Oleh: Gagan Mohammad I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN Globalisasiyang diikuti liberalisasi ekonomi, perdagangan, barang, jasa,bahkan ideologi dan politik,menyebabkan sosial budaya sertatata pemerintahan Indonesia menjadi absurd, bersamaan dengan itu Triple-T Revolution 1 menerobos batas teritori menyatu dalam genggaman tangan. Keadaan itu bercampur dengan gegap gempita euforia reformasi yang membuat Indonesia kehilangan, setidak-tidaknya orisinilitas budaya dan kearifan lokal dalam membangun bangsa dan negara bermartabat. Perkembangan "keadaban" politik dan kebijakan nasional, utamanya daya tangkal publik terhadap dampak negatif arus globalisasi yang kian merangsek memasuki wilayah ideologis dan theologis, dimana para pendiri bangsa dengan susah payah mengajarkannya melalui esotorisme Pancasila dan Pembukaan Konstitusi Republik Indonesia, "Berketuhanan sekaligus berkemanusiaan, adil dalam kesejahteraan dan sejahtera dalam keadilan". Semestinya meskipun tanpa adanya tekanan globalisasi, selaku "duta besar"(khalifah) Tuhan, manusia memang harus demokratis seiring tugasnya memuliakan entitas kejagatan, melaluiperangkat berupa insting Ilahiyah yang telah ada sejak penciptaan sebagai pencetus sifat homo homini socius, zoon politikon, atau bekebudayaan kemudian membentuk komunitas sosialdikemudian hari bernama bangsa dan negara. Dengan kata lain demokrasi datangnya dari manapun merupakan kebutuhan kemanusiaan yang bersifat ilahiyah, dan tentu saja demokrasi sebuah sistem sosial politik yang menekankan tanggung jawab individu dalam interaksi sosial adalah sebuah kebenaran, ketika Tuhan menganugerahkan kebebasan berkehendak kepada setiap manusia untuk melakukan apapun yang 1Triple-T Revolution, yakni Transportation, Travel and Telecomunication", berupa pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi telekomunikasi, transportasi dan komputerisasi dalam wujud revolusi arus informasi, manusia, barang dan jasa dengan spektrum intranasional dan internasional (Kamal Alamsyah). alam semesta untuk pertama kali", karena itu Newtonpun tidak pernah menyangka filsafat ilmu Newtonian dikemudian hari menjelma menjadi semacam "dogma iman" mazhab materialisme klasik yang hadir untuk mendegradasi eksistensi Tuhan sebagai penyebab penciptaan.