenangan dan nilai guna, melainkan ada fungsi-fungsi lain yang hadir mengikuti pola perkembangan sastra pada masa itu.
Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah
latar belakang berdirinya dinasti umayyah I, khalifah-khalifah yang memimpin pada masa dinasti Umayyah I, keberhasilan yang diperoleh pada masa dinasti umayyah I dan penyebab keruntuhannya
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tik Ilmeu : Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2021
Shaf Jurnal Sejarah Pemikiran dan Tasawuf, 2023
HEURISTIK: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2021
Buletin Al-Turas, 2019
`A Jamiy : Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 2021
At-Ta'dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, 2020
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan
Alsina : Journal of Arabic Studies, 2020
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya